Sukses

13 Makanan Khas Suku Dayak, Wajib Dicoba Pecinta Kuliner Nusantara

Mengenal dan mencicipi makanan khas suku Dayak adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Liputan6.com, Jakarta - Suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan memiliki kekayaan kuliner yang patut dijelajahi. Makanan khas suku Dayak menawarkan cita rasa unik yang mencerminkan keragaman budaya dan sumber daya alam Kalimantan. Hidangan-hidangan ini tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan tradisi yang mendalam.

Bagi para pecinta kuliner nusantara, mengenal dan mencicipi makanan khas suku Dayak adalah pengalaman yang tak terlupakan. Dari hidangan utama hingga camilan, setiap suguhan memiliki cerita dan kekhasan tersendiri. Bahan-bahan lokal seperti rotan, daun singkong, hingga kelelawar diolah dengan keterampilan tangan para wanita Dayak menjadi santapan yang menggugah selera.

Kali ini akan membahas 13 makanan khas suku Dayak yang wajib dicoba. Persiapkan diri Anda untuk berpetualang dalam dunia kuliner yang eksotis dan memanjakan lidah. Mari kita simak hidangan-hidangan istimewa yang akan membawa Anda lebih dekat dengan warisan budaya Dayak!

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Sabtu (21/12/2024).

2 dari 3 halaman

1. Kue Tampi

Kue Tampi merupakan makanan ringan yang mudah ditemukan saat acara adat suku Dayak. Cara membuatnya sangat sederhana, yaitu dengan menggoreng tepung beras hingga matang. Kue ini biasanya disajikan dalam bentuk lingkaran kecil dan menjadi camilan yang nyaman untuk dinikmati sambil bercengkerama bersama keluarga.

2. Lemang / Pulut

Lemang atau Pulut adalah makanan khas suku Dayak yang terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam ruas bambu berlapis daun pisang dan dicampur dengan sedikit santan. Makanan ini kemudian dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api, menghasilkan cita rasa yang gurih. Lemang biasa disajikan dalam acara penting seperti pernikahan atau acara adat lainnya di daerah Kalimantan Barat.

3. Kue Lepet

Kue Lepet berasal dari kata 'lepet' yang berarti 'lipat' dalam bahasa Dayak. Kue tradisional ini terbungkus dalam daun pisang yang dilipat dan dikukus hingga matang, kemudian dilumuri dengan minyak. Bahan utama Kue Lepet adalah tepung beras, kelapa parut, dan gula merah. Kue ini memiliki rasa gurih dan sering ditemukan pada perayaan seperti pesta pernikahan atau acara adat Dayak.

4. Bangamat / Paing

Bangamat atau Paing adalah makanan unik khas suku Dayak yang terbuat dari daging kelelawar, khususnya jenis kelelawar pemakan buah. Setiap suku memiliki preferensi bumbu yang berbeda dalam mengolah hidangan ini. Suku Dayak Ngaju lebih menyukai Bangamat yang kaya akan bumbu, sementara suku Dayak Maang lebih memilih yang lebih sederhana dengan menggunakan daun pikauk dan serai. Bangamat juga dapat ditambahkan dengan sayur keladi atau hati batang pisang yang dipotong kecil-kecil.

5. Wadi

Melansir dari buku Budaya Makan Dalam Perspektif Kesehatan karya Toto Sudargo, dkk, Wadi adalah olahan ikan yang difermentasi dan merupakan makanan tradisional di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Proses fermentasi Wadi menggunakan metode penggaraman dalam wadah tertutup, mirip dengan pembuatan ikan asin.

Jenis ikan yang biasa digunakan adalah ikan air tawar seperti gabus, nila, patin, baung, tapah, dan jelawat. Wadi memiliki cita rasa agak masam dan asin dengan warna hitam.

6. Kalumpe

Kalumpe adalah makanan khas suku Dayak yang berbahan dasar daun singkong yang ditumbuk hingga halus. Hidangan ini dicampur dengan terong kecil dan dibumbui dengan rempah-rempah seperti serai, lengkuas, bawang merah, dan bawang putih. Kalumpe biasanya disajikan bersama dengan sambal terasi sebagai pelengkap.

7. Pisang Gapit

Pisang Gapit merupakan jajanan yang berasal dari Kalimantan Timur dan masih eksis hingga saat ini. Bahan utamanya adalah pisang kepok yang dibakar dan kemudian digeprek hingga pipih. Pisang yang sudah pipih kemudian disiram dengan saus gula merah, menghasilkan cita rasa manis dan aroma harum pisang. Pisang Gapit banyak dijumpai di pinggir jalan area perkotaan Kalimantan.

 

3 dari 3 halaman

8. Luba Laya

Melansir dari Kemenparekraf, Luba Laya adalah masakan khas Dayak Nunukan yang bentuknya mirip dengan lontong. Namun, Luba Laya memiliki cita rasa yang lebih gurih dan sedikit manis dibandingkan dengan lontong biasa. Keunikan Luba Laya terletak pada penggunaan beras adan krayan yang memberikan cita rasa khas. Dalam proses pembuatannya, Luba Laya menggunakan daun itip yang biasa ditemukan di wilayah Dayak, memberikan aroma harum pada masakan.

9. Karuang

Karuang adalah hidangan yang mirip dengan tumis daun singkong yang populer di banyak kota. Bahan utamanya adalah daun singkong yang dilengkapi dengan kuah, memberikan cita rasa segar. Masyarakat Dayak juga sering menggunakan terong sebagai pengganti atau pelengkap daun singkong. Karuang biasanya disajikan sebagai makanan berat dengan nasi hangat sebagai pendampingnya.

10. Bengamat

Bengamat adalah makanan ekstrem khas suku Dayak yang menggunakan daging kelelawar sebagai bahan utama. Namun, hanya kelelawar pemakan buah yang digunakan dalam hidangan ini. Daging kelelawar diolah dengan menggunakan berbagai rempah seperti daun salam, kunyit, ketumbar, dan santan untuk menghasilkan cita rasa yang lezat.

11. Botok Mengkudu

Masyarakat Dayak tidak hanya memanfaatkan mengkudu sebagai obat-obatan, tetapi juga sebagai bahan masakan. Salah satunya adalah Botok Mengkudu, di mana daun mengkudu digunakan sebagai pembungkus. Bungkusan daun mengkudu diisi dengan ikan air tawar dan rempah-rempah, kemudian dikukus. Botok Mengkudu memiliki cita rasa yang khas dibandingkan dengan botok yang menggunakan daun pisang sebagai pembungkus.

12. Juhu Singkah

Melansir dari Kemenparekraf, Juhu Singkah adalah makanan khas suku Dayak Ngaju yang menggunakan rotan sebagai bahan utamanya. Masyarakat Dayak Maayan menyebut hidangan ini dengan nama uwut nang'e. Rotan muda dibersihkan, dibumbui, dan dimasak bersama dengan ikan baung dan terong asam. Juhu Singkah semakin nikmat jika disantap dengan nasi hangat.

13. Umbut Rotan

Melansir dari RRI, Umbut Rotan adalah kuliner tradisional khas suku Dayak yang berbahan dasar rotan muda. Dalam bahasa Dayak Punan, Umbut Rotan dikenal dengan nama Wull Guy, sementara masyarakat Dayak Benuaq di Kutai Barat menyebutnya Urur Iyya. Rotan muda yang digunakan tumbuh liar di hutan Kalimantan.

Cara pengolahannya adalah dengan membersihkan duri rotan, lalu merebus untuk menghilangkan rasa pahit. Umbut Rotan memiliki tekstur lembut seperti rebung setelah dimasak. Hidangan ini dapat diolah dengan cara ditumis atau direbus, tergantung selera masing-masing.

Makanan khas suku Dayak merupakan warisan kuliner yang patut dilestarikan dan diperkenalkan kepada dunia. Setiap hidangan mencerminkan kearifan lokal dan keragaman bahan baku yang ada di Kalimantan.