Liputan6.com, Jakarta Ayam geprek, hidangan yang berasal dari Yogyakarta, awalnya dikenal dengan cita rasa pedas dan gurihnya yang khas. Dalam versi tradisionalnya, ayam yang digoreng dengan tepung crispy ini 'digeprek' atau dihancurkan bersama sambal pedas yang membuat lidah bergoyang.
Inovasi terbaru menghadirkan ayam geprek dengan tambahan keju mozarella yang meleleh di atasnya. Perpaduan antara tekstur renyah ayam geprek, pedasnya sambal, dan kelembutan keju mozarella menciptakan harmoni rasa yang unik dan menggugah selera.
Advertisement
Baca Juga
Modifikasi ini memberikan dimensi baru pada ayam geprek tradisional. Lelehan keju mozarella tidak hanya menambah cita rasa gurih, tetapi juga menciptakan sensasi "cheese pull" yang sangat digemari dan instagramable, menjadikannya viral di kalangan anak muda.
Berikut adalah sejumlah contoh makanan khas daerah yang dimodifikasi, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (22/12/2024).
Â
1. Ayam Geprek Mozarella
Ayam geprek, yang berasal dari Yogyakarta, awalnya merupakan inovasi sederhana dari Bu Ruminah pada tahun 2003 di kawasan Papringan. Dalam versi originalnya, ayam geprek dibuat dari ayam goreng berlapis tepung tipis yang digeprek (dipukul atau ditekan) dan dicampur dengan sambal ulek pedas. Proses "geprek" ini dimaksudkan untuk membuat daging ayam lebih mudah dimakan, sementara sambal yang pedas memberikan cita rasa khas yang menggugah selera.
Seiring perkembangan zaman, ayam geprek mengalami modifikasi menarik dengan penambahan keju mozzarella sebagai topping. Inspirasi modifikasi ini datang dari pengaruh kuliner Korea yang menggabungkan cita rasa pedas dengan lelehan keju mozzarella pada hidangan daging iga atau steak. Perpaduan antara tekstur renyah ayam geprek, pedasnya sambal khas Indonesia, dan lelehan keju mozzarella menciptakan harmoni rasa yang unik dan memikat.
Modifikasi ayam geprek dengan keju mozzarella menjadi bukti adaptasi kuliner lokal dengan sentuhan modern yang berhasil. Pemilihan keju mozzarella jenis padat dipilih agar tidak membuat ayam goreng tepung kehilangan kerenyahannya. Inovasi ini tidak hanya mengubah tampilan visual ayam geprek menjadi lebih menarik dengan efek "cheese pull" yang instagramable, tetapi juga menciptakan pengalaman baru dalam menikmati hidangan tradisional dengan sentuhan fusion yang kekinian.
Advertisement
2. Martabak Kekinian
Martabak, makanan khas Bangka Belitung ini telah lama menjadi favorit masyarakat Indonesia. Dalam versi tradisionalnya, martabak manis disajikan dengan topping sederhana seperti meses coklat, kacang, dan keju, serta olesan butter yang memberikan rasa gurih.
Seiring perkembangan zaman, martabak mengalami berbagai modifikasi yang menarik. Variasi topping kekinian mulai bermunculan, mulai dari green tea, red velvet, hingga black forest. Bahkan dalam satu loyang martabak, pelanggan bisa memilih beberapa topping berbeda.
Inovasi ini tidak hanya menyasar pada varian rasa, tetapi juga pada teknik penyajian dan dekorasi yang lebih menarik. Martabak kekinian sering kali disajikan dengan tampilan yang lebih colorful dan instagramable, menjadikannya tidak sekadar camilan tetapi juga trend kuliner.
3. Serabi Modern
Serabi, jajanan tradisional yang dikenal dengan kuah santan dan topping oncomnya, kini hadir dengan berbagai modifikasi yang menarik. Dalam versi aslinya, serabi memiliki tekstur lembut dengan rasa manis dari kuah santan yang gurih.
Modifikasi serabi modern menghadirkan berbagai varian topping yang lebih beragam, baik yang manis maupun asin. Pilihan topping kekinian seperti cokelat, keju, dan durian memberikan pilihan rasa baru yang menarik bagi penikmatnya.
Perubahan tidak hanya terjadi pada topping, tetapi juga pada cara penyajian yang lebih modern. Meski begitu, tekstur khas serabi yang lembut tetap dipertahankan, menjaga keotentikan makanan tradisional ini.
Advertisement
4. Kue Cubit Artisan
Kue Cubit, kudapan manis yang terkenal dengan tekstur setengah matangnya yang khas, mengalami transformasi menarik. Dalam versi tradisionalnya, kue cubit hanya ditaburi meses coklat sederhana sebagai topping.
Modifikasi modern menghadirkan kue cubit dengan berbagai varian topping premium seperti remahan Oreo, keju, coklat Nutella, hingga Kitkat matcha. Tidak hanya toppingnya yang berubah, adonan kue cubit pun kini hadir dalam berbagai warna yang menarik.
Inovasi ini memberikan pengalaman baru dalam menikmati kue cubit. Dengan tampilan yang lebih colorful dan variasi rasa yang beragam, kue cubit berhasil menarik perhatian generasi muda tanpa kehilangan karakteristik aslinya.
5. Cireng Kreasi
Cireng, makanan khas Sunda yang terbuat dari tepung tapioka, awalnya dikenal sebagai gorengan sederhana yang disajikan dengan saus oncom. Tekstur kenyal dan rasanya yang gurih menjadi ciri khas yang disukai banyak orang.
Dalam perkembangannya, cireng hadir dengan berbagai variasi isian yang inovatif. Mulai dari sosis, keju, bakso, hingga kornet menjadi pilihan isian yang populer. Bahkan kini cireng juga hadir dengan lelehan keju mozarella yang memberikan sensasi berbeda.
Modifikasi ini mengubah cireng dari sekadar gorengan menjadi camilan premium yang sering dijumpai di cafe dan resto modern. Meski mengalami perubahan, cita rasa khas cireng tetap terjaga.
Advertisement
6. Mochi Es Krim
Mochi, kudapan tradisional yang biasanya berisi kacang tanah tumbuk, kini hadir dengan inovasi yang menyegarkan. Dalam bentuk aslinya, mochi dikenal dengan tekstur kulitnya yang kenyal dan lembut dengan isian kacang yang gurih.
Modifikasi terbaru menghadirkan mochi dengan isian es krim dalam berbagai varian rasa. Perpaduan antara tekstur kulit mochi yang kenyal dengan es krim yang dingin dan lembut menciptakan sensasi yang unik saat dimakan.
Inovasi ini tidak hanya memberikan pengalaman baru dalam menikmati mochi, tetapi juga menjadikannya alternatif dessert yang menyegarkan. Ketika digigit, lelehan es krim di dalamnya memberikan kejutan yang menyenangkan.
7. Pisang Goreng Premium
Pisang goreng, gorengan sederhana yang sudah menjadi bagian dari kuliner Indonesia sejak lama, kini tampil dengan wajah baru yang lebih mewah. Dalam versi tradisionalnya, pisang goreng disajikan polos atau dengan taburan gula.
Modifikasi modern menghadirkan pisang goreng dalam bentuk nugget pisang dengan berbagai topping premium. Varian topping seperti matcha, red velvet, keju, dan coklat memberikan pilihan rasa yang lebih beragam dan menarik.
Inovasi ini mengangkat derajat pisang goreng menjadi camilan premium yang sering dijumpai di cafe modern. Meski tampilannya berubah, cita rasa pisang yang manis tetap menjadi daya tarik utama.
Advertisement
8. Nasi Timlo Modern
Nasi Timlo, makanan khas Solo yang dikenal dengan kesederhanaannya, kini hadir dalam versi premium yang mengejutkan. Dalam versi tradisionalnya, nasi timlo dikenal sebagai hidangan murah meriah dengan kuah segar dan aneka lauk.
Modifikasi terbaru menghadirkan nasi timlo dengan tambahan foie gras, hidangan mewah berbahan hati bebek yang terkenal mahal. Perpaduan antara kesegaran kuah timlo dengan kelezatan foie gras menciptakan harmoni rasa yang unik.
Inovasi ini mengangkat status nasi timlo dari hidangan sederhana menjadi makanan high-class yang biasa dijumpai di restoran mewah dan mal. Meski harganya jauh lebih mahal, keunikan rasanya menjadikan nasi timlo foie gras incaran pencinta kuliner.
Modifikasi makanan khas daerah merupakan bentuk kreativitas yang mempertemukan tradisi dengan modernitas. Meski mengalami perubahan dalam hal penyajian dan variasi rasa, esensi dan cita rasa asli dari makanan-makanan ini tetap terjaga. Inovasi ini tidak hanya berhasil menarik minat generasi muda, tetapi juga membuka peluang bisnis baru di dunia kuliner Indonesia.