Sukses

10 Makanan Khas Tulungagung Legendaris, Kelezatan yang Wajib Dicoba

Jelajahi kelezatan makanan khas Tulungagung yang menggoda, dari Ayam Lodho hingga Jenang Syabun. Temukan resep, cita rasa, dan rekomendasi tempat terbaik untuk mencicipi hidangan autentik kota marmer!

Liputan6.com, Jakarta Tulungagung, kabupaten yang terkenal sebagai penghasil marmer terbesar di Indonesia, menyimpan kekayaan kuliner yang tak kalah memikat dengan destinasi wisatanya. Di balik jajaran pantai selatan yang indah dan wisata pegunungannya yang memesona, tersaji beragam hidangan tradisional yang menjadi warisan kuliner tak ternilai.

Setiap makanan khas Tulungagung memiliki keunikannya tersendiri, mencerminkan kekayaan rempah dan kreativitas masyarakat lokalnya dalam mengolah bahan-bahan sederhana menjadi hidangan istimewa. Dari hidangan utama hingga kudapan tradisional, setiap sajian menawarkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Bagi Anda yang berencana mengunjungi kota marmer ini atau sekadar ingin mencicipi kuliner tradisionalnya, berikut adalah daftar makanan khas Tulungagung yang wajib dicoba, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (23/12/2024). Setiap hidangan ini tidak hanya menawarkan cita rasa yang lezat, tetapi juga menyimpan cerita dan tradisi yang menarik untuk diketahui.

2 dari 11 halaman

Ayam Lodho: Sang Primadona Kuliner Tulungagung

Ayam Lodho merupakan raja di antara makanan khas Tulungagung. Hidangan ini menghadirkan perpaduan sempurna antara ayam kampung bakar yang diolah kembali dalam kuah santan kental berbumbu. Cita rasanya kompleks dengan dominasi rasa gurih dari santan yang dipadu dengan pedas mengigit dari rempah-rempah dan cabai.

Pembuatan Ayam Lodho dimulai dengan memilih ayam kampung berkualitas yang dibakar hingga kecokelatan. Setelah itu, ayam dimasak kembali dalam kuah santan yang diberi bumbu lengkap seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, jahe, lengkuas, daun salam, dan cabai. Proses memasak yang panjang membuat bumbu meresap sempurna hingga ke tulang.

Kesempurnaan rasa Ayam Lodho terletak pada teknik memasaknya yang harus tepat. Ayam harus dibakar dengan tingkat kematangan yang pas, tidak terlalu gosong namun cukup untuk memberikan aroma smoky yang khas. Kuah santannya juga harus dimasak dengan api kecil hingga mengental dan bumbu benar-benar meresap.

Untuk mencicipi Ayam Lodho autentik, Anda bisa mengunjungi warung-warung tradisional di pusat kota Tulungagung dengan harga mulai dari Rp25.000 per porsi. Salah satu yang terkenal adalah Ayam Lodho Perempatan Gleduk yang buka sejak pukul 05.00 WIB dan sering kali habis sebelum siang hari.

3 dari 11 halaman

Sompil: Sajian Sederhana dengan Rasa Menawan

Sompil, meski namanya mungkin terdengar asing, merupakan salah satu makanan khas Tulungagung yang memiliki penggemar setia. Hidangan ini merupakan perpaduan harmonis antara lontong yang diiris dan sayur rebung yang gurih. Cita rasanya kompleks dengan perpaduan gurih dari santan, segar dari sayuran, dan renyah dari tambahan pelengkapnya.

Bahan utama Sompil adalah lontong yang dibuat dari beras berkualitas dan dimasak hingga padat sempurna. Sayur rebungnya dimasak dengan santan dan bumbu lengkap, kemudian dilengkapi dengan sayuran tambahan seperti kacang panjang dan daun melinjo. Yang membuat hidangan ini istimewa adalah taburan bubuk kedelai dan peyek kacang yang menambah dimensi tekstur.

Proses pembuatan Sompil membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Rebung harus direbus berulang kali untuk menghilangkan rasa pahitnya sebelum dimasak dengan bumbu. Pembuatan lontong juga memerlukan waktu cukup lama agar teksturnya pas. Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, dan rempah lainnya dihaluskan untuk menciptakan cita rasa yang kaya.

Sompil dapat ditemukan di warung-warung tradisional Tulungagung dengan harga yang sangat terjangkau, berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per porsi. Hidangan ini paling nikmat disantap saat pagi hari sebagai menu sarapan yang mengenyangkan.

4 dari 11 halaman

Sego Bantingan: Nasi Bungkus Legendaris

Sego Bantingan adalah bukti nyata bahwa kesederhanaan bisa menghadirkan kelezatan luar biasa. Nasi bungkus berukuran segenggam tangan ini terkenal dengan porsinya yang mungil namun mengenyangkan. Rasanya sederhana namun memuaskan, dengan kombinasi nasi hangat dan lauk pauk yang pas.

Hidangan ini terdiri dari nasi putih berkualitas yang dibungkus dengan lauk sederhana seperti sayur, mie, tahu, dan potongan telur. Meskipun sederhana, setiap komponen dimasak dengan bumbu yang tepat sehingga menciptakan harmoni rasa yang nikmat. Porsinya yang kecil justru menjadi daya tarik tersendiri.

Proses pembuatan Sego Bantingan menekankan pada efisiensi dan kepraktisan. Nasi dan lauk dimasak secara terpisah, kemudian dikombinasikan dalam porsi yang pas sebelum dibungkus dengan daun pisang atau kertas minyak. Nama 'bantingan' sendiri konon berasal dari ukurannya yang kecil sehingga seolah mudah 'dibanting'.

Sego Bantingan bisa ditemukan di berbagai warung dan angkringan di Tulungagung dengan harga super ekonomis, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp7.000 per bungkus. Hidangan ini sangat populer di kalangan mahasiswa dan pekerja sebagai alternatif makan siang yang praktis dan ekonomis.

5 dari 11 halaman

Pecel Punten: Paduan Unik Ketan dan Sayuran

Pecel Punten menghadirkan twist unik dalam dunia kuliner Tulungagung dengan memadukan nasi ketan yang ditumbuk halus (punten) dengan aneka sayuran segar dan bumbu pecel. Cita rasanya merupakan perpaduan sempurna antara gurih dari punten yang disantan, segar dari sayuran, dan pedas gurih dari bumbu pecel.

Bahan utama hidangan ini adalah nasi ketan yang dimasak hingga matang sempurna, kemudian ditumbuk halus dan diberi santan. Sayuran yang digunakan sangat beragam, meliputi kacang panjang, daun singkong, bayam, mentimun, kembang turi, kecambah, kangkung, dan kemangi. Semua ini disajikan dengan bumbu pecel yang terbuat dari kacang tanah sangrai yang dihaluskan dengan berbagai bumbu rempah.

Pembuatan Pecel Punten memerlukan keahlian khusus, terutama dalam mengolah ketan menjadi punten. Ketan harus dimasak dengan takaran air yang pas agar tidak terlalu lembek atau keras. Setelah matang, ketan ditumbuk hingga halus dan dicampur santan dengan komposisi yang tepat. Bumbu pecel juga dibuat dari bahan-bahan berkualitas dan diolah dengan cara tradisional untuk mendapatkan rasa terbaik.

Hidangan ini bisa ditemukan di warung-warung tradisional Tulungagung dengan harga berkisar antara Rp12.000 hingga Rp15.000 per porsi. Paling nikmat disantap saat pagi atau siang hari ketika sayuran masih segar.

6 dari 11 halaman

Jenang Syabun: Oleh-Oleh Manis Penuh Kenangan

Jenang Syabun merupakan kudapan tradisional yang menjadi salah satu oleh-oleh paling dicari dari Tulungagung. Makanan ini memiliki tekstur lembut dan rasa manis legit yang khas. Kelezatannya terletak pada perpaduan sempurna antara gurihnya santan dan manisnya gula.

Pembuatan jenang ini menggunakan bahan-bahan berkualitas seperti beras ketan pilihan, kelapa segar, gula pasir, dan susu kental manis. Semua bahan ini diolah dengan metode tradisional untuk menghasilkan tekstur yang lembut dan rasa yang konsisten. Dalam satu kotak biasanya berisi 16 potong jenang.

Proses pembuatan Jenang Syabun memakan waktu cukup lama karena membutuhkan kesabaran dalam mengaduk adonan hingga mencapai kekentalan yang pas. Pengadukan terus-menerus dalam waktu lama diperlukan untuk mendapatkan tekstur yang lembut dan tidak menggumpal. Jenang ini dibuat tanpa bahan pengawet sehingga hanya bertahan sekitar empat hari.

Jenang Syabun dapat dibeli di berbagai toko oleh-oleh dan pasar tradisional di Tulungagung dengan harga berkisar antara Rp25.000 hingga Rp35.000 per kotak. Meski harganya terbilang premium, kualitas dan rasanya sepadan dengan harga yang ditawarkan.

7 dari 11 halaman

Capar Tape: Perpaduan Rasa yang Mengejutkan

Capar Tape atau yang juga dikenal sebagai Tape Pecel adalah inovasi kuliner unik dari Tulungagung. Hidangan ini menggabungkan fermentasi singkong (tape) dengan bumbu pecel yang pedas gurih. Kombinasi tak terduga ini menghasilkan harmoni rasa asam, manis, dan pedas yang mengejutkan lidah.

Bahan utamanya adalah tape singkong berkualitas yang sudah difermentasi dengan sempurna hingga mencapai tingkat kemanisan yang pas. Tape ini kemudian disajikan dengan kecambah rebus yang renyah dan disiram dengan bumbu kacang yang khas. Beberapa warung menambahkan mentimun segar untuk menyeimbangkan rasa.

Keberhasilan membuat Capar Tape sangat bergantung pada kualitas tape dan bumbu pecel yang digunakan. Tape harus difermentasi dengan tepat agar tidak terlalu asam atau terlalu manis. Bumbu pecel dibuat dari kacang tanah yang disangrai dan dihaluskan dengan berbagai rempah pilihan untuk mendapatkan rasa yang optimal.

Hidangan unik ini bisa ditemukan di warung-warung tradisional Tulungagung dengan harga yang sangat terjangkau, sekitar Rp8.000 hingga Rp12.000 per porsi. Meski terdengar aneh, kombinasi rasanya yang unik membuat banyak orang ketagihan.

8 dari 11 halaman

Nasi Patik: Sajian Tradisional Penuh Cita Rasa

Nasi Patik adalah sajian nasi lengkap yang menjadi favorit warga Tulungagung. Hidangan ini menggabungkan nasi dengan urap sayur, sayur lodeh, dan lauk berupa ayam dan telur. Yang membuatnya istimewa adalah cara penyajiannya yang tradisional menggunakan daun pisang atau daun jati, memberikan aroma alami yang menggugah selera.

Bahan-bahan yang digunakan dalam Nasi Patik harus segar dan berkualitas. Sayuran untuk urap dipilih yang masih segar dan renyah, seperti kacang panjang, tauge, dan kangkung. Sayur lodeh dibuat dengan santan kental dan bumbu rempah lengkap. Lauk ayam dimasak dengan bumbu khusus hingga meresap, sementara telur biasanya disajikan dalam bentuk telur dadar atau telur rebus.

Proses pembuatan Nasi Patik memerlukan ketelitian dalam mengolah setiap komponennya. Bumbu urap harus memiliki perpaduan rasa yang pas antara kelapa parut dan rempah-rempahnya. Sayur lodeh dimasak dengan api kecil agar santan tidak pecah dan bumbu meresap sempurna. Penyajian dalam daun pisang atau daun jati harus rapi agar aroma natural dari daun dapat meresap ke dalam makanan.

Nasi Patik bisa ditemukan di warung-warung makan tradisional Tulungagung dengan harga berkisar antara Rp15.000 hingga Rp25.000 per porsi. Hidangan ini paling nikmat disantap hangat saat sarapan atau makan siang.

9 dari 11 halaman

Jenang Grendol: Manis Legit Penuh Kenangan

Jenang Grendol adalah kudapan manis yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Tulungagung. Hidangan ini memiliki tekstur kenyal dari tepung kanji dan disajikan dengan kuah santan atau juruh (kuah gula merah). Keunikannya terletak pada kombinasi tiga jenis jenang yang biasa disajikan bersama: Jenang Grendol, Jenang Baning, dan Jenang Ketan.

Bahan utama Jenang Grendol adalah tepung kanji berkualitas yang diolah hingga mencapai tekstur kenyal yang pas. Jenang Baning dibuat dari tepung beras, sementara Jenang Ketan menggunakan bahan dasar ketan hitam. Kuah santan yang gurih atau juruh yang manis dibuat dari santan kental atau gula merah pilihan yang dimasak dengan berbagai rempah.

Pembuatan jenang ini membutuhkan keterampilan khusus, terutama dalam menentukan tingkat kematangan yang tepat. Adonan harus diaduk terus-menerus hingga mencapai kekentalan yang diinginkan. Kuah santan atau juruh juga harus dimasak dengan hati-hati agar menghasilkan rasa yang seimbang dan tidak mudah rusak.

Jenang Grendol dapat ditemukan di pasar tradisional atau warung-warung yang menjual jajanan tradisional di Tulungagung. Harganya sangat terjangkau, berkisar antara Rp8.000 hingga Rp12.000 per porsi, tergantung pada kombinasi jenang dan kuah yang dipilih.

10 dari 11 halaman

Sate dan Gulai Kambing: Paduan Sempurna Rasa Tradisional

Sate dan Gulai Kambing khas Tulungagung menghadirkan pengalaman kuliner yang berbeda dari sate kambing pada umumnya. Keunikannya terletak pada teknik membakar sate yang dicelupkan ke dalam kuah gulai sebelum disajikan, menciptakan paduan rasa yang kaya dan kompleks. Sentuhan akhir berupa bumbu petis dan kecap manis menambah dimensi rasa yang membuat hidangan ini begitu istimewa.

Bahan utama yang digunakan adalah daging kambing segar pilihan yang dipotong sesuai standar sate. Bumbu marinasi terdiri dari berbagai rempah tradisional seperti ketumbar, jinten, bawang putih, dan bawang merah yang dihaluskan. Kuah gulai dibuat dari santan kental yang dimasak dengan bumbu kompleks termasuk kunyit, jahe, lengkuas, dan aneka rempah lainnya.

Proses pembuatan dimulai dengan merendam daging dalam bumbu marinasi selama beberapa jam. Setelah itu, daging ditusuk dan dibakar di atas bara api. Yang membedakan adalah setiap beberapa saat, sate dicelupkan ke dalam kuah gulai yang mendidih, membuat bumbu dan rasa meresap sempurna ke dalam daging. Penyajian akhir dilengkapi dengan siraman bumbu petis dan kecap manis.

Hidangan ini dapat ditemukan di warung-warung sate tradisional Tulungagung dengan harga berkisar antara Rp35.000 hingga Rp50.000 per porsi. Biasanya disajikan dengan nasi putih hangat dan acar sayuran sebagai pelengkap.

11 dari 11 halaman

Sredek: Camilan Tradisional yang Menggoda

Sredek merupakan kudapan unik yang terbuat dari gethuk singkong yang digoreng, menghasilkan tekstur yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Camilan ini memiliki cita rasa yang khas, perpaduan antara manisnya singkong dan gurihnya bumbu yang digunakan saat menggoreng.

Bahan utama Sredek adalah singkong pilihan yang dikukus hingga matang dan ditumbuk bersama bumbu-bumbu seperti garam dan daun pandan untuk memberikan aroma. Adonan kemudian dibentuk dan digoreng hingga keemasan. Yang membuat sredek berbeda adalah teknik menggorengnya yang harus tepat untuk mendapatkan tekstur yang ideal.

Pembuatan Sredek memerlukan keahlian khusus, terutama dalam menentukan tingkat kematangan singkong yang pas dan teknik menggoreng yang tepat. Singkong harus dikukus hingga benar-benar matang agar mudah ditumbuk halus. Proses menggoreng juga harus dilakukan dengan api sedang agar bagian luar bisa renyah tanpa membuat bagian dalam menjadi keras.

Sredek biasanya dijual di warung-warung tradisional dan pasar di Tulungagung dengan harga yang sangat terjangkau, berkisar antara Rp2.000 hingga Rp5.000 per porsi. Camilan ini paling nikmat disantap hangat dan dinikmati bersama cabai rawit serta secangkir teh panas.

Dengan beragamnya pilihan kuliner yang ditawarkan, Tulungagung membuktikan diri sebagai salah satu destinasi wisata kuliner yang menarik di Jawa Timur. Setiap hidangan tidak hanya menawarkan cita rasa yang unik, tetapi juga menyimpan cerita dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Jangan lupa untuk mencicipi makanan-makanan khas ini saat berkunjung ke Tulungagung, atau membawanya sebagai oleh-oleh untuk dibagikan kepada keluarga dan teman.