Liputan6.com, Jakarta Seorang pemuda di Kabupaten Bojonegoro meninggal dunia setelah mengonsumsi belalang. Belalang yang dikonsumsi tersebut diduga berjenis belalang bulus atau yang lebih dikenal dengan sebutan belalang setan. Kejadian ini sontak menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan oleh serangga tersebut.
Belalang setan memang memiliki penampilan yang menarik dengan warna-warni cerah pada tubuhnya. Namun, di balik kecantikannya tersimpan bahaya yang mematikan. Serangga ini diketahui menghasilkan cairan beracun sebagai mekanisme pertahanan diri.
Lantas, seperti apa sebenarnya belalang setan itu? Benarkah serangga ini berbahaya bagi manusia? Mari kita mengenal lebih jauh tentang belalang setan melalui informasi berikut.
Advertisement
Ciri-ciri Fisik Belalang Setan
Belalang setan (Aularches miliaris) adalah serangga yang termasuk dalam famili Pyrgomorphidae. Serangga ini memiliki ciri fisik yang khas, yaitu tubuhnya yang berwarna-warni cerah.
- Kepala dan dada berwarna gelap kebiruan dengan garis kuning cerah di bagian samping.
- Perut berwarna hitam dengan garis-garis merah cerah.
- Sayap berwarna hijau dengan bercak kuning.
Warna-warni pada tubuh belalang setan berfungsi sebagai peringatan bagi predator akan keberadaan racun yang dimilikinya. Mengutip situs resmi Faperta UGM, warna-warni badan belalang itu sebagai peringatan untuk menjauhkan diri dari predator.
Advertisement
Perilaku dan Habitat Belalang Setan
Belalang setan memiliki perilaku yang unik. Salah satunya adalah kebiasaan makan di malam hari, berbeda dengan kebanyakan belalang lain yang aktif di siang hari. Selain itu, belalang setan juga diketahui bergerak lamban dan lebih memilih menjatuhkan diri daripada terbang saat merasa terancam.
Belalang ini agak berbeda dengan belalang pada umumnya yang makan pada saat siang hari. Belalang setan makan pada saat malam hari.
Belalang setan dapat ditemukan di berbagai wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Habitat belalang setan biasanya berada di hutan, perkebunan, dan lahan pertanian.
Cairan Beracun
Belalang setan memiliki mekanisme pertahanan diri yang cukup unik, yaitu dengan mengeluarkan cairan beracun dari tubuhnya. Cairan ini dikeluarkan dari bagian dada (toraks) saat belalang merasa terganggu atau terancam. Cairan beracun ini berfungsi untuk melumpuhkan atau mengusir predator.
Ketika dipegang manusia dan merasa terganggu, belalang setan mengeluarkan cairan berupa busa yang menyebabkan iritasi kulit pada sebagian orang dan juga mengeluarkan bunyi seperti derikan.
Cairan beracun belalang setan mengandung senyawa kimia yang berpotensi membahayakan. Meskipun belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa racun belalang setan dapat menewaskan manusia, namun efeknya dapat bervariasi tergantung pada jumlah paparan dan sensitivitas individu.
Advertisement
Keamanan Konsumsi
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor Kep-13/MUI/IV/Tahun 2000 tentang Makan dan Budidaya Cacing dan Jangkrik menempatkan belalang seperti halnya jangkrik, yaitu sejenis serangga yang boleh (mubah/halal) dikonsumsi sepanjang tidak menimbulkan kerugian (mudharat).
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua jenis belalang aman dikonsumsi. Beberapa jenis belalang, termasuk belalang setan, diketahui mengandung racun. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati dan memastikan jenis belalang yang akan dikonsumsi benar-benar aman.
Apakah belalang setan mematikan?
Meskipun belum ada penelitian yang membuktikan bahwa racun belalang setan dapat menewaskan manusia, namun serangga ini memiliki cairan beracun yang dapat membahayakan.
Advertisement
Bagaimana cara membedakan belalang setan dengan belalang lain?
Belalang setan memiliki ciri khas pada warna tubuhnya yang cerah dan mencolok.
Apakah belalang setan hanya ditemukan di Bojonegoro?
Tidak, belalang setan dapat ditemukan di berbagai wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Advertisement