Liputan6.com, Jakarta - Bagi kamu para pelajar atau mahasiswa, pasti tidak asing dengan istilah gap year. Gap year adalah jeda waktu yang diambil seseorang, biasanya setahun, sebelum melanjutkan studi ke jenjang berikutnya, seperti dari SMA ke perguruan tinggi. Fenomena gap year semakin umum dilakukan oleh anak muda masa kini dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
Baca Juga
Advertisement
Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk mengambil gap year, ada baiknya memahami apa itu gap year secara utuh. Selain mengenal definisinya, kamu juga perlu tahu apa saja kelebihan dan kekurangan dari mengambil jeda studi ini. Pemahaman yang komprehensif, kamu bisa membuat keputusan yang lebih matang dan sesuai dengan kondisimu.
Nah, buat kamu yang penasaran dengan seluk-beluk gap year, yuk simak pembahasan lengkapnya dalam artikel ini. Kita akan membahas secara mendalam tentang definisi gap year, alasan mengapa orang memilih untuk mengambilnya, serta pro dan kontra yang perlu dipertimbangkan.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Rabu (25/12/2024).
Gap Year Adalah?
Gap year adalah istilah yang merujuk pada jeda waktu yang diambil seseorang, umumnya selama setahun, sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Melansir dari Quipper Campus, gap year biasanya dilakukan oleh mahasiswa yang ingin mengambil waktu kosong sebelum masuk ke perguruan tinggi atau menunda masa studinya di bangku kuliah.
Alasan seseorang memilih untuk gap year bisa beragam. Beberapa di antaranya adalah karena belum diterima di kampus atau jurusan yang diinginkan, ingin mengejar sekolah di luar negeri, kondisi finansial keluarga yang belum stabil, atau sekadar ingin beristirahat sejenak dari rutinitas akademik.
Apapun alasannya, gap year adalah menjadi kesempatan bagi individu untuk mematangkan diri sebelum melangkah ke fase pendidikan selanjutnya. Selama masa gap year, seseorang biasanya mengisi waktunya dengan berbagai kegiatan yang dianggap bermanfaat untuk pengembangan diri.
Contohnya adalah dengan bekerja, mengikuti kursus atau pelatihan, terlibat dalam kegiatan volunter, atau bahkan traveling untuk memperluas wawasan. Tujuannya adalah agar waktu jeda tersebut tidak terbuang sia-sia, melainkan menjadi kesempatan untuk menambah pengalaman dan keterampilan baru.
Meski demikian, mengambil gap year bukanlah keputusan yang bisa diambil sembarangan. Perlu pertimbangan matang dan perencanaan yang baik agar jeda studi ini bisa dimanfaatkan secara optimal. Tanpa persiapan yang matang, bukan tidak mungkin gap year justru menjadi batu sandungan yang menghambat progres akademik seseorang.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengambil gap year, sangat penting bagi seseorang untuk memahami konsekuensi dan tanggung jawab yang menyertainya. Melakukan refleksi diri, menetapkan tujuan yang jelas, serta mencari informasi dari berbagai sumber bisa menjadi langkah awal yang bijak sebelum mantap mengambil keputusan. Bila begitu, gap year adalah bisa menjadi pilihan yang tepat dan bermanfaat untuk pengembangan diri di masa depan.
Advertisement
Kelebihan Gap Year
Melansir dari Binus University, berikut adalah beberapa kelebihan atau manfaat dari mengambil gap year:
1. Kesempatan untuk menemukan passion dan minat
Gap year adalah memberikan waktu bagi seseorang untuk menjelajahi berbagai bidang dan aktivitas yang mungkin belum pernah dicoba sebelumnya. Dengan mencoba hal-hal baru, individu bisa menemukan passion dan minat yang sesungguhnya, sehingga bisa lebih mantap dalam menentukan jurusan atau karier di masa depan.
2. Mendapatkan pengalaman kerja yang berharga
Jika diisi dengan bekerja, gap year bisa menjadi kesempatan emas untuk mendapatkan pengalaman profesional secara nyata. Pengalaman ini tidak hanya bermanfaat untuk mengasah skill, tapi juga membangun network dan meningkatkan nilai jual saat melamar pekerjaan di kemudian hari.
3. Mengembangkan keterampilan dan wawasan baru
Gap year adalah bisa dimanfaatkan untuk mengikuti kursus, pelatihan, atau program pengembangan diri lainnya. Dengan mempelajari hal-hal baru di luar bidang akademik, individu bisa memperluas wawasan dan mengasah keterampilan yang mungkin tidak didapatkan di bangku sekolah.
4. Membangun kemandirian dan kedewasaan
Mengambil jeda studi berarti juga harus siap menghadapi tanggung jawab dan konsekuensi dari pilihan tersebut. Hal ini bisa melatih kemandirian dan kedewasaan seseorang dalam mengambil keputusan serta mengelola waktu dan sumber daya yang dimiliki.
5. Meningkatkan motivasi dan fokus saat kembali belajar
Setelah rehat sejenak dari rutinitas akademik, individu yang mengambil gap year seringkali kembali ke bangku kuliah dengan semangat dan fokus yang lebih tinggi. Mereka cenderung lebih menghargai kesempatan belajar dan memiliki tujuan yang lebih jelas setelah menjalani pengalaman di dunia nyata.
Â
Kekurangan Gap Year
Di samping berbagai kelebihan yang ditawarkan, mengambil gap year juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Melansir dari Binus University, berikut adalah kekurangan dari gap year:
1. Dianggap kurang kompetitif secara akademik
Tidak dapat dipungkiri, sebagian orang masih menganggap mereka yang mengambil gap year sebagai individu yang kurang mampu bersaing secara akademik. Alasannya, jeda setahun atau lebih dari rutinitas belajar dianggap bisa menyebabkan penurunan kemampuan akademis dan membuat individu tertinggal dari rekan-rekan seusianya.
2. Potensi kerugian finansial
Jika tidak direncanakan dengan baik, gap year adalah bisa membuat seseorang mengalami kerugian finansial. Pasalnya, selama jeda studi tersebut, individu harus tetap mengeluarkan biaya hidup, terlebih jika memutuskan untuk traveling atau mengikuti program berbayar. Tanpa pemasukan yang cukup, gap year bisa menjadi beban keuangan yang memberatkan.
3. Kehilangan momentum belajar
Kembali ke rutinitas belajar setelah setahun atau lebih vakum bukanlah hal yang mudah. Individu yang mengambil gap year kerap mengalami kesulitan untuk mengembalikan ritme dan disiplin belajar yang sebelumnya telah terbangun. Kehilangan momentum ini bisa berdampak pada prestasi akademik saat kembali kuliah.
4. Tekanan sosial dan stigma negatif
Meskipun semakin umum dilakukan, mengambil gap year masih kerap disertai stigma negatif di masyarakat. Tidak jarang, mereka yang memutuskan untuk rehat sejenak dari studi dianggap sebagai individu yang malas, tidak serius, atau bahkan gagal. Tekanan sosial semacam ini bisa menjadi beban mental tersendiri yang harus dihadapi oleh mereka yang mengambil gap year.
5. Risiko kehilangan fokus dan arah tujuan
Tanpa perencanaan yang matang dan tujuan yang jelas, gap year bisa menjadi bumerang bagi individu yang menjalaninya. Alih-alih mengembangkan diri, waktu jeda tersebut justru terbuang sia-sia tanpa aktivitas yang berarti. Kehilangan fokus dan arah tujuan selama gap year bisa membuat individu semakin sulit menemukan motivasi untuk kembali melanjutkan studi.
Berdasarkan pembahasan di atas, bisa disimpulkan bahwa keputusan untuk mengambil gap year adalah pilihan yang sangat personal dan bergantung pada kondisi masing-masing individu. Memahami kelebihan dan kekurangan gap year secara komprehensif bisa menjadi panduan untuk menimbang apakah pilihan tersebut tepat untuk diambil atau tidak.
Advertisement