Liputan6.com, Jakarta Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi, menyebabkan tubuh tidak berfungsi secara optimal. Sebagai komponen utama tubuh, air memegang peran penting dalam berbagai fungsi vital, mulai dari melancarkan sistem pencernaan hingga menjaga kestabilan suhu tubuh. Namun, banyak orang sering kali menganggap dehidrasi sebagai rasa haus biasa yang sepele.
Jika dibiarkan, dehidrasi dapat berkembang menjadi kondisi serius seperti hipovolemia, di mana cairan dalam darah berkurang drastis. Tubuh yang kekurangan cairan akan menarik air dari jaringan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan syok atau kondisi medis berbahaya lainnya. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan cairan tubuh agar tetap stabil.
Baca Juga
Menghindari risiko dehidrasi memerlukan pemahaman yang baik tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasinya. Dalam ulasan ini, Anda akan menemukan informasi penting untuk mencegah dampak fatal dehidrasi sekaligus menjaga tubuh tetap sehat dan terhidrasi dengan baik.
Advertisement
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian dehidrasi, beserta gejala dan penyebabnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (25/12/2024).
Dehidrasi Adalah
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterima, sehingga mengganggu fungsi tubuh secara optimal. Air memiliki peranan yang sangat vital bagi tubuh, karena sekitar 55 hingga 80 persen dari total berat badan manusia terdiri dari air. Tanpa cairan yang cukup, tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, seperti menjaga stabilitas suhu tubuh, melancarkan sistem pencernaan, membuang racun, hingga melumasi sendi untuk mencegah cedera.
Namun, dehidrasi sering kali dianggap sepele dan hanya diidentikkan dengan rasa haus biasa. Faktanya, jika dehidrasi tidak segera ditangani, kondisinya dapat berkembang menjadi masalah yang jauh lebih serius. Tubuh yang kekurangan cairan dalam waktu lama akan mulai kehilangan efisiensi dalam menjalankan fungsi-fungsi vitalnya, yang bisa berujung pada gangguan kesehatan yang serius.
Akibat dehidrasi berkepanjangan bisa sangat berbahaya, termasuk munculnya penyakit penyerta seperti batu ginjal, kerusakan otot, hingga gangguan pada fungsi ginjal. Batu ginjal, misalnya, sering kali terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup cairan untuk melarutkan mineral dalam urin, sehingga membentuk endapan yang mengkristal. Gangguan pada fungsi ginjal ini bahkan dapat berujung pada kerusakan organ jika tidak segera diatasi.
Untuk itu, penting bagi setiap orang untuk menjaga asupan cairan harian guna mencegah dehidrasi. Dengan memenuhi kebutuhan air tubuh secara rutin, Anda tidak hanya menjaga tubuh tetap sehat, tetapi juga mencegah risiko berbagai komplikasi kesehatan yang dapat timbul akibat dehidrasi. Mengabaikan tanda-tanda dehidrasi bisa menjadi keputusan berbahaya yang berdampak pada kualitas hidup dalam jangka panjang.
Advertisement
Gejala Dehidrasi
Dikutip ari laman Kementerian Kesehatan Republik Inonesia, pada praktiknya semua umur memiliki potensi untuk mengalami dehidrasi, mulai dari bayi hingga orang tua, tentunya dengan gejala yang berbeda tergantung dengan tingkat keparahannya. Dengan demikian itu penting bagi kita untuk mengetahui gejala umum tubuh mengalami dehidrasi, diantaranya adalah:
- Sakit kepala.
- Terasa kering di beberapa bagian tubuh, seperti mulut, bibir, dan mata.
- Jarang buang air kecil.
- Kelelahan dan kurang energi.
- Urine yang berwarna lebih gelap dan berbau lebih kuat.
- Sedikit atau tidak keluarnya air mata ketika menangis.
Pada anak-anak dan bayi, tanda dan gejala dehidrasi yang muncul seperti berikut ini:
- Mulut dan lidah kering.
- Tidak keluar air mata saat menangis.
- Popok tetap kering setelah 3 jam.
- Wajah terlihat pucat, terutama di bagian mata dan pipi.
- Rewel dan mudah menangis.
- Tubuh lemas.
Penyebab Dehidrasi
Secara alami, tubuh manusia kehilangan cairan melalui keringat dan buang air kecil. Namun, jika cairan yang hilang ini tidak segera digantikan, tubuh akan mengalami dehidrasi. Salah satu penyebab umum dehidrasi adalah kurangnya asupan cairan, yang sering kali terjadi karena kesibukan aktivitas atau kondisi kesehatan tertentu, seperti sedang sakit.
Kondisi yang lebih serius dapat memicu dehidrasi, seperti diare dan muntah yang menguras cairan tubuh dalam jumlah besar. Selain itu, dehidrasi juga dapat terjadi karena keringat berlebihan saat berolahraga, terutama di bawah terik matahari, atau akibat demam tinggi yang meningkatkan kebutuhan cairan tubuh. Dalam beberapa kasus, buang air kecil berlebihan yang disebabkan oleh penyakit seperti diabetes insipidus juga berpotensi menyebabkan dehidrasi berat.
Penting untuk memahami penyebab dan gejala dehidrasi agar dapat segera mengambil langkah pencegahan. Memastikan tubuh mendapatkan asupan cairan yang cukup setiap hari adalah kunci utama untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, terutama saat sedang sakit atau beraktivitas dalam kondisi cuaca yang panas. Jika tidak segera diobati, dehidrasi dapat berakibat fatal. Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat dehidrasi adalah gagal ginjal, kejang, syok hipovolemik, hingga kematian.
Advertisement
Pengobatan Dehidrasi
Penanganan dehidrasi tergantung pada tingkat keparahannya, mulai dari ringan hingga berat. Pada kasus dehidrasi ringan hingga sedang, pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan meningkatkan asupan cairan. Minum air putih dalam jumlah cukup secara berkala adalah langkah pertama yang efektif. Selain itu, mengonsumsi minuman dengan elektrolit, seperti oralit atau minuman olahraga, dapat membantu menggantikan elektrolit dan mineral penting yang hilang bersama cairan tubuh.
Untuk dehidrasi berat, terutama yang disebabkan oleh diare parah, muntah berkepanjangan, atau penyakit kronis, penanganan medis diperlukan. Penderita mungkin memerlukan cairan intravena (infus) untuk mengembalikan cairan tubuh secara cepat. Perawatan ini biasanya dilakukan di fasilitas medis dengan pengawasan dokter untuk mencegah komplikasi serius, seperti syok atau kerusakan organ.
Selain itu, penting untuk menangani penyebab utama dehidrasi. Misalnya, diare atau muntah harus diobati dengan obat yang sesuai untuk menghentikan gejala tersebut. Jika dehidrasi disebabkan oleh kondisi seperti demam tinggi atau penyakit kronis, maka perawatan harus fokus pada mengelola kondisi yang mendasarinya.
Cara Mencegah Dehidrasi
Pencegahan dehidrasi dimulai dengan memastikan tubuh mendapatkan asupan cairan yang cukup setiap hari. Sebaiknya konsumsi 8–10 gelas air putih per hari, atau lebih banyak jika Anda beraktivitas di lingkungan panas atau melakukan olahraga berat. Selain itu, makan makanan yang kaya air, seperti buah-buahan (semangka, jeruk, mentimun) dan sayuran, juga dapat membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Saat berolahraga atau bekerja di bawah terik matahari, penting untuk sering-sering minum meskipun Anda belum merasa haus. Tubuh tetap kehilangan cairan melalui keringat, bahkan jika rasa haus belum muncul. Minuman elektrolit dapat menjadi pilihan untuk menggantikan mineral penting yang hilang selama aktivitas intensif.
Memperhatikan tanda-tanda awal dehidrasi, seperti mulut kering, rasa haus berlebihan, atau warna urin yang lebih gelap, juga penting untuk mencegah dehidrasi yang lebih parah. Bila Anda sedang sakit dengan gejala seperti diare, muntah, atau demam, tambahkan asupan cairan, baik melalui air putih, oralit, atau sup. Mengadopsi kebiasaan sehat ini dapat menjaga tubuh tetap terhidrasi dan mengurangi risiko komplikasi akibat dehidrasi.
Advertisement