Liputan6.com, Jakarta Elisabeth Anderson-Sierra adalah seorang ibu luar biasa dengan tiga anak yang tidak hanya memberikan nutrisi bagi keluarganya tetapi juga menyelamatkan banyak nyawa, termasuk bayi prematur yang rentan, melalui keajaiban ASI-nya.
Baca Juga
Advertisement
Ia memecahkan Rekor Dunia Guinness sebagai pendonor ASI terbesar oleh individu, dengan mendonasikan 1.599,68 liter (setara 422,59 galon) ke bank ASI hanya dalam tiga tahun. Angka ini setara dengan mengisi 800 botol soda dua liter.
Rekor tersebut hanya mencakup sumbangan ke bank ASI antara tahun 2015 hingga 2018. Namun, kisah Elisabeth jauh lebih luas dari itu. Selama sembilan tahun terakhir, ia telah membantu keluarga lokal maupun penerima internasional, dengan estimasi total donasinya melampaui 350.000 ons ASI.
Elisabeth adalah bukti nyata bahwa perjalanan menyusui dapat menjadi kisah penuh inspirasi, terutama dengan kondisi langka seperti sindrom hiperproduksi ASI (hyperlactation syndrome) yang dialaminya.
Dijuluki "Dewi Susu" berkat kemampuannya yang luar biasa dalam memproduksi ASI. Berikut kisah lengkapnya yang dilansir Liputan6.com dari Brightside, Kamis (26/12/2024).
Selamatkan nyawa anak laki-laki yang kehilangan ibunya
Elisabeth dihormati sebagai pahlawan ibu menyusui, simbol kesehatan, dan teladan kebajikan. Meskipun pencapaiannya sangat luar biasa, Elisabeth tetap rendah hati. Karena kondisi sindrom hiperproduksi ASI yang langka, Elisabeth memproduksi lebih dari 6 liter ASI setiap hari.
Kisah menyentuh hati terjadi saat Elisabeth melakukan perjalanan ke Puerto Rico setelah Badai Maria pada tahun 2017. Di sana, ia bertemu dengan Joaquin, seorang bayi prematur berusia tiga bulan yang kehilangan ibunya saat melahirkan.
Dengan kondisi sulit mendapatkan susu formula dan bergantung pada pengiriman susu dari bank ASI yang mahal, ayah Joaquin hampir putus asa. Ketika Joaquin tumbuh sehat berkat ASI Elisabeth, ia berkomitmen untuk mengirimkan ASI kepada Joaquin selama satu tahun penuh.
Advertisement
Kondisi langka yang berdampak luar biasa
Meskipun menghadapi tantangan sindrom hiperproduksi ASI, Elisabeth menjalani perannya sebagai pendonor susu dengan penuh semangat. Kisah Elisabeth adalah bukti dedikasi yang menginspirasi, mendorong orang lain untuk ikut berbagi.
Kisah Elisabeth adalah contoh luar biasa tentang bagaimana kondisi langka seperti sindrom hiperproduksi ASI dapat menciptakan perubahan positif. Dengan produksi susunya yang melimpah, ia telah menyentuh begitu banyak kehidupan, menunjukkan kekuatan ketahanan, kasih sayang, dan komunitas.
Namun, Elisabeth menyadari bahwa ia tidak bisa memompa susu selamanya. Ia sedang mempertimbangkan opsi untuk mengurangi kadar prolaktinnya, termasuk melalui pengobatan atau bahkan mastektomi ganda untuk menghentikan produksi susu sepenuhnya.
Untuk saat ini, Elisabeth belum berencana untuk berhenti. Ia bangga dengan rekor Guinness World Record yang telah diraihnya dan berharap kisahnya dapat menginspirasi orang lain.
Â
Tantangan memompa ASI
Memompa ASIÂ sangat menuntut secara fisik. Ia menghadapi berbagai tantangan menyusui, termasuk rasa sakit dan kurang tidur. Namun, misi Elisabeth melampaui keluarganya sendiri.
Ia adalah pendonor yang berdedikasi, berbagi ASI berlebihnya dengan ibu-ibu yang membutuhkan, bank ASI untuk bayi prematur yang membutuhkan ASI untuk anak mereka. Selama tiga tahun terakhir, Elisabeth telah menyumbangkan 700 galon ASI—dua kali lipat dari rekor dunia sebelumnya.
Mengelola operasi susu seorang diri bukanlah hal murah. Perjalanan Elisabeth membutuhkan investasi dalam pompa, perlengkapan, dan listrik untuk menghidupkan empat freezer-nya.
Meski ia mendapatkan $1 untuk setiap ons susu yang memenuhi syarat untuk didonasikan, jumlah itu hanya cukup untuk menutupi pengeluarannya. Meski begitu, komitmennya tetap tak tergoyahkan untuk membantu sesama.
Advertisement