Jakarta Manchester United mengalami kekalahan dengan skor 0-2 ketika bertemu Wolverhampton pada pertandingan pekan ke-18 Premier League, Jumat (27/12) dini hari WIB. Ini menandai kekalahan ketiga berturut-turut bagi Setan Merah.
Sebelum kekalahan dari Wolves, MU juga mengalami kekalahan dengan skor 0-3 saat melawan Bournemouth. Sebelumnya, tim yang dipimpin oleh Ruben Amorim juga mendapatkan hasil yang kurang memuaskan ketika bertemu dengan Tottenham di Carabao Cup, kalah dengan skor 3-4.
Baca Juga
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Tak Perlu Khawatir dengan Rekor Bahrain di Piala Teluk 2024
Erick Thohir Apresiasi Kerja Keras Shin Tae-yong di Media Korea Selatan: Menghormati Semua Pencapaiannya
7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar Usai Pindah Klub, Ada yang Jadi Kapten Tim Raksasa Liga Inggris
Kondisi ini tentu tidak ideal bagi Bruno Fernandes dan rekan-rekannya. Kedatangan Ruben Amorim belum mampu membawa mereka ke dalam pola kemenangan. Dari 10 pertandingan yang dimainkan bersama Amorim, Setan Merah mengalami lima kekalahan.
Advertisement
Padahal, Amorim bergabung dengan MU dengan membawa catatan sukses bersama Sporting CP. Dia tidak pernah kalah pada musim 2024/2025. Jadi, apa yang menyebabkan performa buruk MU di beberapa pertandingan terakhir? Simak analisisnya di bawah ini sebagaimana dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (27/12/2024).
Pertahanan yang Lemah
Lini pertahanan Manchester United saat ini merupakan titik terlemah mereka. Selama sepuluh pertandingan yang telah dilakoni bersama Ruben Amorim, MU hanya berhasil mencatatkan satu kali tidak kebobolan. Ini tentu bukanlah statistik yang bisa dianggap memuaskan.
Dalam sepuluh pertandingan tersebut, gawang MU telah kebobolan sebanyak 19 gol. Ini berarti, rata-rata mereka kebobolan hampir dua gol di setiap pertandingan. Lebih parah lagi, dalam tiga pertandingan terakhir, MU telah kebobolan sebanyak delapan kali!
Jika meninjau bagaimana gol-gol tersebut terjadi, tidak adil rasanya jika semua kesalahan ditimpakan kepada Andre Onana. Ada sistem yang tidak berjalan dengan semestinya. Ini adalah masalah yang harus segera diatasi.
Advertisement
Mengantisipasi Situasi Bola Mati
Pepatah yang mengatakan bahwa "keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama" tampaknya tidak berlaku bagi Manchester United. Hal ini karena MU telah mengalami kesalahan yang sama sebanyak tiga kali. Kesalahan tersebut adalah kebobolan melalui situasi bola mati.
Dalam tiga pertandingan terakhir, MU terus-menerus kebobolan dari situasi bola mati. Situasi bola mati yang menjadi masalah adalah sepak pojok dan tendangan bebas. Dalam pertandingan sebelumnya, saat mengalami kekalahan, MU juga kebobolan dua kali dari situasi sepak pojok.
Khususnya, kemampuan MU dalam mengantisipasi sepak pojok perlu ditingkatkan. Ini karena, ketika menghadapi Tottenham dan Wolves, MU kebobolan dari sepak pojok langsung yang dikenal sebagai gol olimpik.
Konsistensi Lini Penyerang
Tidak hanya pertahanan, lini serang Manchester United juga belum menunjukkan performa terbaiknya. Dalam dua pertandingan terakhir, Manchester United tidak berhasil mencetak gol sama sekali.
Di lini serang, Rasmus Hojlund dan Joshua Zirkzee adalah dua pemain yang sering dimainkan oleh Amorim. Sayangnya, catatan gol mereka berdua belum stabil. Hal yang sama juga berlaku untuk Amad Diallo dan Alejandro Garnacho.
Sebenarnya, Marcus Rashford bisa menjadi pilihan lain. Namun, hubungan antara Amorim dan pemain berusia 27 tahun itu memburuk. Rashford harus menghadapi kenyataan bahwa ia dikeluarkan dari tim utama dan tidak dimainkan dalam empat pertandingan berturut-turut.
Advertisement
Apakah Ruben Amorim Terlalu Radikal?
Ruben Amorim membawa perubahan besar di Manchester United dengan strategi baru. Ruben Amorim memperkenalkan sistem permainan tiga bek, strategi yang sebelumnya sukses diterapkannya di Sporting CP.
Di sisi lain, bagi para pemain Manchester United, formasi tiga bek ini adalah sesuatu yang baru. Selama masa kepemimpinan Erik ten Hag dan Ole Gunnar Solskjaer, tim lebih sering menggunakan formasi dengan empat bek sejajar.
Ruben Amorim tetap menggunakan formasi tiga bek di Manchester United, meskipun ada kemungkinan bahwa para pemain yang ada tidak sepenuhnya sesuai dengan sistem ini. Amorim dan Manchester United jelas perlu saling beradaptasi. Proses penyesuaian ini menempatkan klub dalam situasi yang kurang menguntungkan.
Ruben Amorim Terus Bereksperimen
Ruben Amorim tidak hanya berani dalam hal taktik, tetapi juga senang bereksperimen dengan timnya. Ia kerap kali mengubah susunan pemain utama serta mencoba menempatkan pemain di posisi yang berbeda dari biasanya.
Amad Diallo, misalnya, awalnya tampak cukup nyaman berperan sebagai wingback. Namun, dalam beberapa pertandingan terakhir, posisinya digeser menjadi gelandang serang. Hal serupa juga terjadi pada Mazraoui, yang posisinya sering kali diubah.
Pada pertandingan melawan Bournemouth, Mazraoui ditempatkan sebagai bek tengah kanan. Sebaliknya, ketika menghadapi Wolves, ia berperan sebagai wingback kanan. Beberapa pemain lain juga mengalami perubahan posisi yang serupa, menyesuaikan dengan strategi yang diterapkan Amorim.
Advertisement
Peringkat Liga Premier 2024/2025
Kompetisi Liga Inggris musim ini semakin menarik dengan persaingan ketat di papan klasemen. Setiap tim berusaha meraih posisi terbaik untuk mendapatkan tiket ke kompetisi Eropa atau menghindari degradasi.Â
:Persaingan di Liga Premier selalu memberikan kejutan dan drama di setiap pekannya," kata seorang analis sepak bola. Tim-tim besar seperti Manchester City, Liverpool, dan Chelsea terus berjuang untuk berada di puncak klasemen, sementara tim-tim lain tidak kalah gigih dalam mengejar posisi yang lebih baik.
Keberhasilan dalam setiap pertandingan sangat penting untuk menentukan nasib mereka di akhir musim. Tidak hanya itu, performa pemain bintang juga menjadi sorotan, mengingat kontribusi mereka sangat vital bagi tim.
Dengan sisa pertandingan yang ada, setiap poin menjadi berharga dan bisa menentukan hasil akhir klasemen. Para penggemar terus mendukung tim kesayangan mereka, berharap dapat melihat timnya meraih kesuksesan di akhir musim. Dalam situasi ini, strategi pelatih dan kekompakan tim menjadi faktor penentu yang tidak bisa diabaikan.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence