Liputan6.com, Jakarta Nikita Willy kembali menarik perhatian publik setelah membagikan pengalaman melahirkan anak keduanya dengan menggunakan metode water birth. Dalam video yang diposting di YouTube, tampak bahwa proses persalinan berlangsung dengan tenang dan minim rasa sakit, yang tentunya memicu rasa ingin tahu banyak orang.
Momen ini juga menunjukkan ketahanan dan kesiapan Nikita dalam menghadapi kontraksi dengan cara yang natural dan penuh ketenangan. Pilihan untuk melahirkan di dalam air ini telah menimbulkan banyak diskusi, terutama di antara ibu hamil yang mencari alternatif persalinan yang lebih nyaman dan aman.
Baca Juga
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Tak Perlu Khawatir dengan Rekor Bahrain di Piala Teluk 2024
Erick Thohir Apresiasi Kerja Keras Shin Tae-yong di Media Korea Selatan: Menghormati Semua Pencapaiannya
7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar Usai Pindah Klub, Ada yang Jadi Kapten Tim Raksasa Liga Inggris
Nikita Willy, yang didampingi oleh suami dan anak pertamanya, berhasil melewati pengalaman berharga ini dengan dukungan yang kuat dari keluarga serta tim medis. Di bawah ini adalah rincian lengkap mengenai proses persalinan Nikita Willy serta penjelasan tentang metode water birth yang ia pilih.
Advertisement
1. Persiapan Fisik dan Mental Sebelum Persalinan
Nikita Willy melakukan persiapan fisik dengan melakukan latihan ringan menggunakan gym ball untuk mengurangi rasa sakit akibat kontraksi. Di samping itu, ia juga berfokus pada latihan pernapasan agar tetap tenang saat proses persalinan berlangsung. Dukungan yang diberikan oleh suami dan anggota keluarganya sangat berperan penting dalam menjaga ketenangan mental Nikita selama masa-masa yang penuh tantangan ini.
Advertisement
2. Mengelola Kontraksi dengan Tenang
Ketika kontraksi mulai dirasakan, Nikita tampak bergerak aktif dan berganti posisi untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Ia memanfaatkan gym ball, duduk di atasnya dan mengayunkan tubuhnya dengan lembut, untuk membantu membuka jalan lahir secara alami.
Â
3. Dukungan Fisik dan Emosional Selama Kontraksi
Nikita terlihat tenang saat berada dalam video tersebut, di mana ia didampingi oleh seorang wanita dan suaminya. Wanita itu memberikan pijatan lembut di punggung Nikita, yang bertujuan untuk meredakan ketegangan otot yang mungkin ia rasakan.
Selain itu, Nikita juga menjaga ketenangan jiwanya dengan cara mengatur napas secara rutin. Ia sesekali meluangkan waktu untuk beribadah, yang menjadi salah satu cara baginya untuk mempertahankan ketenangan batin.Â
Advertisement
4. Masuk ke Bak Air Hangat untuk Memulai Proses Water Birth
Setelah bukaan sempurna, Nikita melangkah ke dalam bak air hangat yang telah disiapkan di kediamannya. Dengan suasana yang tenang dan nyaman, tubuhnya pun merasa lebih relaks, sehingga proses mengejan dapat berlangsung dengan lebih mudah dan tanpa banyak tekanan.
5. Proses Mengejan dan Kelahiran Bayi di Dalam Air
Nikita mulai mengejan dengan lembut, mengikuti panduan tenaga medis yang mendampinginya. Setelah beberapa kali dorongan, bayi laki-laki bernama Nael Idrissa Djokosoetono lahir dengan selamat di dalam air.
 Â
Advertisement
6. Kebahagiaan Pasca Persalinan dan Dukungan Keluarga
Setelah melahirkan, Nikita langsung memeluk bayi kecilnya dengan penuh rasa syukur. Suaminya, Indra Priawan, serta anak pertama mereka, Issa, turut merayakan momen bahagia tersebut. Kehadiran keluarga membuat proses pemulihan Nikita berjalan lebih lancar.
 Â
7. Apa Itu Water Birth dan Bagaimana Prosesnya?
Melahirkan di dalam bak berisi air hangat, yang dikenal sebagai water birth, adalah sebuah metode yang dirancang untuk membantu ibu merasa lebih tenang dan mengurangi rasa sakit saat mengalami kontraksi. Proses ini dimulai ketika ibu memasuki air setelah bukaan telah sepenuhnya terbuka, dan bayi akan dilahirkan langsung ke dalam air tersebut.
Metode water birth biasanya dianggap aman apabila dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis yang berpengalaman. Penting untuk memastikan bahwa air yang digunakan dalam proses ini steril dan suhu air tetap terjaga agar tidak terjadi infeksi atau komplikasi yang tidak diinginkan.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement