Liputan6.com, Jakarta Nama Annar Salahuddin Sampetoding mendadak jadi pusat perhatian publik setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pabrik uang palsu di Kampus UIN Alauddin, Makassar. Sosok Annar yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan tokoh masyarakat di Sulawesi Selatan itu kini menghadapi tuduhan serius terkait keterlibatannya sebagai pemodal dalam operasi pembuatan uang palsu yang meresahkan masyarakat.
Kasus ini bermula ketika aparat kepolisian menemukan jejak Annar sebagai donatur utama yang membiayai pembelian bahan dan mesin cetak dari China untuk memproduksi uang palsu. Kepolisian menyebutkan bahwa operasi ini melibatkan jaringan sindikat besar dan telah berlangsung sejak tahun 2010 dengan beberapa kali dihentikan dan kembali aktif pada 2022.
Baca Juga
Penyelidikan yang terus berkembang mengungkap bahwa pabrik uang palsu ini tidak hanya merusak ekonomi masyarakat, tetapi juga memanfaatkan fasilitas kampus untuk aktivitas ilegal. Polisi juga menetapkan 17 tersangka lainnya dengan berbagai latar belakang, termasuk ASN dan akademisi, yang terlibat dalam jaringan tersebut. Berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Minggu (29/12).
Advertisement
Profil Annar Salahuddin Sampetoding
Annar Salahuddin Sampetoding merupakan pengusaha asal Makassar dan Toraja yang memiliki rekam jejak panjang di dunia bisnis dan organisasi. Ia dikenal sebagai Presiden Direktur Siner Group dan Presiden Komisaris Sulwood Group, dua perusahaan besar yang bergerak di sektor industri dan kehutanan.
Karier Annar di bidang bisnis didukung oleh posisinya sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Sulawesi Selatan untuk Bidang Kehutanan & Perkebunan selama dua periode, serta Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia untuk Wilayah Timur pada 2013-2016. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua KONI Sulawesi Selatan Bidang Dana dan Usaha.
Selain berkarier di dunia usaha, Annar juga aktif di bidang politik. Pada Pilgub Sulawesi Selatan 2024, ia sempat mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur melalui beberapa partai besar, meski akhirnya gagal mendapatkan dukungan yang cukup untuk maju.
"Yang bersangkutan sudah tersangka. Senin dirilis langsung. Pak Kapolda (Sulsel) yang sampaikan lebih lanjut," kata Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, Sabtu (28/12), merujuk Liputan6 Regional.
Advertisement
Dugaan Peran Annar sebagai Otak Pabrik Uang Palsu
Penyelidikan polisi mengungkap bahwa Annar memiliki peran penting sebagai pemodal utama dalam operasi pembuatan uang palsu. Ia diduga membiayai pembelian bahan baku, termasuk mesin cetak seberat dua ton yang diimpor dari China melalui Surabaya, dengan total biaya mencapai Rp600 juta.
Rumah Annar di Jalan Sunu 3, Makassar, disebut sebagai lokasi awal produksi sebelum dipindahkan ke Kampus UIN Alauddin untuk memanfaatkan alat dengan kapasitas lebih besar. Keputusan ini diambil setelah volume produksi meningkat dan membutuhkan fasilitas yang lebih memadai untuk melanjutkan operasi tersebut.
Selain menyediakan dana, Annar juga memperkenalkan pelaku utama lainnya dalam jaringan ini, termasuk MS, yang bertanggung jawab mencetak uang palsu, dan AI, kepala perpustakaan UIN Alauddin yang memfasilitasi lokasi produksi.
Penetapan Tersangka dan Proses Hukum
Annar Salahuddin Sampetoding resmi ditetapkan sebagai tersangka pada 28 Desember 2024 setelah menjalani pemeriksaan intensif selama 2x24 jam di Polres Gowa. Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, memastikan bahwa Annar memiliki keterlibatan signifikan dalam jaringan ini.
Penahanan Annar dilakukan setelah penyidik menemukan bukti kuat mengenai aliran dana yang digunakan untuk membeli peralatan dan bahan cetak. Selain Annar, polisi juga menetapkan 17 tersangka lainnya yang memiliki peran berbeda dalam jaringan, mulai dari pembelian alat, produksi, hingga distribusi uang palsu.
Saat ini, polisi juga masih memburu tiga orang lainnya yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) karena diduga memiliki peran krusial dalam operasi ini. Kasus ini terus berkembang dengan dugaan adanya jaringan yang lebih luas di balik produksi uang palsu tersebut.
"Iya betul ada 17 tersangka dalam kasus peredaran uang palsu ini," terang, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, mengutip Liputan6 Regional.
Advertisement
Produksi Uang Palsu Libatkan Akademisi dan Pejabat Kampus
Kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin memberikan dampak besar terhadap kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan dan sistem keamanan. Produksi uang palsu yang melibatkan akademisi dan pejabat kampus menyoroti lemahnya pengawasan internal dan pengendalian aktivitas di institusi pendidikan.
Secara ekonomi, uang palsu yang telah beredar berpotensi merugikan pasar dan menurunkan nilai tukar di daerah yang terkena dampaknya. Polisi mencatat bahwa uang palsu senilai miliaran rupiah telah disebarkan melalui transaksi di pasar lokal dan kegiatan perdagangan lainnya.
Dampak sosial yang timbul dari kasus ini juga memicu keresahan di masyarakat, terutama terkait dengan keamanan transaksi keuangan dan perlindungan konsumen. Kasus ini menambah daftar panjang tindak kriminal ekonomi yang merusak stabilitas sosial di Indonesia.
Siapakah Annar Salahuddin Sampetoding?
Annar adalah pengusaha asal Makassar yang dikenal aktif di dunia bisnis dan politik sebelum terseret kasus ini.
Advertisement
Apa peran Annar dalam kasus pabrik uang palsu?
Annar diduga sebagai pemodal utama yang membiayai bahan baku dan mesin cetak uang palsu.
Bagaimana pabrik uang palsu ini beroperasi?
Produksi dimulai di rumah Annar lalu dipindahkan ke Kampus UIN Alauddin menggunakan mesin besar dari China.
Advertisement
Berapa jumlah tersangka dalam kasus ini?
Hingga saat ini, polisi menetapkan 17 tersangka dan masih memburu tiga orang lainnya yang masuk DPO.