Liputan6.com, Jakarta Klepon makanan khas dari Jawa telah menjadi salah satu warisan kuliner yang tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga telah merambah ke berbagai negara di Asia Tenggara. Kue tradisional yang memiliki bentuk bulat dengan balutan kelapa parut ini telah memikat hati banyak pecinta kuliner dengan kelezatan dan keunikannya yang khas. Dengan perpaduan rasa manis dari gula merah yang meleleh dan tekstur kenyal dari tepung ketan, klepon menjadi salah satu jajanan pasar yang tidak pernah kehilangan penggemarnya.
Baca Juga
Advertisement
Menariknya, klepon makanan khas dari Jawa ini memiliki berbagai nama yang berbeda di setiap daerah. Di Malaysia dan Singapura, kudapan ini dikenal dengan nama buah Melaka, sementara di beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatra dan Sulawesi, masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan onde-onde. Keberagaman nama ini menunjukkan betapa klepon makanan khas dari wilayah Jawa telah diterima dan diadaptasi oleh berbagai budaya di kawasan Asia Tenggara.
Perjalanan klepon makanan khas dari Jawa hingga ke mancanegara memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Tercatat dalam buku Indisch leven in Nederland karya J. M. Meulenhoff, klepon sudah hadir di restoran-restoran Belanda dan China sejak tahun 1950-an, dibawa oleh para imigran Indonesia, khususnya dari Pasuruan, Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bagaimana kuliner tradisional Indonesia mampu menembus batas geografis dan budaya.
Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum sejarah dan asal-usul klepon, beserta filosofinya, pada Selasa (31/12).
Sejarah dan Perkembangan Klepon
Sejarah klepon merupakan perjalanan panjang yang mencerminkan kekayaan kuliner nusantara. Meskipun asal-usul kudapan ini belum diketahui secara pasti, klepon diyakini berasal dari Jawa dan telah menjadi bagian integral dari budaya kuliner Indonesia sejak berabad-abad yang lalu. Penyebaran klepon ke berbagai wilayah di nusantara dan Asia Tenggara terjadi melalui jalur perdagangan dan perpindahan penduduk.
Di setiap daerah, klepon memiliki nama dan variasi yang unik. Masyarakat Sambas, Kalimantan Barat, menyebutnya sebagai kelapon pancit, sementara di kalangan masyarakat Banjar dikenal dengan nama kalalapun atau kelelepon. Di Lombok, klepon disebut kelepon kecerit, dengan 'kecerit' yang bermakna "muncrat" atau pecah dalam mulut, dan memiliki bentuk yang berbeda yaitu lonjong, tidak bulat seperti klepon pada umumnya.
Perkembangan klepon tidak berhenti pada masa lampau. Di era modern ini, klepon telah mengalami berbagai inovasi tanpa menghilangkan esensi aslinya. Para pembuat kue kreatif telah mengembangkan berbagai varian rasa baru seperti green tea, vanilla, dan cokelat, menjadikan klepon lebih menarik bagi generasi muda sambil tetap mempertahankan cita rasa tradisionalnya yang khas.
Kehadiran klepon di berbagai negara juga menunjukkan bagaimana makanan tradisional Indonesia mampu beradaptasi dengan selera global. Di Belanda, misalnya, klepon menjadi salah satu makanan Indonesia yang populer dan dapat ditemukan di berbagai restoran Indonesia-Belanda sejak pertengahan abad ke-20.
Advertisement
Filosofi dan Makna Mendalam Klepon
Klepon bukan sekadar kudapan biasa, tetapi menyimpan filosofi mendalam yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Jawa. Setiap elemen dalam klepon, mulai dari bentuk hingga bahan-bahan yang digunakan, memiliki makna simbolis yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang berharga.
Bentuk klepon yang bulat tidak sempurna melambangkan kehidupan manusia yang tidak pernah diketahui ujung pangkalnya. Hal ini mengingatkan kita akan ketidakpastian hidup dan pentingnya menjalani setiap momen dengan bijaksana. Permukaan yang tidak rata juga melambangkan bahwa kehidupan tidak selalu mulus dan penuh dengan cobaan yang harus dihadapi.
Warna hijau alami yang berasal dari daun pandan atau daun suji melambangkan kehidupan dan kesuburan. Ini mengajarkan pentingnya menjaga hati agar tetap "hidup" dan selalu berbuat kebaikan. Sementara itu, gula merah yang tersembunyi di dalam melambangkan kebaikan hati yang mungkin tidak terlihat dari luar namun dapat dirasakan manfaatnya.
Parutan kelapa yang membalut klepon juga memiliki filosofi mendalam. Seperti buah kelapa yang memiliki berbagai lapisan sebelum mencapai dagingnya yang putih dan lembut, kehidupan manusia juga harus melalui berbagai tahapan dan proses untuk mencapai kematangan dan kebijaksanaan.
Cara Pembuatan dan Variasi Modern
Proses pembuatan klepon merupakan seni kuliner yang memadukan kesederhanaan bahan dengan teknik yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Meskipun menggunakan bahan-bahan sederhana, pembuatan klepon memerlukan keterampilan khusus untuk menghasilkan tekstur yang tepat dan rasa yang sempurna. Setiap tahapan pembuatannya mengandung filosofi tentang pentingnya kesabaran dan ketelitian dalam menjalani kehidupan.
Bahan-bahan dasar klepon sangat sederhana dan mudah didapat, terdiri dari tepung ketan, pewarna alami dari daun pandan atau daun suji, gula merah sebagai isian, dan kelapa parut untuk balutan. Kesederhanaan bahan-bahan ini mencerminkan nilai-nilai tradisional masyarakat Jawa yang menghargai kesederhanaan dan kebersahajaan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam perkembangannya, klepon telah mengalami berbagai inovasi untuk menyesuaikan dengan selera modern. Para pembuat kue kreatif telah mengembangkan berbagai varian rasa baru seperti green tea, vanilla, dan cokelat. Beberapa bahkan bereksperimen dengan pewarna alami dari buah bit, kunyit, atau bunga telang untuk menghasilkan warna-warna menarik tanpa menggunakan pewarna sintetis.
Inovasi juga terjadi dalam hal penyajian dan pengemasan. Jika dahulu klepon hanya dijual sebagai jajanan pasar, kini kudapan ini dapat ditemukan dalam kemasan modern di toko-toko kue premium dan kafe-kafe bergaya kontemporer. Beberapa pembuat kue bahkan menciptakan klepon dalam ukuran mini atau memadukan klepon dengan dessert modern untuk menciptakan fusion food yang unik.
Advertisement
Peran Klepon dalam Budaya dan Tradisi
Klepon memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat dan tradisi di nusantara. Di kalangan masyarakat Bugis, misalnya, klepon atau onde-onde menjadi salah satu kudapan wajib dalam upacara naik rumah, sebuah ritual syukuran yang menandai rumah baru telah siap dihuni. Dalam konteks ini, klepon melambangkan persatuan dan kepuasan, seperti menyatunya bahan-bahan pembuat kue ini menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Di masyarakat Minangkabau, klepon termasuk dalam kategori parabuang, yaitu makanan pelengkap yang selalu hadir dalam berbagai upacara adat. Khususnya dalam perayaan Maulid Nabi, klepon disajikan bersama dengan berbagai kue tradisional lainnya sebagai simbol keberkahan dan kebersamaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, klepon telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya ngopi atau minum teh di sore hari. Di Jawa, klepon sering disajikan bersama dengan getuk dan cenil sebagai teman minum teh atau kopi. Kebiasaan ini mencerminkan bagaimana makanan tradisional tetap relevan dalam gaya hidup modern.
Nilai Ekonomi dan Pelestarian Klepon
Klepon tidak hanya memiliki nilai budaya, tetapi juga menjadi sumber penghasilan bagi banyak pembuat kue tradisional. Dari pedagang kaki lima hingga bisnis kuliner modern, klepon telah memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Di era digital ini, banyak pengusaha muda yang mengembangkan bisnis klepon dengan konsep modern, memadukan resep tradisional dengan strategi pemasaran kontemporer.
Upaya pelestarian klepon sebagai warisan kuliner nusantara terus dilakukan oleh berbagai pihak. Beberapa komunitas kuliner dan organisasi budaya secara aktif menyelenggarakan workshop dan pelatihan pembuatan klepon untuk generasi muda. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan membuat klepon dapat diwariskan ke generasi berikutnya.
Di tingkat internasional, klepon telah menjadi duta kuliner Indonesia yang memperkenalkan kekayaan rasa nusantara ke mancanegara. Kehadiran klepon di berbagai festival makanan internasional dan restoran Indonesia di luar negeri membantu mempromosikan budaya kuliner Indonesia ke panggung global.
Klepon telah membuktikan diri sebagai salah satu warisan kuliner nusantara yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dari jajanan pasar tradisional hingga menjadi dessert modern yang populer di berbagai negara, klepon terus memikat hati pecinta kuliner dengan keunikan rasa dan filosofi yang dikandungnya.