Liputan6.com, Jakarta Gelombang besar setinggi empat meter menerjang pesisir Peru dan Ekuador, menimbulkan kerusakan signifikan serta menelan korban jiwa. Dua orang dilaporkan tewas di wilayah Manta, Ekuador, sementara seorang pria di Chili menjadi korban fenomena ini. Peristiwa ini memaksa otoritas Peru menutup 91 pelabuhan sebagai langkah darurat untuk melindungi masyarakat.
Fenomena ini memengaruhi sektor perikanan dan pariwisata, memaksa banyak nelayan kehilangan kapal mereka dan warga pesisir mengungsi ke tempat yang lebih aman. Gelombang tinggi diperkirakan akan berlangsung hingga awal tahun baru, meningkatkan kekhawatiran akan kerusakan lebih lanjut.
Para ahli mengaitkan gelombang tinggi ini dengan perubahan iklim dan angin kencang di Samudra Pasifik. Pemerintah terus berupaya melakukan penyelamatan dan memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak. Berikut ulasannya yang dirangkum dari abc.net.au dan sumber lainnya.Â
Advertisement
Kronologi Gelombang Tinggi
Fenomena gelombang tinggi mulai terjadi sejak 25 Desember 2024, diawali oleh angin kencang di Samudra Pasifik yang dilaporkan oleh Angkatan Laut Peru. Gelombang ekstrem ini terus meningkat dan mencapai puncaknya pada akhir Desember.
Jorge Carillo, Sekretaris Manajemen Risiko Ekuador, melaporkan dua korban jiwa di Manta. Di Chili, seorang pria berusia 30 tahun menjadi korban gelombang besar. Pemerintah Peru menutup hampir seluruh pelabuhan di sepanjang pantai untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
Advertisement
Dampak pada Masyarakat dan Infrastruktur
Gelombang tinggi merendam dermaga dan alun-alun publik di berbagai kota pesisir. Di Peru, Callao menjadi salah satu daerah yang paling terdampak. Sebanyak 31 nelayan berhasil diselamatkan oleh Angkatan Laut Peru, sementara 180 lainnya masih terjebak di laut.
Kerusakan besar juga terjadi pada sektor perikanan. Lebih dari 100 kapal nelayan dilaporkan hancur, memengaruhi mata pencaharian ratusan keluarga. Salah satu nelayan menyebut gelombang ini sebagai yang "paling tidak biasa dan kuat" sepanjang hidupnya.
Tanggapan Pemerintah dan Penyelamatan
Pemerintah Peru mengerahkan Angkatan Laut dan layanan darurat untuk melakukan operasi penyelamatan. Selain itu, peringatan bahaya terus diberikan kepada masyarakat. Roberto Carrillo Zavala, Wali Kota La Cruz, menyatakan kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari bencana ini, terutama pada sektor perikanan.
Advertisement
Penyebab dan Faktor Pemicu
Para ahli mengaitkan fenomena ini dengan angin kencang di Samudra Pasifik yang bermula dari lepas pantai Amerika Serikat. Perubahan iklim juga dianggap memperburuk situasi dengan meningkatkan intensitas gelombang ekstrem. Enrique Varea dari Angkatan Laut Peru memprediksi bahwa gelombang tinggi akan mereda pada awal Januari 2025.
Dampak Jangka Panjang
Bencana ini memberikan dampak ekonomi yang besar pada sektor perikanan dan pariwisata. Nelayan menghadapi kerugian besar karena kapal mereka rusak, sementara pariwisata pesisir mengalami penurunan tajam akibat penutupan pantai. Total kerugian ekonomi diperkirakan mencapai jutaan dolar.
Advertisement
1. Apa penyebab gelombang tinggi di Peru?
Gelombang tinggi ini disebabkan oleh angin kencang di Samudra Pasifik yang diperburuk oleh perubahan iklim global.
2. Berapa lama fenomena ini akan berlangsung?
Gelombang ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga awal Januari 2025.
Advertisement
3. Bagaimana dampak bencana ini pada sektor ekonomi?
Bencana ini melumpuhkan sektor perikanan dan pariwisata, dengan banyak nelayan kehilangan kapal dan wisatawan membatalkan rencana perjalanan.