Liputan6.com, Jakarta Lautan yang luas mungkin tampak kosong di permukaannya, tetapi di bawahnya tersembunyi beragam makhluk dengan spesies dan ukuran yang beraneka ragam. Setiap waktu, selalu ada penemuan spesies baru dengan bentuk dan rupa yang luar biasa unik.
Baca Juga
Advertisement
Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan penampakan cumi berwarna merah muda yang tubuhnya dihiasi bintik-bintik menyerupai manik. Penampilan cumi itu begitu cantik dan berkilauan, seolah mengenakan pakaian gemerlap yang membuat siapa pun terpana.
Siapa sangka, laut yang penuh misteri juga menyimpan keindahan yang luar biasa seperti cumi strawberry tersebut. Cumi strawberry memiliki keunikan berupa "manik" di seluruh tubuhnya, yang sebenarnya adalah photophores.
Struktur itu membantu cumi melakukan penyamaran ketika terancam. Teknik itu disebut counter-illumination, di mana cumi menyesuaikan kecerahan cahaya dari photophores-nya agar menyerupai cahaya dari permukaan air. Dengan cara ini, bayangan cumi berkurang sehingga pemangsanya sulit mendeteksi keberadaannya.
Berikut ini fakta-fakta menarik spesies cumi strawberry, yang dilansir Liputan6.com dari Siakap Keli pada Jumat (3/1/2025).
Fakta unik cumi strawberry
Fakta uniknya, cumi strawberry pertama kali tercatat dalam catatan ilmiah pada tahun 1913 oleh Samuel Stillman Berry, seorang ahli zoologi sekaligus pakar malakologi, yaitu bidang yang mempelajari spesies Mollusca seperti siput, kerang, dan cumi-cumi.
Penemuan terbaru pada tahun 2019 menunjukkan bahwa cumi strawberry bisa tumbuh hingga mencapai panjang sekitar satu meter. Panjang mantel atau tubuh utamanya saja dapat mencapai 29 sentimeter.
Menariknya, cumi strawberry ditemukan pada hari terakhir pelayaran Deep-Sea yang dilakukan oleh para ilmuwan NOAA. Saat pukat tunda terakhir kapal penelitian NOAA bernama Henry B. Bigelow ditarik, tiga ekor sotong stroberi tertangkap di perairan tengah, tepatnya di zona mesopelagik.
Cumi strawberry hidup di zona mesopelagik, pada kedalaman antara 200 hingga 1000 meter di bawah permukaan laut, di mana cahaya matahari hanya sedikit menembus air. Nama "strawberry" diberikan karena warna kulitnya menyerupai buah strawberry, dengan bintik-bintik merah muda. Uniknya, warna merah pada kedalaman tersebut terlihat hitam, membantu cumi itu bersembunyi dari pemangsa.
Advertisement
Keunikan cumi strawberry dalam penyamaran, mata, dan migrasi
Cumi strawberry adalah satu-satunya cumi dengan mata yang berbeda ukuran. Satu mata jauh lebih besar daripada yang lainnya, dengan warna kuning terang dan menonjol. Menurut Kate Thomas, seorang ahli biologi dari Duke University, mata besar ini berevolusi untuk mendeteksi cahaya matahari yang memantul dari permukaan air, membantu cumi menemukan mangsa yang menggunakan teknik penyamaran counter-illumination.
Sementara itu, mata kecilnya lebih efektif untuk mendeteksi pemangsa atau mangsa yang memancarkan cahaya bioluminesen. Cumi strawberry juga memiliki tubuh yang bioluminesen, kemampuan untuk menghasilkan cahaya sendiri.
Bioluminesensi ini berguna untuk menarik mangsa atau mengelabui pemangsa. Sebagai predator, cumi strawberry memakan ikan kecil, krustasea, dan bahkan cumi kecil lainnya, memanfaatkan tubuhnya yang cukup besar untuk perburuan di zona mesopelagik.
Fakta terakhir yang menarik adalah cumi strawberry termasuk hewan laut yang bermigrasi. Pada siang hari, mereka berada di kedalaman 200 hingga 1000 meter (660 hingga 3300 kaki), tetapi pada malam hari, mereka naik ke perairan yang lebih dangkal. Pola migrasi ini menunjukkan adaptasi mereka terhadap perubahan lingkungan laut dan kebutuhan mencari makan.