Jadi Sorotan, Ini 5 Potret Keakraban Anies dan Ahok di Balai Kota Jakarta

Pertemuan Anies Baswedan dan Ahok menjadi sorotan utama dalam acara ini karena keduanya memiliki sejarah politik yang mencerminkan perbedaan ideologi serta basis massa yang berbeda. Momen ketika keduanya duduk berdampingan, berbincang akrab, bahkan sesekali tertawa bersama, menunjukkan kehangatan yang tidak terduga, mencerminkan kedewasaan politik dalam suasana kebersamaan.

Kehadiran mantan gubernur lainnya, seperti Sutiyoso dan Fauzi Bowo, semakin memperkuat simbol persatuan dan harapan untuk masa depan Jakarta. Momen ini menunjukkan bahwa meskipun Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota, semangat kolaborasi dan pembangunan tetap menjadi prioritas.

Dalam acara tersebut, Ahok menuliskan harapan untuk Jakarta agar menjadi kota megapolis berstandar dunia yang mengedepankan keadilan sosial. Sementara itu, Anies menyampaikan bahwa Jakarta adalah milik semua warganya, sebuah rumah harapan dan simbol mimpi bersama. Harapan ini mencerminkan visi keduanya untuk masa depan Jakarta yang maju, setara, dan inklusif.

Saat diminta menjelaskan isi obrolan mereka, baik Ahok maupun Anies hanya memberikan jawaban diplomatis dan meminta publik untuk "menunggu tanggal mainnya." Pernyataan ini menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan kolaborasi atau agenda bersama yang akan diumumkan di masa mendatang.

Acara Bentang Harapan JakASA menjadi ajang bagi warga untuk menuliskan harapan mereka untuk Jakarta di kain sepanjang 500 meter yang akan dipamerkan sepanjang 2025. Partisipasi mantan gubernur, termasuk Anies dan Ahok, dalam menuliskan harapan mereka menunjukkan komitmen bersama untuk mempersiapkan Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan di masa depan.