Liputan6.com, Jakarta Aktris Tiongkok, Zhao Lusi, akhirnya buka suara tentang kondisi kesehatannya. Dalam sebuah unggahan di platform media sosial Weibo pada Rabu (1/1/2025), Lusi mengungkapkan bahwa dirinya telah berjuang melawan depresi sejak 2019. Ia juga membagikan pengalaman pahitnya menjadi korban kekerasan verbal dan fisik di masa lalu
Baca Juga
Advertisement
Pengakuan ini segera menarik perhatian masyarakat luas. Kisah Zhao Lusi tidak hanya menyentuh hati banyak orang, tetapi juga membuka mata publik tentang tantangan yang sering kali tersembunyi di balik sorotan gemerlap dunia hiburan. Aktris yang dikenal melalui perannya di berbagai drama populer seperti The Romance of Tiger and Rose dan The Long Ballad ini berbagi bagaimana tekanan pekerjaan memengaruhi kesehatan mentalnya.
Pengakuan ini menjadi momen penting dalam karier Lusi, sekaligus memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat tentang pentingnya memahami dan menghargai kesehatan mental. Berikut pengakuan Zhao Lusi tentang kondisi kesehatannya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (4/1/2025).
Pengalaman Kelam di Masa Lalu
ZhaoLusi mengungkapkan bahwa ia telah mengalami depresi sejak 2019, tetapi mengabaikannya karena tekanan sosial. “Orang-orang mengatakan kepada saya, ‘Berhenti melebih-lebihkan’ atau ‘Berpikir positif, semuanya akan baik-baik saja.’ Saya pikir saya terlalu sensitif, jadi saya tidak menganggap serius kesehatan mental saya,” tulis gadis kelahiran 1996 silam ini.
Pada tahun yang sama, Lusi mengalami kekerasan dari mantan bosnya yang memengaruhi mental dan fisiknya. Bahkan, seorang teman dekat mengungkapkan bahwa bosnya pernah menyeret Lusi ke kamar mandi dan memarahi selama dua jam setelah gagal lolos dalam sebuah audisi.
Pengalaman kekerasan ini bukan yang pertama bagi Lusi. Saat masih anak-anak, ia juga sering dilabeli “tidak berguna” dan “hanya cantik wajahnya”. Saat mengikuti bimbingan belajar, ia bahkan pernah dipukul oleh seorang guru karena tidak memenuhi ekspektasi akademik.
Advertisement
Perjuangan Melawan Depresi dan Penyakit Fisik
Pada 2021, kondisi psikologis Lusi mulai berdampak pada kesehatan fisiknya. Ia menderita berbagai penyakit, termasuk alergi kulit, pneumonia, kehilangan pendengaran, urtikaria, mual, dan nyeri leher. Namun, tekanan hidup yang besar, termasuk kehilangan anggota keluarga, membuat Lusi terus mengabaikan kesehatannya.
Pada 2024, kondisi fisik Lusi semakin memburuk dengan gejala seperti muntah, pusing, nyeri sendi, dan alergi yang memburuk. Berat badannya sempat turun hingga 36,9 kg. Meski demikian, Lusi tetap enggan membagikan kondisinya karena takut dianggap mencari simpati publik.
Bangkit dari Keterpurukan
Lusi mengatakan bahwa ia mulai mendapatkan keberanian untuk menghadapi masa lalu setelah karyanya mendapatkan pengakuan. Ia kini ingin meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental. “Depresi adalah kondisi medis yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan ‘berpikir positif’ atau ‘membicarakannya’. Tolong pahami bahwa kesehatan mental itu penting,” tulisnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan cinta dan dukungan. “Karena cinta, saya bisa hidup kembali. Saya berharap kalian semua memiliki tahun baru yang bahagia dan penuh kebahagiaan tanpa akhir.”