Bola.com, Jakarta - Petualangan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia telah berakhir. PSSI baru-baru ini mengumumkan bahwa pelatih asal Korea Selatan tersebut telah diberhentikan dari posisinya.
Sepanjang hari Minggu (5/1/2025), rumor mengenai pemecatan Shin Tae-yong dari posisi pelatih Timnas Indonesia menyebar luas di media sosial dan menjadi topik di berbagai media nasional. Namun, PSSI belum memberikan konfirmasi resmi terkait berita tersebut.
Baca Juga
PSSI Tanggapi Kemarahan Putra Shin Tae-yong usai Ayahnya Dipecat dari Timnas Indonesia
Menimbang Kelebihan dan Kekurangan Pergantian Pelatih Timnas Indonesia di Tengah Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026
6 Pelatih Asal Belanda Punya Rekam Jejak yang Lebih Baik Dibandingkan Patrick Kluivert, Siapa Saja Mereka?
Hingga akhirnya, PSSI melalui ketua umum Erick Thohir mengadakan konferensi pers di Jakarta untuk membahas Rencana Baru Perkembangan Timnas Indonesia. Salah satu poin yang disampaikan adalah pemberhentian Shin Tae-yong dari jabatannya.
Advertisement
"Tentu kami mengucapkan terima kasih kepada kinerja coach STY selama ini, hubungan saya sangat baik, dan kami lakukan yang terbaik untuk program-program yang dikehendaki," tutur Erick Thohir dalam konferensi pers, Senin (6/1/2025).
"Tetapi tentu dinamika dari Timnas Indonesia ini, perlu menjadi perhatian khusus, oleh kami dalam evaluasi. Kami melihat perlunya ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang tentu disepakati oleh para pemain, komunikasi yang baik, dan implementasi yang lebih baik," ujar Erick.
Pengumuman ini segera menjadi perbincangan hangat di media sosial. Tangkapan layar dari postingan tersebut menyebar luas dan memicu reaksi yang sangat besar dari masyarakat serta penggemar Timnas Indonesia.
Setelah Shin Tae-yong secara resmi tidak lagi melatih Timnas Indonesia, ada baiknya kita melihat kembali beberapa kontroversi yang sempat mengelilinginya selama menangani tim Merah-putih.
Yuk simak rangkuman dari Bola.com di bawah ini.
Masalah dalam Berbahasa
Sejak ditunjuk oleh PSSI pada bulan Desember 2019, Shin Tae-yong kini telah memasuki tahun keenamnya sebagai pelatih Timnas Indonesia. Hingga saat ini, kemampuannya dalam berbahasa Indonesia belum menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Nova Arianto, asisten pelatih Timnas Indonesia, menceritakan pengalamannya mengenai kendala bahasa yang dihadapi oleh atasannya, Shin Tae-yong, yang masih belum fasih berbahasa Indonesia.
Saat menandatangani perpanjangan kontrak hingga tahun 2027, pelatih asal Korea Selatan itu juga menyinggung niatnya untuk belajar bahasa Indonesia. Selain itu, ini juga menjadi salah satu poin kesepakatan dalam kontrak barunya.
Keterbatasan Shin Tae-yong dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia baru-baru ini mendapat kritik dari berbagai pihak. Situasi ini dapat menimbulkan hambatan komunikasi, terutama saat memberikan instruksi kepada para pemain.
Nova Arianto, yang setia mendampingi Shin Tae-yong sejak awal kariernya sebagai pelatih Timnas Indonesia, berbagi pandangannya mengenai polemik tersebut. Dia mengakui bahwa keterbatasan ini memang bisa menjadi kendala.
Namun, Nova meyakini bahwa masalah yang timbul akibat hambatan bahasa ini tidak terlalu signifikan. Hal ini karena terdapat sejumlah staf yang dapat membantu dalam proses penerjemahan.
Salah satunya adalah Jeong Seo-seo, yang akrab disapa Jeje, yang bertugas menerjemahkan ke bahasa Indonesia. Sedangkan untuk interpretasi ke bahasa Inggris dilakukan oleh dua staf lainnya, yaitu Kim Jong-jin dan Shin Sang-gyu.
“Soal kendala bahasa ini, sebetulnya memang ada tetapi tidak terlalu menjadi masalah yang sangat besar. Kami memiliki Jeje, ada Coach Jin, dan Coach Sang yang selalu membantu,” kata Nova dalam wawancara bersama Liputan6 Sport belum lama ini.
“Mereka ikut menerjemahkan saat latihan, saat Coach Shin Tae-yong berbicara. Dalam situasi ini, ada yang berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan ada yang memakai bahasa Inggris,” lanjut dia.
Advertisement
Kesalahan dalam Menentukan Susunan Pemain Melawan China
Tim nasional Indonesia tidak berhasil meraih kemenangan saat bertandang ke markas tim nasional China dalam pertandingan keempat Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Tim Garuda kalah dengan skor 1-2 dalam pertandingan yang berlangsung di Qingdao Youth Football Stadium pada Selasa malam, 15 Oktober 2024, waktu Indonesia bagian barat.
Pelatih tim nasional Indonesia, Shin Tae-yong, melakukan strategi yang cukup menarik dalam pertandingan tersebut. Shin melakukan banyak perubahan pada susunan pemain dibandingkan saat mereka bermain imbang melawan tim nasional Bahrain pada Kamis, 10 Oktober 2024. Karena kegagalan meraih poin di kandang China, banyak pihak yang menilai bahwa Shin Tae-yong melakukan kesalahan dalam pemilihan pemainnya.
Empat pemain yang sebelumnya tidak dimainkan sejak awal di pertandingan melawan tim nasional Bahrain diberi kesempatan untuk menjadi starter dalam pertandingan ini oleh Shin Tae-yong. Pemain-pemain tersebut adalah Asnawi Mangkualam, Witan Sulaeman, Nathan Tjoe-A-On, dan Shayne Pattynama.
Dari keempat pemain tersebut, hanya Nathan Tjoe-A-On yang bisa dikatakan tampil cukup baik. Bahkan, Witan Sulaeman dan Shayne Pattynama sudah ditarik keluar di awal babak kedua.
Keputusan Shin Tae-yong untuk menempatkan Calvin Verdonk sebagai salah satu dari tiga bek juga menimbulkan pertanyaan. Posisi asli pemain ini adalah sebagai full back atau wing back.
Tim nasional Indonesia melakukan tiga pergantian pemain sekaligus menjelang babak kedua dimulai. Mees Hilgers, Shayne Pattynama, dan Witan Sulaeman ditarik keluar.
Masuklah Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, dan Thom Haye. Tiga pergantian sekaligus dari tim nasional Indonesia ini mungkin menunjukkan bahwa Shin Tae-yong menyadari eksperimennya di sepanjang babak pertama tidak berjalan sesuai harapan.
Perselisihan yang melibatkan Elkan Baggott
Shin Tae-yong mengalami hubungan yang kurang harmonis dengan salah satu pemain keturunan, Elkan Baggott. Mereka terlihat seolah memiliki konflik yang belum terselesaikan.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memberikan penjelasan mengenai permasalahan yang melibatkan Elkan Baggott di dalam Timnas Indonesia. Meski enggan terlalu dalam membahasnya, Shin Tae-yong menyatakan bahwa isu ini sangat sensitif untuk diungkapkan secara mendetail.
Shin Tae-yong juga menyoroti pentingnya sikap dalam membela Timnas Indonesia. Ia menegaskan bahwa seorang pemain tidak boleh mengecewakan masyarakat Indonesia saat mengenakan lambang garuda di dada mereka.
Diduga, situasi ini timbul karena Elkan Baggott tidak memenuhi panggilan Timnas Indonesia U-23 untuk babak play-off Olimpiade Paris 2024 melawan Timnas Guinea U-23. Elkan Baggott juga tidak dipanggil kembali untuk memperkuat Timnas Indonesia dalam dua pertandingan awal Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan tersebut mempertemukan tim Garuda dengan Timnas Arab Saudi dan Australia.
Keadaan ini jelas menimbulkan pertanyaan besar. Ketika ditanya tentang apa yang sebenarnya terjadi, Shin Tae-yong mengakui bahwa masalah ini sangat sensitif untuk dibahas lebih lanjut. Menurutnya, Elkan Baggott adalah orang yang paling tepat untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya.
Shin Tae-yong menegaskan bahwa keputusan berada di tangannya. Pelatih asal Korea Selatan ini juga membahas arti penting lambang garuda di dada bagi seorang pemain Timnas Indonesia. Menurut Shin Tae-yong, ketika seorang pemain diberi kepercayaan mengenakan seragam Skuad Garuda, mereka harus benar-benar bertanggung jawab.
“Memang semua wewenang ada di saya, tetapi yang saya pikirkan, walaupun bukan orang Indonesia, tapi sekarang pelatih kepala Timnas Indonesia,” ujar Shin Tae-yong pada September 2024.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement