Liputan6.com, Jakarta Keputusan Indonesia untuk menjajaki keanggotaan BRICS telah menarik perhatian banyak pihak. Langkah ini bukanlah sekadar ikut-ikutan, melainkan hasil dari kajian matang yang dilakukan pemerintah. Kementerian Luar Negeri RI menegaskan bahwa langkah ini merupakan upaya memperluas peran Indonesia dalam berbagai forum internasional.
BRICS, blok ekonomi yang terdiri dari negara-negara seperti Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, memiliki daya tarik ekonomi yang besar. Anggotanya mencakup hampir separuh populasi dunia dan menyumbang porsi signifikan dalam ekonomi global. Potensi ini dinilai sejalan dengan kebutuhan Indonesia untuk meningkatkan akses pasar dan kerja sama ekonomi.
Baca Juga
Namun, apa sebenarnya tujuan utama BRICS, dan bagaimana Indonesia dapat memanfaatkannya? Artikel ini mengupas secara mendalam manfaat ekonomi, tantangan geopolitik, dan peluang yang dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai negara berkembang dalam blok ini.
Advertisement
BRICS: Sejarah dan Tujuan Utama
BRICS pertama kali dicetuskan sebagai konsep oleh Ekonom Goldman Sachs, Jim O’Neill, pada 2001. Awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, blok ini kemudian menambahkan Afrika Selatan pada 2011. BRICS dibentuk untuk memperkuat kerja sama negara-negara berkembang dalam menghadapi dominasi ekonomi negara-negara Barat.
Tujuan utama BRICS mencakup menciptakan tatanan dunia multipolar, mengurangi ketergantungan pada dolar AS, dan meningkatkan kerja sama ekonomi antarnegara anggota.
Advertisement
Manfaat Ekonomi bagi Indonesia
Bergabungnya Indonesia ke BRICS menawarkan peluang besar di sektor ekonomi. Menurut data USIP, BRICS menyumbang 28% output ekonomi dunia. Angka ini menunjukkan potensi besar dalam memperluas pasar ekspor dan akses investasi. Selain itu, BRICS mendorong perdagangan dengan mata uang lokal, sehingga mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Potensi perdagangan intra-BRICS pun meningkat. Data menunjukkan perdagangan antarnegara anggota naik 56% pada 2017-2022. Bagi Indonesia, ini adalah kesempatan untuk memperkuat kerja sama di sektor energi, gandum, dan lainnya.
New Development Bank: Solusi Finansial Alternatif
BRICS memiliki institusi keuangan sendiri, yaitu New Development Bank (NDB), yang menawarkan pendanaan untuk proyek pembangunan. NDB telah menyetujui 96 proyek senilai $32 miliar sejak 2016. Keunggulan NDB dibanding Bank Dunia adalah fleksibilitas dan kesetaraan bagi negara anggota.
Sebagai anggota, Indonesia berpotensi mendapatkan pembiayaan infrastruktur yang lebih terjangkau dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Advertisement
Tantangan yang Harus Diwaspadai
Meski memiliki banyak manfaat, bergabung dengan BRICS tidak lepas dari tantangan. Indonesia harus memastikan tidak hanya menjadi pasar bagi produk negara anggota lain. Tanpa strategi yang tepat, posisi Indonesia bisa melemah dalam negosiasi perdagangan.
Selain itu, potensi konflik geopolitik di antara anggota BRICS juga dapat memengaruhi stabilitas keanggotaan. Oleh karena itu, kebijakan luar negeri bebas aktif harus tetap dipegang teguh.
Langkah Strategis Menuju Keanggotaan Penuh
Sebagai "interested country," Indonesia sedang menjalani proses aksesi untuk menjadi anggota penuh BRICS. Proses ini melibatkan kajian mendalam terkait manfaat dan risiko, serta penyesuaian kebijakan ekonomi dan diplomasi. Dengan menjaga prinsip bebas aktif, Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat posisinya di panggung global.
Advertisement
1. Apa itu BRICS?
BRICS adalah blok ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan mengurangi dominasi Barat dalam perdagangan global.
2. Apa manfaat BRICS bagi Indonesia?
Indonesia dapat meningkatkan akses pasar, memperluas perdagangan, dan mendapatkan pendanaan alternatif melalui lembaga seperti New Development Bank.
Advertisement