Sukses

10 Makanan Pemicu Diabetes pada Anak, Wajib Diperhatikan

Kenali 10 makanan pemicu diabetes pada anak yang sering dikonsumsi. Cegah sejak dini dengan pola makan sehat!

Liputan6.com, Jakarta Diabetes pada anak semakin menjadi perhatian serius di seluruh dunia seiring meningkatnya kasus yang terdeteksi. Penyakit ini, yang dahulu didominasi oleh orang dewasa, kini juga menyerang anak-anak akibat perubahan pola makan dan gaya hidup modern. Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak menjadi pemicu utama yang memperbesar risiko anak terkena diabetes, terutama tipe 2.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat sejak 2010. Pola makan tidak sehat, seperti sering mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman manis, disebut sebagai faktor utama yang mempercepat munculnya penyakit ini. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan menghabiskan waktu dengan gawai turut memperburuk situasi.

Mencegah diabetes pada anak memerlukan pemahaman yang baik tentang makanan yang berpotensi memicu lonjakan gula darah. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut 10 jenis makanan yang harus diwaspadai orang tua agar anak terhindar dari risiko diabetes sejak dini.

2 dari 15 halaman

1. Permen, Cokelat, dan Kue

Makanan manis seperti permen, cokelat, dan kue sering kali menjadi camilan favorit anak-anak. Namun, kandungan gula dan karbohidrat sederhana di dalamnya sangat mudah diserap tubuh, menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan.

Konsumsi makanan ini dalam jumlah besar juga dapat menyebabkan anak kecanduan gula, memperburuk kebiasaan makan mereka, dan meningkatkan risiko resistensi insulin.

Sebagai alternatif, orang tua bisa memberikan camilan sehat seperti buah-buahan segar, yoghurt tanpa gula, atau kacang-kacangan yang lebih bernutrisi.

3 dari 15 halaman

2. Sereal Manis dan Snack Kemasan

Banyak produk sereal yang dikemas menarik untuk anak-anak, tetapi sebagian besar mengandung kadar gula yang sangat tinggi. Demikian juga dengan snack kemasan seperti keripik kentang dan biskuit yang sering kali mengandung lemak trans dan natrium dalam jumlah besar.

Konsumsi makanan olahan ini tidak hanya memicu lonjakan gula darah, tetapi juga meningkatkan risiko inflamasi kronis yang merusak pankreas.

Mengganti sarapan sereal dengan oatmeal atau smoothie buah bisa menjadi pilihan sehat yang lebih baik bagi anak-anak.

4 dari 15 halaman

3. Pasta Olahan

Pasta dan makanan berbahan tepung terigu yang telah diolah cenderung memiliki indeks glikemik tinggi. Jenis makanan ini menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang cepat dan berisiko meningkatkan resistensi insulin.

Anak-anak yang mengonsumsi karbohidrat sederhana ini secara berlebihan lebih rentan terhadap obesitas dan diabetes tipe 2.

Pilihlah roti gandum, nasi merah, atau quinoa sebagai sumber karbohidrat kompleks yang lebih sehat dan memiliki indeks glikemik rendah untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

5 dari 15 halaman

4. Minuman Manis dan Bersoda

Minuman bersoda dan jus kemasan adalah sumber utama gula tambahan yang sering dikonsumsi anak-anak. Kandungan fruktosa dan pemanis buatan di dalamnya dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.

Kebiasaan minum minuman manis secara berlebihan bisa memicu obesitas, yang merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2. Selain itu, gula berlebih dalam minuman ini juga merusak sensitivitas insulin dalam tubuh anak.

Mengganti minuman manis dengan air putih, jus buah segar tanpa tambahan gula, atau infused water adalah pilihan yang jauh lebih sehat untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah.

6 dari 15 halaman

5. Makanan Cepat Saji dan Gorengan

Makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, dan ayam goreng sering kali mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi. Lemak ini menyebabkan resistensi insulin, yang berkontribusi pada lonjakan kadar gula darah.

Makanan cepat saji juga memiliki kadar garam dan kalori yang sangat tinggi. Konsumsi rutin makanan jenis ini meningkatkan risiko obesitas dan memperburuk metabolisme tubuh anak.

Sebagai gantinya, orang tua dianjurkan untuk menyediakan makanan rumahan yang kaya protein, serat, dan sayuran segar untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang bagi anak.

7 dari 15 halaman

6. Roti Putih dan Biskuit

Roti putih dan biskuit berbahan dasar tepung terigu memiliki indeks glikemik yang tinggi. Produk ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa diimbangi serat dan protein yang cukup.

Roti putih dan makanan berbahan tepung olahan rendah serat, sehingga dicerna lebih cepat dan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.

Guna mengurangi risiko ini, pilihlah sumber karbohidrat kompleks seperti roti gandum utuh, nasi merah, dan biji-bijian yang mengandung serat lebih tinggi.

8 dari 15 halaman

7. Minuman Kopi atau Teh dengan Gula dan Krim

Tren minuman manis seperti kopi susu dan bubble tea semakin digemari anak-anak. Sayangnya, minuman ini sering kali mengandung gula tambahan dan krim yang tinggi lemak.

Konsumsi minuman ini secara rutin dapat menyebabkan penumpukan lemak di tubuh dan meningkatkan risiko obesitas serta resistensi insulin.

Sebagai alternatif, anak-anak dapat menikmati minuman sehat seperti teh tanpa gula, infused water, atau jus buah segar tanpa pemanis tambahan.

9 dari 15 halaman

8. Es Krim dan Produk Susu Manis

Es krim dan produk susu dengan tambahan pemanis, seperti susu kental manis dan yogurt berperisa, mengandung kadar gula yang sangat tinggi. Meskipun terlihat menyegarkan dan lezat, konsumsi berlebihan dari produk ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba.

Kandungan gula dan lemak jenuh yang tinggi dalam es krim dan produk susu manis dapat memicu obesitas pada anak, yang meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2.

Sebagai gantinya, orang tua bisa memilih yoghurt tanpa gula dengan tambahan buah segar atau membuat es krim berbahan dasar buah-buahan sebagai opsi yang lebih sehat.

10 dari 15 halaman

9. Makanan dan Minuman Instan Berkemasan

Makanan instan, seperti mi instan dan makanan kalengan, sering mengandung kadar natrium, gula, dan pengawet yang tinggi. Begitu juga dengan minuman instan, seperti susu cokelat kemasan dan teh manis botolan, yang tinggi gula tambahan.

Konsumsi rutin makanan dan minuman ini dapat memicu inflamasi dan gangguan metabolisme dalam tubuh anak. Selain itu, kandungan kalori yang tinggi dalam kemasan kecil membuat anak mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang diperlukan.

Orang tua dianjurkan untuk menggantikan makanan instan dengan makanan segar dan memasak sendiri di rumah untuk mengontrol kandungan nutrisi yang masuk ke tubuh anak.

11 dari 15 halaman

10. Makanan yang Digoreng

Makanan yang digoreng, seperti nugget, kentang goreng, dan ayam goreng tepung, sering kali dimasak dengan minyak yang sudah digunakan berulang kali. Minyak ini mengandung lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan anak.

Lemak trans dalam makanan gorengan dapat meningkatkan kolesterol jahat dan memicu resistensi insulin, yang berujung pada diabetes tipe 2. Selain itu, makanan gorengan juga cenderung tinggi kalori dan rendah nutrisi.

Sebagai alternatif, Anda dapat memanggang atau merebus makanan untuk mengurangi kandungan lemak jenuh dan kalori yang masuk ke tubuh anak.

12 dari 15 halaman

Apakah anak yang sering makan makanan manis pasti terkena diabetes?

Tidak selalu. Namun, konsumsi makanan manis berlebihan, terutama tanpa diimbangi aktivitas fisik, meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2.

13 dari 15 halaman

Bagaimana cara mencegah diabetes pada anak dengan riwayat keluarga diabetes?

Orang tua dapat membatasi makanan tinggi gula dan lemak, memastikan anak aktif secara fisik, serta melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara berkala.

14 dari 15 halaman

Apa gejala awal diabetes pada anak yang harus diwaspadai?

Gejala umum termasuk sering buang air kecil, rasa haus berlebihan, penurunan berat badan yang tidak wajar, dan kelelahan.

15 dari 15 halaman

Apakah makanan cepat saji harus dihindari sepenuhnya?

Sebaiknya dibatasi. Konsumsi sesekali diperbolehkan, tetapi pastikan anak tetap mendapatkan nutrisi seimbang dari makanan rumahan.

Video Terkini