Bola.com, Jakarta - Patrick Kluivert menjadi perbincangan hangat sebagai kandidat pelatih baru tim nasional Indonesia setelah PSSI memutuskan hubungan kerja dengan Shin Tae-yong pada 6 Januari 2025. Kluivert, yang pernah menjadi penyerang andalan Timnas Belanda, dikabarkan telah mencapai kesepahaman dengan PSSI, meski hingga kini belum ada kontrak resmi yang ditandatangani.
Patrick Kluivert telah tidak memiliki pekerjaan selama lebih dari setahun setelah terakhir kali melatih Adana Demirspor di Turki pada Desember 2023. Media di Vietnam turut menyoroti bahwa pelatih asal Belanda ini memiliki rekam jejak mengesankan sebagai pemain, termasuk meraih trofi Liga Champions dan diakui sebagai salah satu penyerang terbaik dalam sejarah sepak bola Belanda.
Baca Juga
Pilih Patrick Kluivert Latih Timnas Indonesia, Erick Thohir Sebut Zinedine Zidane dan Real Madrid
Cemas Pemain Diaspora Habis, Erick Thohir Dorong Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
Copot Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Ketua Umum PSSI Erick Thohir: Kalau Saya Sekarang Disuruh Mundur, Saya Mundur!
Erick Thohir, Ketua PSSI, menyatakan bahwa pemilihan pelatih dari Belanda diharapkan dapat memberikan energi positif bagi tim Garuda dalam menghadapi babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang akan berlangsung pada Maret 2025. Kluivert diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang harmonis dalam tim.
Advertisement
Namun, beberapa penggemar dan media menyambut penunjukan Kluivert dengan skeptis, menganggap bahwa ia mungkin bukan pilihan yang ideal untuk memimpin timnas Indonesia. Meski begitu, banyak pihak berharap Kluivert dapat membawa perubahan positif dan membantu Indonesia mengamankan tempat di Piala Dunia 2026.
Patrick Kluivert direncanakan akan diumumkan secara resmi pada 12 Januari 2025. Sebelum pengumuman tersebut, Bola.com menyoroti enam pelatih asal Belanda lainnya yang memiliki rekam jejak lebih baik daripada dirinya.
Ruud Gullit
Ruud Gullit, seorang mantan pesepak bola profesional asal Belanda, dikenal luas sebagai salah satu ikon dalam dunia sepak bola. Setelah mengakhiri karier bermainnya, ia memutuskan untuk menekuni dunia kepelatihan. Beberapa klub ternama pernah ia latih, termasuk Chelsea, Newcastle United, Feyenoord, LA Galaxy, dan Terek Grozny.
Karier Kepelatihan
- Chelsea (1996-1998): Gullit menjadi pelatih pertama yang berhasil membawa Chelsea memenangkan Piala FA pada 1997, yang merupakan gelar besar pertama klub dalam 26 tahun terakhir. Selama masa kepemimpinannya, ia mencatatkan 83 pertandingan dengan 41 kemenangan. Newcastle United (1998-1999): Gullit memimpin Newcastle selama satu musim, tetapi menghadapi tantangan dan dipecat setelah 52 pertandingan dengan hanya 18 kemenangan.
- Feyenoord (2004-2005): Gullit kembali ke tanah airnya untuk melatih Feyenoord, di mana ia berhasil meraih 25 kemenangan dari 45 pertandingan yang dijalani.
- LA Galaxy (2007-2008): Di Major League Soccer, Gullit melatih LA Galaxy, namun tidak berhasil mencapai kesuksesan yang diinginkan, dengan hanya mencatatkan 6 kemenangan dari 19 pertandingan.
- Terek Grozny (2011): Gullit juga sempat mengemban tugas melatih Terek Grozny di Rusia, tetapi hanya bertahan selama satu musim dengan hasil yang kurang memuaskan.
Pengalaman dan Prestasi
Walaupun memiliki pengalaman melatih di beberapa klub besar, karier kepelatihan Gullit dapat dianggap kurang berprestasi jika dibandingkan dengan karier bermainnya yang gemilang. Ia dikenal sebagai pelatih yang jarang membawa klub yang dilatihnya meraih gelar juara. Karier kepelatihannya terakhir kali terlihat pada tahun 2017 ketika ia menjadi asisten manajer di tim nasional Belanda.
Saat ini, Gullit juga sedang dipertimbangkan sebagai kandidat untuk posisi pelatih tim nasional Indonesia. Dengan latar belakang yang kuat sebagai pemain dan pengalaman melatih di berbagai klub, banyak pihak berharap ia dapat membawa perubahan positif bagi timnas Indonesia jika terpilih. "Gullit juga merupakan kandidat untuk posisi pelatih tim nasional Indonesia saat ini."
Advertisement
Frank Rijkaard
Frank Rijkaard, yang berasal dari Belanda, awalnya adalah seorang pemain sepak bola profesional sebelum beralih menjadi pelatih. Kariernya sebagai pelatih dimulai pada tahun 1998 dan berlangsung lebih dari 15 tahun, selama periode tersebut ia memimpin beberapa klub dan tim nasional.
Perjalanan Karier Sebagai Pelatih
- Tim Nasional Belanda (1998-2000): Rijkaard memulai karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih di tim nasional Belanda. Setelah itu, dia diangkat menjadi pelatih utama, tetapi gagal membawa tim ke turnamen besar.
- Sparta Rotterdam (2001-2002): Setelah meninggalkan tim nasional, Rijkaard melatih Sparta Rotterdam. Namun, masa kepemimpinannya di sana tidak terlalu berhasil, dengan hasil yang kurang memuaskan.
- Barcelona (2003-2008): Puncak karier kepelatihannya tercapai saat ia melatih FC Barcelona. Di bawah arahannya, Barcelona memenangkan dua gelar La Liga (2004–05, 2005–06) dan satu gelar Liga Champions UEFA pada tahun 2006. Rijkaard dikenal dengan filosofi permainan menyerang dan penggunaan formasi 4-3-3 yang efektif, yang mendorong kreativitas pemain seperti Ronaldinho.
- Galatasaray (2009-2010): Setelah meninggalkan Barcelona, Rijkaard melatih Galatasaray di Turki. Di sini, ia mencapai beberapa keberhasilan meskipun tidak sebanding dengan pencapaiannya di Barcelona.
- Tim Nasional Arab Saudi (2011-2013): Rijkaard ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Arab Saudi. Namun, masa jabatannya berakhir pada Januari 2013 setelah tim memperoleh hasil yang buruk.
Pensiun dari Dunia Kepelatihan
Pada Maret 2014, Rijkaard mengumumkan bahwa dia tidak akan kembali menjadi pelatih kepala karena kehilangan minat untuk melatih. Dia menyatakan keinginannya untuk menikmati sepak bola dari sudut pandang penonton dan tidak ingin terlibat dalam tekanan yang datang dengan posisi pelatih.
Filosofi dan Gaya Melatih
Rijkaard dikenal dengan filosofi permainan menyerang yang terkoordinasi, mengikuti jejak pelatih Belanda sebelumnya seperti Rinus Michels dan Johan Cruyff. Dia percaya bahwa tim harus bermain sebagai satu kesatuan untuk mencapai kesuksesan dan memberikan hiburan kepada penonton.
Statistik dan Prestasi
Selama kariernya, Rijkaard mencatatkan rekor yang cukup baik dengan total 427 pertandingan sebagai pelatih, meraih 218 kemenangan. Selain itu, dia juga menerima berbagai penghargaan individu selama masa jabatannya di Barcelona.
Karier kepelatihan Frank Rijkaard mencerminkan perjalanan seorang pelatih yang sukses di level klub tertinggi dan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sepak bola modern.
Mark van Bommel
Mark van Bommel, seorang mantan pesepak bola profesional dari Belanda, kini berprofesi sebagai pelatih. Lahir pada tanggal 22 April 1977, Van Bommel dikenal sebagai gelandang yang kuat dengan kemampuan teknis yang mumpuni. Selama karier bermainnya, ia mencapai banyak kesuksesan dengan meraih berbagai trofi di klub-klub besar Eropa seperti PSV Eindhoven, Barcelona, Bayern Munich, dan AC Milan.
Setelah gantung sepatu, Van Bommel memulai karier baru sebagai pelatih. Dia pernah menjadi asisten pelatih di tim nasional Arab Saudi dan Australia sebelum akhirnya mengambil alih posisi pelatih utama di PSV Eindhoven pada tahun 2018. Di PSV, ia berhasil membawa tim meraih pencapaian gemilang dengan hasil positif dalam kompetisi domestik.
Usai meninggalkan PSV pada akhir 2019, Van Bommel melatih VfL Wolfsburg selama beberapa bulan pada tahun 2021. Walaupun tidak mencapai hasil yang diharapkan di Wolfsburg, ia kembali menemukan kesuksesan saat diangkat sebagai pelatih Royal Antwerp pada tahun 2022. Di klub ini, ia berhasil menjuarai Liga Pro Belgia dan Piala Belgia di musim pertamanya.
Van Bommel dikenal sebagai pelatih yang mampu membangun tim dan menerapkan filosofi permainan yang menyerang. Dengan pengalaman luas sebagai pemain dan pemahaman mendalam tentang sepak bola, ia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pelatih yang menjanjikan di Eropa.
Sebagai pelatih, Van Bommel telah mencatatkan prestasi yang mengesankan dengan lebih dari 50% kemenangan di setiap klub yang ditanganinya. Dengan pencapaian yang terus meningkat, banyak yang berharap ia akan terus berkembang dan mencapai kesuksesan yang lebih besar di masa depan.
Mark van Bommel adalah figur yang telah memberikan kontribusi signifikan baik sebagai pemain maupun pelatih. Dengan latar belakang yang kuat dalam sepak bola dan pengalaman luas di berbagai liga top Eropa, ia memiliki potensi untuk menjadi salah satu pelatih terkemuka di dunia sepak bola. Perjalanan kariernya menunjukkan dedikasi dan komitmen terhadap olahraga ini, serta harapan untuk terus berprestasi dalam dunia kepelatihan.
Advertisement
Giovanni van Bronckhorst
Giovanni van Bronckhorst adalah seorang mantan pesepak bola profesional dari Belanda yang sekarang berprofesi sebagai pelatih. Lahir pada 5 Februari 1975, Van Bronckhorst dikenal sebagai salah satu pemain penting dalam sejarah sepak bola Belanda, khususnya ketika ia menjadi kapten tim nasional yang berhasil membawa negaranya ke final Piala Dunia 2010. Setelah memutuskan untuk pensiun dari dunia sepak bola, ia dengan cepat beralih ke dunia kepelatihan dan berhasil mencapai berbagai prestasi.
Setelah pensiun di tahun 2010, Van Bronckhorst langsung memasuki dunia kepelatihan. Ia memulai karirnya sebagai asisten pelatih di Feyenoord pada tahun 2011 dan mengemban posisi itu hingga tahun 2015. Pada tahun 2015, ia diangkat menjadi pelatih utama Feyenoord. Di bawah bimbingannya, Feyenoord mencapai kesuksesan besar, termasuk memenangkan Eredivisie pada musim 2016/2017 setelah 18 tahun tanpa gelar.
Prestasi Van Bronckhorst sebagai pelatih di Feyenoord sangat mengesankan. Dalam empat musimnya sebagai pelatih utama, ia berhasil membawa klub meraih beberapa trofi, termasuk Piala KNVB dan Piala Super Belanda. Keberhasilannya di Feyenoord menjadikannya salah satu pelatih muda berbakat di Eropa.
Setelah meninggalkan Feyenoord pada tahun 2019, Van Bronckhorst menerima tawaran untuk melatih Guangzhou R&F di Liga Super China pada awal 2020. Namun, masa jabatannya di sana tidak berlangsung lama, karena ia hanya mampu membawa tim finis di peringkat ke-11 sebelum akhirnya mengundurkan diri pada akhir tahun yang sama.
Pada bulan November 2021, Van Bronckhorst kembali ke Eropa setelah ditunjuk sebagai pelatih Rangers FC di Skotlandia, menggantikan Steven Gerrard yang pindah ke Aston Villa. Di Rangers, ia berhasil mencapai final Liga Europa dan memenangkan Piala Skotlandia pada musim pertamanya. Keberhasilan ini semakin memperkuat reputasinya sebagai pelatih yang kompeten.
Pada Juni 2024, Van Bronckhorst menandatangani kontrak dengan klub Turki BeÅŸiktaÅŸ. Dalam waktu singkat, ia berhasil membawa BeÅŸiktaÅŸ meraih Piala Super Turki pada pertandingan resmi pertamanya. Meskipun baru menjabat selama beberapa bulan, prestasi ini menunjukkan bahwa Van Bronckhorst masih memiliki kemampuan untuk membawa tim meraih kesuksesan.
Guus Hiddink
Guus Hiddink adalah figur legendaris dalam sepak bola yang telah memberikan dampak besar baik sebagai pemain maupun pelatih. Dengan pengalaman yang luas dan prestasi yang mengesankan, ia tetap diingat sebagai salah satu pelatih terhebat dalam sejarah olahraga ini. Dedikasinya terhadap sepak bola dan kemampuannya untuk memotivasi pemain menjadikannya teladan bagi banyak pelatih muda di seluruh dunia. "Dedikasinya terhadap sepak bola dan kemampuan untuk memotivasi pemain menjadikannya panutan bagi banyak pelatih muda di seluruh dunia."
Hiddink memulai karier kepelatihannya pada tahun 1982 dengan posisi asisten pelatih di De Graafschap. Setelah itu, ia melanjutkan untuk melatih sejumlah klub ternama Eropa seperti PSV Eindhoven, Fenerbahçe, dan Valencia. Di PSV, ia mencapai kesuksesan besar dengan memenangkan Liga Eropa UEFA pada tahun 1988.
Hiddink dikenal luas atas keberhasilannya membawa tim nasional Korea Selatan mencapai semifinal Piala Dunia 2002. Di bawah bimbingannya, Korea Selatan tampil mengejutkan dengan mengalahkan tim-tim unggulan seperti Portugal, Italia, dan Spanyol. Keberhasilan ini tidak hanya mengukuhkan posisinya sebagai pelatih top tetapi juga membuat namanya dikenang dalam sejarah sepak bola Korea Selatan dengan didirikannya Guus Hiddink Stadium.
Setelah sukses di Korea Selatan, Hiddink melatih Real Madrid dan kembali ke PSV Eindhoven. Salah satu pencapaian terbesarnya terjadi ketika ia diangkat sebagai pelatih sementara Chelsea pada tahun 2009, di mana ia berhasil membawa klub tersebut meraih Piala FA. Ia kembali ke Chelsea pada tahun 2015 dan menunjukkan kemampuannya dalam mengelola tim dengan baik.
Di tingkat internasional, Hiddink juga melatih Rusia dari 2006 hingga 2010, membawa mereka ke semifinal Piala Eropa 2008. Keberhasilan ini semakin meningkatkan reputasinya sebagai pelatih yang mampu membawa tim meraih prestasi di ajang besar.
Setelah menjalani karier yang panjang dan sukses, Guus Hiddink resmi mengumumkan pensiun dari dunia kepelatihan pada tahun 2021. Pada usia 74 tahun, ia meninggalkan warisan yang kaya dalam dunia sepak bola. Kariernya yang beragam mencerminkan kemampuannya untuk beradaptasi dan sukses di berbagai lingkungan.
Advertisement
Phillip Cocu
Phillip Cocu adalah individu yang telah memberikan kontribusi besar baik di lapangan sebagai pemain maupun di pinggir lapangan sebagai pelatih. Dengan segudang pengalaman di level klub tertinggi dan pencapaian yang mengesankan dalam karier kepelatihannya, ia menjadi salah satu pelatih terkemuka di kancah sepak bola Eropa. Dedikasinya terhadap olahraga ini serta kemampuannya dalam membangun tim yang kompetitif menjadikannya teladan bagi banyak pelatih muda di seluruh dunia.
Setelah gantung sepatu dari dunia bermain, Cocu langsung memasuki dunia kepelatihan. Ia memulai kariernya dengan melatih tim junior di PSV Eindhoven dan kemudian menjadi asisten manajer tim nasional Belanda di bawah Bert van Marwijk dari tahun 2008 hingga 2012. Pada tahun 2013, Cocu diangkat sebagai pelatih utama PSV Eindhoven, di mana ia berhasil meraih kesuksesan dengan memenangkan tiga gelar Eredivisie dalam kurun waktu lima tahun.
Setelah meninggalkan PSV pada tahun 2018, Cocu melatih Fenerbahçe di Turki selama satu musim sebelum bergabung dengan Derby County di Liga Championship Inggris pada tahun 2019. Walaupun menghadapi berbagai tantangan di Derby County, Cocu terus berusaha menerapkan filosofi permainannya yang menekankan serangan dan pengembangan pemain muda.
Cocu dikenal dengan pendekatan taktis yang adaptif dan kemampuannya dalam mengasah potensi pemain muda. Ia menerapkan filosofi permainan menyerang yang mengutamakan penguasaan bola serta pergerakan tanpa bola. Pengalamannya sebagai pemain memberinya kemampuan untuk memahami kebutuhan tim dan menyusun strategi yang efektif.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence