Sukses

Ilmuwan Ungkap Jawaban Mengejutkan dari 'Duluan Ayam atau Telur', Ini Penjelasannya

Ilmuwan akhirnya mengungkap jawaban mengejutkan untuk dilema pertanyaan 'Duluan Ayam atau Telur'.

Liputan6.com, Jakarta Penemuan terbaru memberikan sudut pandang baru yang menarik terhadap pertanyaan klasik "ayam atau telur" yang telah membingungkan manusia selama berabad-abad. Temuan ini menunjukkan bahwa proses biologis yang diperlukan untuk perkembangan embrio sudah ada jauh sebelum kemunculan hewan pertama atau telurnya. Penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang garis waktu evolusi dan mengungkap betapa kompleksnya kehidupan awal di Bumi.

Menurut sekelompok peneliti, organisme bersel tunggal yang hidup di sedimen laut dangkal menunjukkan kesamaan luar biasa dengan embrio hewan selama proses reproduksi. Metode pembelahan dirinya sangat mirip dengan proses pembelahan sel embrionik.

Organisme yang dimaksud adalah mikroba bernama Chromosphaera perkinsii. Mikroba ini telah ada selama lebih dari satu miliar tahun—jauh sebelum kemunculan hewan pertama—dan mengisyaratkan bahwa kehidupan telah menciptakan kerangka biologis untuk telur, jauh sebelum telur itu sendiri muncul.

Berikut penjelasan lengkapnya, yang dilansir Liputan6.com dari Brightside pada Rabu (8/1/2025).

2 dari 4 halaman

Penelitian ilmuwan

Omaya Dudin, ahli biokimia di Swiss Federal Institute of Technology, menjelaskan, "Meskipun C. perkinsii adalah spesies uniseluler, perilaku ini menunjukkan bahwa koordinasi multiseluler dan proses diferensiasi sudah ada pada spesies ini, jauh sebelum hewan pertama muncul di Bumi."

Semua hewan multiseluler memulai keberadaan mereka dengan cara yang serupa. Dua gamet bergabung dan melebur, memulai proses pembelahan dan perkembangan sel. Fase awal dari proses ini, yang dikenal sebagai cleavage, melibatkan pembelahan sel yang cepat secara berurutan tanpa peningkatan ukuran, suatu proses yang dikenal sebagai palintomi.

Hasil dari proses ini adalah sekumpulan sel dengan pusat berlubang yang menyerupai buah raspberry, yang disebut blastula. Menariknya, proses serupa juga diamati pada organisme uniseluler sebagai metode reproduksi.

Dalam kasus ini, organisme membelah menjadi beberapa sel anak, yang kemudian memisahkan diri dan berfungsi secara mandiri. Para ilmuwan sebelumnya telah mencatat adanya kesamaan antara fenomena ini.

3 dari 4 halaman

Evolusi yang diwarisi nenek moyang

Faktanya, sebuah studi yang diterbitkan awal tahun ini mengusulkan bahwa Ichthyosporeans dapat menjadi model yang berharga untuk mengeksplorasi asal-usul hewan.

Hal ini karena Ichthyosporeans termasuk dalam kelompok organisme uniseluler yang bercabang lebih dari satu miliar tahun yang lalu dari garis keturunan yang kemudian melahirkan hewan. Meskipun mereka tidak diklasifikasikan sebagai hewan, mereka memiliki hubungan evolusi yang dekat.

Kesamaan apa pun antara Ichthyosporeans dan hewan kemungkinan merupakan ciri yang diwarisi dari nenek moyang bersama sebelum percabangan jalur evolusi mereka.

4 dari 4 halaman

Perkembangan embrio hewan

Faktanya, selain beberapa pengamatan sporadis, tidak ada kerabat dekat hewan yang menunjukkan perkembangan seperti embrio hewan atau C. perkinsii.

Hal ini membuka kemungkinan bahwa evolusi konvergen bisa menjadi penjelasan, meskipun juga mungkin mereka berbagi nenek moyang yang sama. Bagaimanapun, penemuan ini sangat menarik.

C. perkinsii mungkin membantu kita memahami bagaimana hewan pertama kali berevolusi, atau menunjukkan bahwa kehidupan awal memiliki alat genetik yang jauh lebih fleksibel daripada yang kita bayangkan sebelumnya.