Sukses

Profil Effendi Simbolon, Mantan Kader PDIP yang Minta Megawati Mundur

Effendi Simbolon, mantan kader PDIP, mengejutkan publik dengan desakan agar Megawati Soekarnoputri mundur sebagai ketua umum. Apa yang memicu pernyataannya?

Liputan6.com, Jakarta Nama Effendi Simbolon kembali mencuat ke permukaan publik. Kali ini, mantan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut menggemparkan dunia politik dengan pernyataannya yang meminta Megawati Soekarnoputri untuk mundur dari jabatan ketua umum. Langkah berani ini dilatarbelakangi oleh kasus hukum yang menimpa Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP. 

Effendi menyebut bahwa skandal ini merupakan “petaka besar” yang mencederai kepercayaan publik terhadap partai berlambang banteng tersebut. Ia pun menilai sudah saatnya PDIP melakukan pembaruan total, termasuk di tingkat kepemimpinan tertinggi. Pernyataan ini memancing respons beragam dari berbagai kalangan, baik dari internal partai maupun pengamat politik.

"Ini petaka yang sangat besar ya buat partai yang lama saya ikut di sana ya, belum pernah ada setinggi ini posisinya," ungkapnya.

Siapa sebenarnya Effendi Simbolon? Berikut ulasan lengkap tentang profil Effendi Simbolon, perjalanan karier, hingga pernyataan kontroversialnya yang memantik perbincangan publik.

2 dari 10 halaman

1. Latar Belakang Effendi Simbolon

Effendi Simbolon lahir di Banjarmasin pada 1 Desember 1964. Ia merupakan anak dari pasangan Martha br. Tobing dan M.M. Simbolon. Dalam kehidupan pribadinya, Effendi menikah dengan Dessy Trinita br. Tobing dan dikaruniai tiga anak.

Perjalanan politiknya dimulai ketika ia bergabung dengan PDIP. Pada 2004, ia berhasil menduduki kursi DPR RI untuk pertama kalinya. Kariernya terus menanjak hingga ia menjadi anggota DPR selama empat periode berturut-turut, menunjukkan loyalitas dan kompetensinya di ranah politik.

Effendi juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII yang menangani isu energi dan lingkungan hidup. Namun, perjalanan kariernya tak selalu mulus. Ia dipecat dari PDIP setelah mendukung pasangan calon di luar garis partai dalam Pilkada Jakarta.

3 dari 10 halaman

2. Pemecatan dari PDIP

Keputusan PDIP untuk memecat Effendi Simbolon dikonfirmasi oleh Djarot Saiful Hidayat pada 30 November 2024. Pemecatan ini menjadi pukulan besar bagi Effendi, yang selama ini dikenal sebagai salah satu kader senior partai.

Menurut Djarot, sikap Effendi yang mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada Jakarta 2024 bertentangan dengan kebijakan partai. Meski demikian, Effendi tidak tinggal diam. Ia tetap bersikap vokal terhadap isu-isu internal PDIP bahkan setelah pemecatannya.

4 dari 10 halaman

3. Kritik Terhadap Kepemimpinan Megawati

Pernyataan Effendi mengenai perlunya Megawati mundur dari jabatan ketua umum mengundang perhatian. Menurutnya, kasus hukum yang menimpa Hasto Kristiyanto menjadi titik balik yang menunjukkan perlunya pembaruan di tubuh PDIP.

"Dia harus mengundurkan diri, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas, ini kan masalah serius masalah hukum, bukan masalah sebatas etika yang digembar-gemborkan ini hukum," kata Effendi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Rabu (8/1) dikutip dari merdeka.com.

Ia menyebut bahwa kasus ini seharusnya menjadi tanggung jawab semua kepemimpinan, termasuk ketua umum. Pembaruan yang disebut Effendi dianggapnya penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap PDIP. Menurut Effendi, pembaruan harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya mengganti sekretaris jenderal tetapi juga pemimpin partai.

"Ya, harus diperbaharui ya semuanya mungkin sampai ke ketua umumnya juga harus diperbaharui bukan hanya level sekjen ya, sudah waktunya lah sudah waktunya pembaharuan yang total ya," ucap Effendi.

5 dari 10 halaman

4. Harta Kekayaan Effendi Simbolon

Berdasarkan laporan LHKPN, harta kekayaan Effendi Simbolon mencapai Rp152 miliar pada tahun 2023. Sebagian besar kekayaannya berupa aset tanah dan bangunan senilai Rp135 miliar.

Effendi memiliki berbagai properti di Jakarta Selatan dan Tapanuli Utara, termasuk rumah megah di kawasan elite. Ia juga memiliki koleksi mobil mewah, seperti Toyota Alphard dan Mitsubishi Pajero. Kekayaan ini menunjukkan bahwa Effendi adalah salah satu politisi yang cukup sukses secara finansial.

Meski demikian, Effendi tidak memiliki utang, menunjukkan manajemen keuangan yang baik. Informasi ini menambah dimensi lain pada sosoknya, yang dikenal tidak hanya vokal tetapi juga berpengaruh di dunia politik.

6 dari 10 halaman

5. Reaksi Terhadap Kasus Hasto Kristiyanto

Kasus hukum yang menimpa Hasto Kristiyanto menjadi alasan utama Effendi mengeluarkan kritik tajam terhadap kepemimpinan PDIP. Hasto terlibat dalam dua kasus besar, yakni suap penetapan PAW anggota DPR dan obstruction of justice dalam kasus Harun Masiku.

Effendi menilai kasus ini mencoreng nama baik PDIP sebagai salah satu partai besar di Indonesia. Ia juga menyoroti pentingnya partai menjaga integritas di mata publik. Menurut Effendi, kasus ini bisa menjadi momen bagi PDIP untuk introspeksi dan memperbaiki diri.

"Ini petaka yang sangat besar ya buat partai yang lama saya ikut di sana ya, belum pernah ada setinggi ini posisinya," ungkapnya.

7 dari 10 halaman

1. Siapa Effendi Simbolon?

Effendi Simbolon adalah mantan kader PDIP yang pernah menjabat sebagai anggota DPR selama empat periode.

8 dari 10 halaman

2. Mengapa Effendi Simbolon dipecat dari PDIP?

Effendi dipecat karena mendukung pasangan calon di luar kebijakan partai dalam Pilkada Jakarta 2024.

9 dari 10 halaman

3. Apa alasan Effendi meminta Megawati mundur?

Effendi menyebut bahwa kasus hukum yang menimpa Hasto Kristiyanto menunjukkan perlunya pembaruan total di tubuh PDIP.

10 dari 10 halaman

4. Berapa kekayaan Effendi Simbolon?

Berdasarkan LHKPN, kekayaan Effendi Simbolon mencapai Rp152 miliar, sebagian besar berupa aset properti.

Video Terkini