Sukses

Apa Itu Matilda Effect? Ketika Kontribusi Perempuan dalam Sains Diremehkan

Matilda Effect: Bias yang meremehkan pencapaian perempuan dalam sains, di mana karya mereka sering diklaim laki-laki. Temukan sejarah, contoh kasus, dan dampaknya!

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah kamu mendengar tentang perempuan jenius yang karyanya diremehkan dan diklaim oleh laki-laki? Itulah inti dari Matilda Effect, sebuah bias sistemik yang telah menghambat kemajuan perempuan dalam sains selama berabad-abad. Efek Matilda bukan hanya masalah masa lalu, tetapi terus berdampak hingga saat ini.

Matilda Effect menjelaskan bagaimana kontribusi perempuan dalam sains sering diabaikan, diremehkan, atau bahkan diklaim oleh laki-laki. Ini terjadi dalam berbagai cara, dari pengabaian total hingga atribusi sebagian atau seluruhnya kepada rekan laki-laki. Akibatnya, perempuan kehilangan pengakuan, penghargaan, dan kesempatan yang seharusnya mereka dapatkan. Banyak penemuan ilmiah penting yang sebenarnya hasil kerja keras perempuan, namun nama laki-laki yang justru dikenang dalam sejarah.

Meskipun saat ini semakin banyak upaya untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam sains, Efek Matilda tetap menjadi tantangan nyata. Memahami apa itu Matilda Effect, bagaimana ia bermanifestasi, dan dampaknya sangat penting untuk menciptakan lingkungan ilmiah yang lebih adil dan inklusif, di mana kontribusi setiap ilmuwan, terlepas dari jenis kelamin, dihargai secara setara. 

Berikut penjelasan tentang apa itu Matilda Effect, sejarah, contoh, dan dampaknya untuk perempuan, dirangkum Liputan6.com dari Lost Women of Science dan Amazing Women in History, Kamis (20/3/2025).

Promosi 1
2 dari 6 halaman

Apa Itu Matilda Effect?

Matilda Effect adalah bias yang meremehkan atau mengabaikan pencapaian perempuan dalam sains. Karya mereka sering diatributkan kepada rekan laki-laki mereka, baik secara sengaja maupun tidak. Ini bisa terjadi dalam berbagai konteks kolaborasi, termasuk suami, mentor, atau kolaborator. 

Akibatnya, perempuan seringkali kehilangan pengakuan, penghargaan, dan kesempatan promosi yang seharusnya mereka terima. Singkatnya,  Matilda Effect adalah ketidakadilan sistemik yang membuat kontribusi perempuan dalam sains menjadi tidak terlihat.

Memahami apa itu  Matilda Effect merupakan langkah pertama untuk mengatasinya. Dengan meningkatkan kesadaran dan mempromosikan inklusi, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil dan setara bagi perempuan dalam sains.

3 dari 6 halaman

Asal Usul Matilda Effect 

Istilah "Matilda Effect" dicetuskan oleh Margaret W. Rossiter, seorang sejarawan sains Amerika, dalam makalahnya tahun 1993. Rossiter terinspirasi oleh karya Matilda Joslyn Gage, seorang sufragist, penulis, dan aktivis yang telah mendokumentasikan bagaimana kontribusi perempuan dalam sains sering diabaikan atau diklaim oleh laki-laki. Dalam esainya 'Woman as Inventor' (1870), Gage mencatat banyak contoh di mana penemuan perempuan diatribusikan kepada laki-laki.

Rossiter menamai fenomena"Matilda Effect" untuk menghormati Gage dan menyoroti bias gender yang sistemik dalam sains. Nama ini dipilih untuk menciptakan dampak yang lebih besar di dunia akademik daripada sekadar mendeskripsikan fenomena tersebut. Dan memang, istilah "Matilda Effect" telah banyak dikutip dalam ratusan makalah ilmiah sejak saat itu, menunjukkan betapa pentingnya istilah ini dalam memahami ketidaksetaraan gender di bidang sains.

Penelitian Rossiter, yang diwujudkan dalam karyanya yang monumental, "Women Scientists in America" (tiga jilid), menunjukkan betapa seringnya laki-laki mendapatkan pujian atas karya perempuan ilmuwan. Karyanya menjadi dasar pemahaman tentang Efek Matilda dan dampaknya yang luas terhadap perempuan dalam sains.

4 dari 6 halaman

Kasus-Kasus Matilda Effect dalam Dunia Sains

Banyak perempuan ilmuwan yang mengalami  Matilda Effect. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah Rosalind Franklin, seorang ilmuwan Inggris yang berkontribusi besar pada pemahaman struktur molekul DNA. Karyanya sangat penting dalam penemuan struktur heliks ganda DNA, namun perannya sering diabaikan. Bahkan, penghargaan diberikan justru kepada rekan laki-lakinya, Francis Crick, James Watson, dan Maurice Wilkins.

Contoh lainnya termasuk Nettie Stevens yang menemukan kromosom seks, namun karyanya sering dikaitkan dengan rekannya, E.B. Wilson. Ada juga Lise Meitner, yang berkontribusi besar dalam fisika nuklir, karyanya diklaim oleh Otto Hahn yang kemudian memenangkan Hadiah Nobel. Jocelyn Bell Burnell, yang menemukan pulsar, juga merupakan contoh lain dari perempuan yang kontribusinya diremehkan.

Kasus-kasus ini hanya sebagian kecil dari banyak contoh Efek Matilda dalam sejarah sains. Ini menunjukkan betapa sistemiknya bias gender dalam sains dan betapa pentingnya untuk meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan untuk mengatasinya.

5 dari 6 halaman

Bentuk-Bentuk  Matilda Effect 

 Matilda Effect dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Pengabaian kontribusi: Karya ilmiah perempuan diabaikan atau dikurangi pentingnya.
  2. Atribusi kepada laki-laki: Penemuan dan terobosan ilmiah perempuan diklaim oleh rekan laki-laki mereka.
  3. Kurangnya pengakuan: Perempuan kurang mendapatkan penghargaan, pengakuan, dan promosi yang pantas atas kontribusi mereka.
  4. Representasi yang tidak seimbang: Kurangnya perempuan dalam posisi kepemimpinan di bidang sains memperkuat bias ini.
  5. Bias kutipan: Penelitian oleh perempuan lebih jarang dikutip daripada penelitian oleh laki-laki.
  6. Sulitnya pendanaan: Peneliti perempuan juga ditemukan lebih sulit mendapat pendanaan penelitian, dibanding laki-laki.
6 dari 6 halaman

Dampak Matilda Effect

Efek Matilda memiliki dampak yang signifikan terhadap perempuan dalam sains. Ini menciptakan lingkungan yang tidak adil dan tidak setara, di mana perempuan menghadapi hambatan yang lebih besar untuk mencapai potensi penuh mereka. Dampaknya meliputi:

  • Kurangnya representasi: Jumlah perempuan dalam bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) masih jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki.
  • Kehilangan inovasi: Banyak penemuan dan inovasi penting mungkin tidak terwujud karena kontribusi perempuan diabaikan.
  • Ketidakadilan: Perempuan kehilangan pengakuan, penghargaan, dan kesempatan yang seharusnya mereka dapatkan.
  • Diskriminasi: Bias gender yang sistemik dapat membuat perempuan merasa tidak dihargai dan tidak termotivasi untuk berkarier di bidang sains.

Untuk mengatasi Matilda Effect, perlu adanya upaya kolektif untuk meningkatkan kesadaran, mempromosikan inklusi, dan memastikan bahwa kontribusi semua ilmuwan, terlepas dari jenis kelamin, dihargai secara adil. Ini termasuk memberikan kesempatan yang setara, mendorong mentor perempuan, dan merayakan pencapaian perempuan dalam sains.