Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengakui elektabilitas partainya semakin menurun karena banyaknya kader yang terlibat kasus korupsi. Maka, Demokrat harus siap mendapatkan berbagai penilaian negatif dari masyarakat.
"Demokrat harus menerima kenyataan di-bully cukup lama, lebih dari 2,5 tahun. Seolah-olah tempatnya para koruptor," kata Marzuki di sela kegiatan 'Sosialisasi Ajakan Memilih dan Kampanye Pemilu Damai', Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (23/2/2014).
Padahal, menurut dia, sebenarnya Partai Demokrat lah yang paling konsisten dalam memberantas korupsi di Indonesia. Marzuki memberi contoh Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah mengintervensi penegakan hukum terhadap kadernya yang terjerat korupsi.
Advertisement
Bahkan, lanjutnya, kader-kader yang terbukti melakukan tindak korupsi dikeluarkan dari Partai Demokrat. "Jadi jangan dilihat ada kader yang korup, langsung dipersepsikan bahwa Partai Demokrat sebagai parpol korup," tegas Marzuki yang juga peserta Konvensi Capres Partai Demokrat ini.
Namun, Marzuki tetap mempersilahkan masyarakat untuk memberi penilaian masing-masing tentang partai Demokrat. "Silakan masyarakat menilai. Pileg masih 1 bulan lagi," ujarnya.
Sejumlah kader Demokrat kini sudah dibui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka antara lain mantan Ketua Umum Anas Urbaningrum, mantan Menpora Andi Mallarangeng, mantan anggota DPR Angelina Sondakh, serta mantan Bendahara Umum Demokrat M Nazaruddin. Riz