Liputan6.com, Jakarta - Nama Gubernur DKI Jakarta Jokowi semakin gencar dikabarkan menjadi capres yang diusung PDIP. Namun, tingginya elektabilitas Jokowi dalam sejumlah survei dianggap hanya sebagai fatamorgana politik.
Menurut mantan wakil ketua MPR AM Fatwa, tingginya elektabilitas Jokowi untuk maju sebagai capres hanya sebuah pandangan publik. Itu hanya fenomena politik dan PDIP diharapkan tidak terlalu terpengaruh.
"PDIP itu nggak usah terlalu terpengaruh oleh opini yang meminta Jokowi jadi capres. Menurut saya itu fatamorgana dan fenomena politik," ujarnya ketika menghadiri 48 tahun Supersemar 11 Maret 1966 dengan tema 'Kembalikan Pancasila Sebagai Jatidiri Bangsa' di gedung Granadi, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/3/2014).
Menurutnya, dengan elektabilitas yang tinggi dalam survei, belum tentu sesuai kenyataan. Masyarakat pun dimintanya tidak kaget dengan desakan pihak tertentu yang menginginkan Jokowi menjadi Presiden.
"Jadi kita tidak bisa mengakui fenomena Jokowi sekarang sesuai kenyataannya. Kita jangan menjadi kaget. Ini fenomena politik. Saya anggap itu masih sepintas. Belum tentu menggambarkan yang senyatanya," kata dia.
Ia mengaku sebagai pendukung mantan Walikota Solo itu saat mencalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tetapi untuk saat ini, dia akan menjadi pengawal dan pengkritis Jokowi terkait janji Jakarta Baru.
"Jadi kalau saya ini sebagai pemilih mendukung Gubernur Jokowi itu dulu, sekarang ini justru saya kampanye, bahwa saya mengawal dan mengkritisi janji Jakarta Baru. Jokowi urus Jakarta dulu karena baru 1 tahun," tandas Fatwa.
Elektabilitas Tinggi Jokowi Dinilai Hanya Fatamorgana Politik
Nama Gubernur DKI Jakarta Jokowi semakin gencar dikabarkan menjadi capres yang diusung PDIP.
Advertisement