Sukses

Amankan Pemilu di Aceh, TNI AD Siapkan 30 Helikopter

TNI AD telah menyiapkan 30 helikopter untuk pengamanan pemilu di wilayah Aceh yang suhu politiknya terus memanas.

Liputan6.com, Jakarta - Situasi di Aceh kian panas seiring dengan makin dekatnya pelaksanaan Pemilu 2014. Panasnya suhu politik di Serambi Mekah itu bisa dilihat deri kasus pelemparan granat ke Kantor Dewan Pimpinan Partai Aceh Sagoe Lueng Bata (DPS-PA), Lueng Bata, Banda Aceh, pada Selasa 11 Maret lalu.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman mengaku telah menyiapkan 30 helikopter untuk pengamanan pemilu di wilayah itu.

"Kita sudah menyiapkan kekuatan untuk mengamankan pemilu, terutama di wilayah konflik. Di antaranya kita menyiapkan 30 helikopter," tegas Budiman di Mabes TNI AD, Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Budiman juga menjelaskan, untuk pengamanan pemilu konsentrasi kekuatan akan dimaksimalkan pada 30 Maret mendatang. "Kita akan gelar pasukan di Batujajar, Jawa Barat. Nanti bisa dilihat kekuatan kita yang disiapkan untuk pengamanan pemilu dan wilayah konflik," katanya.

Ada 2 prosedur pengamanan Pemilu yang akan dijalankan oleh TNI AD, yakni pengawasan teritori dan memberikan bantuan langsung kepada Polri sebagai pihak yang berada di bagian terdepan untuk urusan keamanan.

"Untuk pengawasan teritori merupakan tugas pokok kami. Kita lakukan rutin di setiap wilayah. Kita lakukan dengan pemantauan langsung dan berkoordinasi bila memang ada yang mencurigakan," terangnya.

Insiden lain yang membuat Aceh semakin panas nuansa politiknya adalah teror yang dialami Partai Nasdem. Ada oknum yang memberondong Posko Pemenangan Zubir HT yang maju sebagai calon anggota legistatif dari Partai Nasdem Dapil IV Aceh Utara. (Ismoko Widjaya)

 

Baca juga:

Bocah Korban Granat di Kantor Partai Aceh Jalani Operasi

Kapolri Perintahkan Tangkap Pelempar Granat di Kantor Partai Aceh

Polisi Periksa 5 Saksi Pelemparan Granat di Aceh

Kantor Partai Aceh Digranat, Warga Diimbau Tetap Tenang

Video Terkini