Sukses

Atribut Partai Aceh Dibakar Massa, Takengon Mulai Kondusif

Situasi tegang dipicu insiden pembakaran atribut kampanye Partai Aceh oleh massa Pembela Tanah Air atau Peta.

Liputan6.com, Banda Aceh - Setelah sempat mencekam, kondisi keamanan di wilayah Bener Meriah dan Aceh Tengah, Aceh, kembali kondusif. Situasi tegang dipicu insiden pembakaran atribut kampanye Partai Aceh oleh massa Pembela Tanah Air atau Peta.

"Kondisi keamanan sudah kondusif, kita usahan terus mempertahankan kondisi ini untuk memberikan keamanan dan ketentraman untuk masyarakat," kata Kapolda Aceh Brigjen Polisi Husein Hamidi, Kamis (20/3/2014).

Hal itu disampaikan Husein usai menghadiri rapat bersama unsur pimpinan daerah untuk membahas kondisi keamanan di 2 daerah di dataran tinggi Gayo. Rapat yang berlangsung di ruang kerja Gubernur Aceh itu juga dihadiri Panglima Kodam Iskandar Muda Mayor Jenderal Pandu Wibowo, Sekretaris Daerah Darmawan, unsur kejaksaan dan ulama.

Rapat yang dimulai pukul 08.30 WIB itu membahas kondisi keamanan di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang sempat memanas kemarin. Selain pihak kepolisian juga akan mengumpulkan bukti bukti dan para pelaku kerusuhan.

"Kita akan proses itu, tapi untuk saat ini kita kondusifkan terlebih dahulu situasi disana, untuk mencegah kerusuhan," kata Husein.

Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah meminta semua pihak untuk tidak membesar-besarkan hal ini. "Semuanya bisa kita selesaikan secara damai," ujar Zaini Abdullah. Zaini juga meminta setiap partai lokal maupun nasional untuk melaksanakan kampenye secara santun, tertib dan damai.

Massa Peta disinyalir tersinggung dengan isi kampanye Partai Aceh saat berkampanye di Takengon, Aceh Tengah. Massa dari Peta membakar atribut Partai Aceh dan salah satu posko Partai Aceh di Aceh Tengah.

Hal ini mendapat balasan dari ratusan orang yang diduga massa Partai Aceh dari Bener Meriah dan Aceh Tengah menyisir Takengon. Selain merusak posko pemenangan Tagore Abubakar, massa dikabarkan membakar satu unit mobil. Setelah peristiwa kerusuhan tersebut suanasa Ibukota Aceh Tengah menjadi seyap dan sunyi.

"Orang takut keluar rumah, toko banyak yang tutup. Ini orang laki pada jaga malam," tutur Inen Bengi, warga kota Takengon dalam perbincangan dengan Liputan6.com.

Inen Bengi berharap kondisi di Takengon dapat kembali kondusif sehingga masyarakat dapat beraktivitas tanpa rasa was-was. "Kami ketakutan lah dek, karena dekat dengan rumah. Ngapain ribut-ribut, ini udah aman udah enak cari duit," tutur dia. (Raden Trimutia Hatta)