Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah LSM antikorupsi mendeklarasikan gerakan Bersih 2014. Gerakan itu menyediakan informasi caleg yang dianggap bersih dan layak dipilih pada Pileg 2014 pada pencoblosan 9 April.
Gerakan Bersih 2014 ini diiniasiasi ICW, KontraS, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), YLBHI, WALHI, Transparency Internasional Indonesia (TII) dan Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA).
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar mengatakan, Bersih 2014 didasari banyaknya caleg yang berintegritas namun tak punya banyak dana untuk mengampanyekan diri dan programnya. Profil mereka bisa dilihat pada website www.bersih2014.net
"Promosi terhadap nama yang diusung juga melalui proses yang panjang. Seperti WALHI telah melakukan tracking, dan mendapatkan tidak lebih dari 7 persen calon legislatif yang lolos kategori 'Bersih 2014'," kata Haris Azhar di kantor KontraS, Menteng, Jakarta, Minggu (23/3/2014)
Kategori 'Bersih' tersebut meliputi, tidak terlibat kasus korupsi, tidak terlibat kasus HAM, tidak merusak lingkungan, serta keberpihakan pada kaum marjinal.
"Tujuan dipaparkannya nama-nama caleg 'Bersih 2014' ini membuka ruang bagi publik untuk mencari peluang nama caleg yang direkomendasikan dipilih publik. Terpilihnya juga demi kepentingan kita bersama," ujar Haris.
Hariz mengatakan, setelah disaring nama yang masuk, setidaknya ada 60 dari 6607 nama caleg yang namanya tertera dalam website Bersih2014. Nama-nama tersebut dipilih berdasarkan penilaian subjektif serta objektif.
"Gerakan ini bukan sekedar tools saja. Kita langsung pilih nama. Ada 50-60 (caleg), intinya kita masih punya pilihan, walau pun tidak tersebar di 77 dapil. Ini dipilih dari ukuran subyektif dan obyektif," jelasnya.
Haris mengatakan, beberapa caleg yang namanya masuk dalam Bersih 2014 seperti Ridha Saleh dan Taufik Basari. "Kita pilih Ridha Saleh, Kiyai Maman, semua karena kita tahu track recordnya," ucap Haris.
Dia mengatakan, jika nanti mereka terpilih dan terjerat korupsi, maka KontraS menjadi pihak pertama yang melawan. (Raden Trimutia Hatta)
Advertisement
Baca juga: