Liputan6.com, Jakarta - Pihak penyelenggara pemilu diminta agar lebih mewaspadai tindakan manipulasi kecurangan saat pemungutan dan penghitungan suara di luar negeri. Bahkan, jika perlu menggunakan alat pemindai seperti CCTV. Hal ini harus dilakukan agar tercipta Pemilu 2014 yang jujur, bersih dan adil.
"Kotak suara perlu dipantau dan diawasi CCTV, tempat-tempat atau box itu. Kita pantau bersama, bisa diakses oleh masing-masing partai politik," kata Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yanuar Arif di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (25/3/2014).
Misalnya, kata Yanuar, di Malaysia pemungutan suara dilaksanakan pada 6 April 2014, baru dihitung 9 April 2014. Ada rentang 3 hari. "Kita tidak tahu siapa yang jaga kotak suara itu dan tidak tahu mekanisnme penjagaannya," kata Yanuar.
Menurut Yanuar, jumlah pemilih di luar negeri pada pemilu kali ini meningkat. Jika dibanding Pemilu 2009, Pemilu 2014 mencapai 2 juta lebih. Sebagian lagi berada di Malaysia namun pengawasannya sangat minim.
"Luar negeri sangat minim pengawasan. Kami berharap PPLN bisa menjaga integritas," ujar Yanuar.
KPU menetapkan pelaksanaan pemungutan suara di luar negeri pada 30 Maret-6 April 2014. Jadwal ini berbeda dengan di dalam negeri yaitu 9 April 2014.
Kendati, penghitungan suara di luar negeri tetap dilaksanakan serentak sesuai dengan jadwal di dalam negeri yaitu 9 April 2014.
Antisipasi Kecurangan Pemilu di Luar Negeri, Perlu Gunakan CCTV
Penyelenggara pemilu diminta agar lebih mewaspadai tindakan manipulasi kecurangan saat pemungutan dan penghitungan suara di luar negeri.
Advertisement