Sukses

Jokowi Dipasangkan JK, Waketum Golkar: Apakah Pak JK Mau?

Fadel menilai, JK akan sulit menerima itu karena JK lebih senior. Jika itu terjadi, Fadel yakin suara Golkar akan pecah.

Liputan6.com, Gorontalo - Menanggapi munculnya isu pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Mohamad mengaku telah lama mendengar isu tersebut. Kendati, ia meyakini mantan presiden JK akan menolak, mengingat senioritas antara Jokowi dengan Jusuf Kalla.

"Ya, saya sudah dengar lama isu itu. Tapi pertanyaannya, apakah Pak JK mau? Kan Pak JK lebih senior dari pada Jokowi," ungkap Fadel, kepada Liputan6.com saat blusukan di salah satu warung kopi di Gorontalo, Sulawesi Utara, Selasa (25/03/2014).

Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan tersebut mengatakan, jika nantinya benar, Jokowi akan bersanding dengan JK, Fadel meyakini suara Golkar akan terpecah. Sebab, Jusuf Kalla masih memiliki massa fanatik, khususnya di wilayah Indonesia timur.

"Kalau pun itu akan terjadi, saya pribadi akan menilai, suara Golkar pada Pilpres (2014) akan terpecah. Masalahnya Pak Jusuf Kalla masih punya massa, apalagi di wilayah Indonesia timur," pungkas Fadel.

Koalisi Partai Nasionalis

Terkait Pilpres 2014, Fadel mengaku akan menjaga stabilitas politik Partai Golkar. Maka itu, partai berlambang pohon beringin itu wajib melakukan koalisi dengan partai nasionalis.

"Menurut saya pribadi, koalisi itu penting, jika Partai Golkar mau menjaga stabilitas poliitk. Menurut saya, koalisi yang ideal adalah koalisi dengan partai nasionalis, yaitu koalisi antara partai partai yang mainstreem," ungkap Fadel.

Namun, menurut Fadel terkait koalisi, Golkar akan dilakukan setelah jalannya pemilihan legislatif. "Sesuai hasil rapimnas kemarin, kita sudah putuskan akan membahas koalisi dan calon wakil presiden nanti 12 April, yang jelas setelah pileg," pungkas Fadel Mohamad.