Sukses

Dua Solusi Hanura Atasi Masalah Buruh

Penaikan upah memang menjadi salah satu solusi masalah perburuhan. Ini kata jurkam Hanura, Hary Tanoesoedibjo:

Liputan6.com, Serang - Penaikan upah memang menjadi salah satu solusi masalah perburuhan. Namun, hal itu dinilai bukan satu-satunya jalan keluar bagi masalah buruh di Indonesia.
 
Peningkatan keterampilan jauh lebih penting, karena bakal meningkatkan produktivitas dan daya saing secara jangka panjang. Apalagi, hampir separuh buruh di Tanah Air hanya lulusan sekolah dasar (SD).
 
"Upah memang penting, tapi jangan lupa solusi bagi masalah buruh harus secara menyeluruh dan dan berdampak jangka panjang. Pertama, keterampilan kaum buruh harus ditingkatkan untuk mendongkrak produktivitas," ujar Juru Kampanye Nasional Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo di Alun-alun Kota Serang, Banten, Rabu (26/3/2014).
 
Berdasarkan data BPS terakhir, sekitar 52 juta pekerja Indonesia hanya berpendidikan SD atau lebih rendah. Angka itu mencapai 46,95% dari total pekerja di Indonesia yang mencapai 110,8 juta orang.
 
"Melihat data ini, jelas bahwa buruh kita membutuhkan dukungan keterampilan. Ini sangat penting agar buruh kita sendiri bisa lebih produktif dan mampu bersaing," tegasnya.
 
Solusi kedua, lanjut HT, Indonesia harus fokus mengembangkan industri padat karya agar terbuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Tak bisa dipungkiri, jumlah pengangguran terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk.
 
Meski tahun ini diprediksi turun, setidaknya ada 7,39 juta pengangguran akhir tahun lalu. "Industri padat karya membutuhkan banyak tenaga kerja ketimbang industri yang memproduksi bahan baku," ujarnya.
 
Mendorong pertumbuhan industri padat karya dengan tenaga kerja yang produktif itu pun berlaku, untuk membangun Banten agar lebih maju dan sejahtera. Selain itu, menumbuhkan sektor UMKM dan mengembangkan sektor pertanian, merupakan upaya lain yang harus dilakukan pemerintah setempat.
 
"Untuk melakukan ini tentu pemerintah harus masuk dan turun tangan. Industri padat karya, UMKM, dan pertanian adalah potensi Banten yang harus dikembangkan secara baik. Saya yakin jika ini diprioritaskan, Banten bisa maju," tutur Cawapres dari Partai Hanura itu.
 
Mengenai persoalan gizi buruk yang masih menghantui masyarakat Banten, dinilai HT merupakan bentuk ketidakmampuan negara memperhatikan rakyatnya. Ke depan, pembangunan harus diprioritaskan untuk masyarakat lapisan bawah.
 
Hary menyayangkan dicabutnya subsidi untuk masyarakat bawah. Sebab seharusnya, pemerintah melindungi mereka dengan menaikkan subsidi. Mulai subdisi kesehatan, pendidikan, hingga perumahan.
 
”Untuk itu, Hanura menginginkan perubahan. Yakni Indonesia menjadi negara maju, dimana negaranya mapan dan negara bisa berbuat lebih banyak untuk rakyat," terang HT yang juga Ketua Umum Ormas Perindo.
 
Gunakan Hak Pilih

Pada kesempatan yang sama, Ketua DPD Hanura Banten Inaz Zubir dalam orasinya di hadapan ribuan massa pendukung Partai Hanura menghimbau seluruh masyarakat Banten untuk tidak golput. Hak pilih, kata dia, harus digunakan sesuai hati nurani.
 
"Saat ini, di Banten mengalami berbagai persoalan, seperti gizi buruk, dan tidak jelasnya arah pembangunan. Untuk itu Hanura menawarkan visi misi perubahan agar Banten bisa menjadi daerah maju," ucapnya.
 
Kampanye ini pun dihadiri Ketua Dewan Penasehat Partai Hanura Subagyo HS, Wakil Ketua Bapilu Hanura Arya Sinulingga, Sekretaris Bapilu Hanura Ahmad Rofiq, serta puluhan caleg Hanura Banten untuk DPR RI, DPRD provinsi dan kabupaten/kota.