Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie mengingatkan seluruh parpol agar berbagai kegiatan keagamaan tidak dijadikan ajang berkampanye. Larangan tersebut jelas disebutkan dalam Pasal 86 ayat 1 UU No 8 Tahun 2012, bahwa rumah sakit, fasilitas kantor, dan rumah ibadah, tidak boleh dijadikan tempat berkampanye.
"Penting sekali kita harus mengingatkan bahwa di undang-undang, masjid dan rumah ibadah ataupun kantor pemerintahan tidak boleh dijadikan ajang untuk kampanye. Apalagi sekarang masih musim kampanye sampai 5 (April). Jadi itu adalah larangan dengan ancaman pidana, tidak boleh," kata Jimly saat menghadiri acara tabligh akbar di Masjid Al Azha, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (30/3/2014).
Sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Azhar Jimly mengaku, di masjid Al Azhar ini kerap dijadikan tempat pengajian politik atau pendidikan politik sebulan sekali. Agenda ini menjadi rutin, apalagi menjelang pemilu seperti sekarang ini.
"Di sini sebulan sekali ada pengajian politik, saya di sini adalah sebagai ketua dewan pembina yayasan. Yang biasanya memang rutin, apalagi menjelang pemilu saat ini," ujar Jimly seraya menambahkan agar kegiatan tersebut jangan digunakan sebagai ajang kampanye.
Kampanye itu, kata Jimly, ada 3 macam yakni kampanye positif, kampanye negatif, dan kampanye hitam. Semua jenis kampanye tidak boleh dijalankan. Kampanye positif misalnya menganjurkan orang memilih partai tertentu atau peserta tertentu secara ekplisit, ia menyebutnya itu tidak boleh.
"Atau menganjurkan orang untuk tidak memilih parpol atau pihak tertentu itu juga tidak boleh. Itu namanya kampanye negatif. Yang lebih jelek lagi kampanye hitam. Itu menjelek-jelekan pribadi orang tanpa fakta. Aib-aib orang itu sengaja dijelek-jelekin untuk menghancurkan nama baik. Semua itu tidak boleh dilakukan di 3 tempat tadi, apalagi di musim kampanye seperti sekarang," kata Jimly mencotohkan.
Tabligh akbar politik Islam ini merupakan silahturahmi lintas parpol, ormas, mazhab dan aliran dalam kebersamaan melihat sisi politik yang sebenarnya, dengan kacamata Islam. Acara akbar ini dihadiri sejumlah tokoh partai Islam, alim ulama dan para tokoh masyarakat. (Raden Trimutia Hatta)
Baca juga:
Jokowi: Banyak Purnawirawan Dukung Saya, Tapi Tak Perlu Pamer
Advertisement