Liputan6.com, Jakarta - Pilpres 2014 diprediksi hanya akan diramaikan 3 capres. Mereka adalah Joko Widodo alias Jokowi, Prabowo Subianto, dan Aburizal Bakrie. Selain menyebut 3 capres, riset yang dilakukan IndoStrategi sejak 15 Februari hingga 25 Maret 2014 itu juga menghasilkan 2 nama calon wakil Presiden ideal. Yaitu Jusuf Kalla dan Gita Wirjawan.
Lembaga ini pun mencoba menggambarkan kekuatan ketika ketiga calon capres jika dipasangkan dengan JK dan Gita Wirjawan (GW).
Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo mengatakan, melalui analisis strategis terhadap 25 pakar bidang politik, sosial, budaya hingga pertahanan keamanan, memprediksi jika Jokowi cocok dipasangkan dengan Gita Wirjawan.
"Pasangan Jokowi dan Gita Wirjawan yang sama-sama di bawah 50 tahun tampaknya sangat mewakili harapan kepemimpinan muda," kata Andar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, rabu (2/4/2014).
"Gita bisa memback-up sisi profesionalitas Jokowi."
Andar menyebutkan Jokowi sebagai sosok populis dan solidarity maker. Sementara GW merupakan sosok profesional dan birokrat. Keduanya cerminan komposisi yang tidak melulu didasarkan pada political appointee tetapi juga profesional appointee.
"Untuk menjaga stabilitas politik pemerintahan, pasangan ini harus punya dukungan dan basis politik yang mendukungnya di parlemen," tandasnya.
Hal ini lebih baik jika dibandingkan dengan cawapres lain seperti Jusuf Kalla yang coba dipasangkan dengan Ical, Prabowo, dan Jokowi. Jika dipasangkan dengan Jokowi, JK akan merusak hubungan yang sudah harmonis lantaran JK bersifat dominan.
"Kepemimpinan JK akan lebih dominan daripada Jokowi. Sehingga itu dapat mengganggu harmobi hubungan Jokowi dan JK juga PDIP," katanya.
Kemudian melihat pasangan Prabowo dengan JK, Andar mengungkapkan hal ini tidak akan terlalu menarik untuk publik. Dan secara pribadi, keduanya memiliki karakter dominan sehingga akan menyulitkan dalam berbagi tugas.
Sama halnya jika Aburizal Bakrie dipasangkan dengan JK. Menurutnya, kemungkinan menang akan sangat kecil karena basis kedua tokoh hanya ada di wilayah tertentu. "Suara partai Golkar juga tidak cukup untuk mengangkat pasangan capres dan cawapres sendiri," jelasnya.
Kemudan, cawapres idel kedua Gita Wirjawan juga dipasangkan dengan Prabowo dan Ical. Seperti halnya dengan Jokowi, Gita juga punya chemistry baik dengan Prabowo. Namun Prabowo yang dominan dianggap tidak dapat berbagi tugas.
"Jika dengan Ical, keduanya mempunyai background seorang pengusaha. Selain itu, persoalan dari segi elektabilitas juga tidak baik. Karena Ical itu butuh pendamping yang bisa mendongkrak elektabilitasnya," tandas Andar.
Baca juga:
Survei PDB: Tak Ada yang Baru, Elektabilitas Jokowi Turun
Advertisement