Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie mengatakan pihaknya telah mengetahui titik-titik rawan kecurangan saat penghitungan suara. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menjelaskan bahwa penghitungan di tingkat Panitia Pengawas Kecamatan (PPK) merupakan titik paling rawan terjadinya kecurangan.
"Kami juga mencatat titik kerawanan dalam tahap rekapitulasi suara baik di PPS maupun di TPS, tetapi paling rawan ada di PPK," ujar Jimly dalam konferensi pers di Media Center Bawaslu, Jakarta, Kamis (3/4/2014).
Menurutnya, kerawanan yang terjadi di PPK lantaran seluruh surat suara yang sudah dilakukan perhitungan di TPS akan dikumpulkan di PPK, terlebih pengawasan di PPK dinilai lemah.
"Karena pengawasan di PPK itu sangat lemah, perolehan suara di sana dapat terjadi perubahan jika tidak diawasi dengan baik. Misalkan seharusnya partai A mendapat 18 suara, bisa berpindah ke partai lain dan partai A perolehan suaranya akan berkurang," katanya.
Selain itu, Jimly pun menilai potensi kerawanan terdapat juga dibeberapa daerah seperti Aceh, Papua dan Lampung. Untuk itu KPU mempersiapkan petugasnya guna mengantisipasi kerawanan di daerah-daerah yang berpotensi rawan tersebut.
"KPU dan Bawaslu telah melakukan hal-hal khusus untuk mengantisipasinya dan katanya petugas KPU dan Bawaslu sudah siap mengantisipasi di daerah tersebut," paparnya.
Yang jelas, Jimly mengatakan optimis bahwa Pemilu 2014 akan terselenggara dengan baik. "Kami optimis KPU, Bawaslu dan jajaran siap menyelenggarakan pemilihan umum sebaik-baiknya," pungkasnya.
Ketua DKPP: Titik Paling Rawan Kecurangan Ada di PPK
Jimly Asshiddiqie menegaskan penghitungan di tingkat kecamatan (PPK) merupakan titik paling rawan terjadinya kecurangan dalam pemilu.
Advertisement