Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta maaf atas perbuatan salah seorang anak buahnya, yang diduga terlibat dalam kasus penyerangan posko pemenangan caleg Partai Nasdem di Aceh beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, akan menindak tegas setiap ada anggota yang diduga terlibat dalam kasus hukum.
"Jujur saya akui, saya memohon maaf atas perbuatan Praka Heri," kata Moeldoko saat di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (4/4/2014).
Praka Heri merupakan anggota Batalyon 111/Raider Kodam Iskandar Muda Aceh. Ia diduga meminjamkan senjata api laras panjang organik jenis SS-2 V1 miliknya kepada salah seorang pelaku bernama Rasyidin alias Mario. Diduga, Heri meminjamkan senjata itu dalam kondisi di bawah pengaruh obat-obatan.
Moeldoko mengatakan, pihaknya telah menaruh curiga terhadap Heri, setelah mendengar kabar adanya keterlibatan oknum TNI dalam penyerangan tersebut.
Beberapa waktu lalu, Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan, dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa senjata yang digunakan pelaku dipinjam dari rekannya yang merupakan seorang anggota TNI.
"Saya sudah curiga, pasti teman dugem, teman ngobat. Ternyata benar setelah didalami," ucap Moeldoko.
Moeldoko sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh anak buahnya tersebut. Sebagai seorang prajurit, seharusnya anggota dapat memikirkan efek jangka panjang atas setiap perbuatan yang dilakukan.
"Si Praka ini memang sontoloyo. Tidak memikirkan dampak yang diperoleh atas perbuatannya. Sekarang (Heri) sedang diproses," tandas Moeldoko.
Panglima TNI Minta Maaf Soal Penyerangan Posko Nasdem di Aceh
Moeldoko telah menaruh curiga terhadap Praka Heri, setelah mendengar kabar adanya keterlibatan oknum TNI dalam penyerangan tersebut.
Advertisement