Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) mengimbau aparat kepolisian mengantisipasi dan menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) pada saat pemungutan suara Pileg 2014, Rabu 9 April. IPW mencatat, ada 8 titik yang dianggap rawan di beberapa propinsi Indonesia.
"Polri harus perhatikan 8 titik rawan yang memiliki potensi rawan saat Pileg 9 April. 8 Daerah titik rawan tersebut mengacu pada sejumlah peristiwa pra pemilu, yang terjadi sejak bulan Februari lalu hingga saat ini," Kata Ketua IPW Neta S Pane, Jakarta, Selasa (8/4/2014).
8 Daerah rawan yang harus diperhatikan kepolisian dalam upaya pencegahan adalah dengan memperhatikan tingkat kerawanan yang akan terjadi, baik pada saat penghitungan suara maupun pascapenghitungan suara.
"Adapun 8 daerah titik rawan itu DKI Jakarta, Yogyakarta, Aceh, Sumatera Selatan, NTT, Papua, Sulawesi Tengah, dan Maluku," papar Neta.
Di Aceh misalnya, dari data yang dihimpun IPW ada sekitar 11 kasus yang di antaranya kasus penembakan, pembakaran, pelemparan granat, dan pengeroyokan yang melibatkan orang tak dikenal, hingga simpatisan partai politik.
"Di Jawa Tengah, Yogyakarta beberapa hari lalu juga sempat terjadi 2 kasus kekerasan, pelemparan bom molotov, dan perkelahian massa kampanye," ujar Neta.
Selian itu, di Papua juga terjadi insiden kekerasan terhadap anggota polisi atau TNI oleh kelompok tak dikenal, yang mengibarkan bendera bintang Kejora di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini. Peristiwa ini melukai Kapolres Jayapura, Papua dan anggota TNI.
"Sumatera Selatan ada pembakaran kantor Bupati dan di Sumba Barat Daya, pembakaran gedung KPUD. Akibatnya 4 orang tewas dan 8 luka," ungkap Neta.
Selain 8 daerah tersebut, IPW juga mendata sekitar 16 kasus kekerasan yang harus menjadi perhatian Polri, dalam upaya pencegahan dalam menciptakan suasana pemilu agar tetap kondusif.
"Ini menjadi potensi ancaman bagi situasi kamtibmas di sepanjang proses Pemilu 2014. Untuk itu Mabes Polri perlu mencermati 8 daerah tersebut," tegas Neta.
Jelang H-2 Pileg 9 April 2014, Polri menurunkan 353 ribu lebih personil, ditambah 23 ribu pasukan bantuan TNI, dan 1,6 juta lebih anggota Linmas. Anggota gabungan itu akan disebar untuk mengamankan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Pengamanan itu agar pemilu berjalan aman, damai, dan lancar.
"Ada 546 ribu TPS yang perlu dijaga oleh Polri, di samping (ada juga) pemilihan di luar negeri," kata Kapolri Jenderal Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Senin 7 April 2014. (Yus Ariyanto)
Baca juga: