Liputan6.com, Jakarta - Pada H-1 Pileg 2014, berbagai daerah mulai sibuk mempersiapkan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Tak hanya tenda biasa, warga juga tak jarang membuat bermacam ornamen agar menarik masyarakat untuk datang memberikan hak suaranya.
Tapi kondisi ini tak tampak di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Di wilayah RT 3 dan RT 4 RW 3 itu, tidak terlihat kegiatan pembangunan TPS. Material banjir yang melanda wilayah itu 2 hari kemarin, membuat pembangunan tertunda.
Menurut salah seorang warga, Heru, biasanya warga memilih di sebuah lahan kosong di sekitar permukiman. Sayang, banyaknya lumpur yang menutupi lahan itu membuat warga urung membangun TPS di lokasi itu.
"Biasanya di lahan kosong. Tapi sekarang lumpurnya masih tebal. Bisa seharian bersihin lumpur doang," kata Heru saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Selasa (8/4/2014).
Sejak pertama kali diadakan pemilu, lahan kosong itu selalu jadi tempat warga menggunakan haknya. Sayang, banjir yang terus melanda membuat warga di kampung langganan banjir itu, tak bisa lagi menggunakan lahan berlumpur itu.
"Memang selalu di situ tempatnya. Kemarin-kemarin juga di situ. Pemilihan gubernur terakhir itu ya di situ," tambah Heru.
Meski bukan panitia pemungutan suara, Heru mengaku kerap membantu mendirikan TPS bersama warga lainnya. Dengan begini, pembuatan TPS bisa ditunda hingga sore nanti. "Paling nanti sore. Panitianya juga masih pada kerja. Tempatnya ya tergantung nanti."
Pantauan Liputan6.com, lahan yang biasa digunakan warga untuk lokasi pemungutan suara seluas 5 x 8 meter. Meski jarak antara jalan dengan dasar lahan 1 meter, tumpukan lumpur sisa banjir masih sangat banyak.
Tidak ada 1 pun atribut yang menunjukkan lokasi tersebut akan dijadikan TPS 014. Jangankan daftar nama, daftar pemilih yang biasa ditempel di sekitar lokasi dan selebaran bertulis nomor TPS saja tidak tampak.
Kondisi ini sangat kontras dengan dinding-dinding rumah warga yang tampak kecoklatan. Sepanjang gang 5, masih banyak stiker bergambar caleg dan partai yang menempel. Padahal, sudah memasuki masa tenang. (Yus Ariyanto)
Baca juga: