Sukses

Belum Ada TPS Keliling, Pasien RSCM Bingung Coblos di Mana

Sejumlah pasien rawat inap dan keluarga pasien RSCM mengaku bingung dengan alur pemungutan suara. Apalagi belum ada TPS keliling.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pasien dan keluarga pasien Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengaku bingung dengan alur pemungutan suara. Khususnya pasien yang sedang rawat inap. Beberapa pasien merasa kecewa bila tidak bisa memilih.

Seperti yang dirasakan Endang Afreza (43). Pria asal Bengkulu yang mengalami varises dan dirawat di RSCM ini masih berharap besar bisa memilih di Jakarta. "Di semua media kan bilang, pakai KTP saja bisa. Tapi nyatanya kami harus punya formulir A5 dan baru bisa memilih satu jam sebelum ditutup. Kenapa disulitkan. Di Bengkulu, Penyelenggara Pemungutan Suara (PPS) datang ke masing-masing pasien. Bukan kita yang datang ke TPS. Bagaimana yang masih terbaring dan ingin memilih," kata Endang saat dijumpai Liputan6.com, Rabu (9/4/2014).

Endang pun menyampaikan rasa kecewanya bila tidak bisa memilih. Pasalnya, di Bengkulu beliau juga merupakan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

"Kami kecewa, nggak ada kemudahan bagi pasien. Dan dana yang dikucurkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan sia-sia. Berapa ribu coba pasien atau keluarga pasien yang harusnya memilih. Dari seratus orang pemilih, satu orang saja tidak bisa memilih, jadi 99 kan. Sekali lagi, saya sangat dirugikan bila tidak bisa memilih. Ini masih ada waktu sekitar 3 jam. Karena kami hanya bisa menunggu," tegas Endang.

Pasien lainnya yang terbaring di RSCM adalah Tigor Siahaan (72). Pria yang harus menunggu kemoterapi karena kanker usus yang dideritanya ini juga sangat ingin mencoblos para calon pemimpin Tanah Air. Sayangnya, meski bisa mencoblos, kondisinya tidak memungkinkan untuk bisa pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) terdekat yang ditunjuk RSCM.

"Biasanya Petugas datang ke masing-masing pasien kok. Saya sangat kecewa kalau tidak bisa memilih. Tapi saya hanya bisa menunggu. Hanya saya juga heran. Di koran yang saya baca, KTP saja sudah bisa digunakan. Tapi nyatanya nggak semudah itu," terang Tigor.

Pantauan Liputan6.com di dua TPS yang ditunjuk RSCM. TPS kelurahan Pegangsaan mengaku tidak menerima pasien atau keluarga pasien karena semua karyawan atau pasien, diarahkan ke TPS kelurahan Kenari. Sedangkan menurut Ketua KPPS TPS Kenari, Iman Guhanda hingga saat ini pihak RSCM belum ada konfirmasi apapun terkait karyawan atau pasien yang ingin mencoblos.

"Beberapa bulan lalu, kami sudah minta konfirmasi pihak RSCM. Tapi mereka nggak ada jawaban. Sekarang surat suara di sini pun terbatas. Hanya ada 283 surat suara. Sedangkan kami hanya punya 6 surat suara (2 persen dari hak suara wilayah). Itupun untuk cadangan surat suara yang rusak. Sementara kami tidak bisa menolak. Sehingga bila mencukupi, pasien atau karyawan RSCM boleh memilih pada pukul 12.00," jelas Imam.

Imam pun menjelaskan, sejauh ini belum ada konfirmasi dari pihak RSCM terkait hak suara pasien yang terbaring di Rumah Sakit. "Apakan harus tetap datang kesini karena tidak ada TPS disana, atau kami kesana. Tapi kami juga belum ada infonya sejauh ini."

Hingga berita ini diturunkan, Liputan6.com masih menunggu konfirmasi pihak RSCM tentang TPS keliling di rumah sakit.

Live dan Produksi VOD