Liputan6.com, Jakarta - Dalam hasil exit poll Indikator, PKS menempati posisi 8 dengan perolehan suara 5,1 persen. PKS hanya berada di atas Nasdem, Hanura, PBB, dan PKPI.
Direktur Riset Indikator Hendro Prasetyo menilai PKS perolehan suara kurang siginifikan karena mendapat hukuman masyarakat.
"PKS kan citranya partai bersih dan karena panggilan agama. Itu beda dengan partai nonagama. Bobotnya agamis dan bersih, sehingga masyarakat harapannya tinggi. Kalau ada kesalahan itu lebih mengecewakan daripada yang mau bersih saja dan ada hukuman dari masyarakat," jelas Hendro di Ranch Market, Kembangan, Jakarta, Rabu (9/4/2014).
Hukuman yang dimaksud Hendro terjadi karena mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq menjadi terpidana kasus suap kuota impor daging. "Kalau yang terlibat hanya anggota nggak separah itu tapi ini presidennya. Bagaimana anak buahnya? Maka waktu itu banyak dugaan anak buahnya terlibat," imbuhnya.
Meski demikian, hasil exit poll dengan 5,1 persen ini sudah menunjukkan peningkatan dari awal PKS terkena masalah tersebut. Hal itu karena PKS tak memiliki kubu-kubu di internal.
"PKS punya jaringan pemilih yang loyal," pungkas Hendro.
Dalam exit poll yang dilakukan Indikator, Gerindra menempati urutan ke 3, setelah PDIP di posisi pertama diikuti Golkar. Responden dalam exit poll ini sebanyak 1.416 orang dengan margin of error sebesar 2,7 persen.
Berikut hasil lengkap exit poll Indikator:
1. PDIP: 14,6 persen
2. Golkar: 11,5 persen
3. Gerindra: 9,4 persen,
4. Demokrat: 7,5 persen
5. PKB: 6,2 persen
6. PAN: 5,8 persen
7. PPP: 5,5 persen
8. PKS: 5,1 persen
9. Nasdem: 4,9 persen
10. Hanura: 4,7 persen
11. PBB: 1,2 persen
12. PKPI: 0,7 persen
Exit Poll Indikator: Suara PKS Turun Akibat Hukuman Masyarakat
Dalam hasil exit poll Indikator, PKS menempati posisi 8 dengan perolehan suara 5,1 persen. PKS hanya berada di atas Nasdem, Hanura, dan PBB.
Advertisement