Sukses

Jika Berkoalisi dengan PDIP, Gerindra Jadikan Jokowi Cawapres

Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi menegaskan, bila koalisi PDIP-Gerindra terwujud maka PDIP harus rela menjadikan Jokowi sebagai cawapres.

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada satu partai pun yang lolos ambang batas pencalonan presiden 20 %. Opsi koalisi pun mulai diperhitungkan para peserta pemilu, tak terkecuali Gerindra. Partai yang menjagokan Prabowo Subianto sebagai capres itu, membuka peluang koalisi dengan partai manapun, termasuk PDIP.

"Kalau Gerindra dan PDIP itu sama-sama nasionalis, membela wong cilik (orang kecil) dan (koalisi) itu juga ideal. Jadi memang ada kekuatan bagus. Peluang ya iya, platformnya sama," ujar Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi di Galeri Cafe, Jakarta, Kamis (10/4/2014).

Namun Suhardi menegaskan, bila koalisi 2 partai itu mau terwujud, PDIP harus rela menjadikan Jokowi sebagai cawapres untuk Prabowo. Syarat itu mutlak dipenuhi, meski perolehan suara PDIP lebih tinggi di atas Gerindra.

"Begitulah kalau mau dengan anu, dan itu tak bisa diubah. Kan Perjanjian Batu Tulis begitu, Prabowo didukung jadi presiden. Prabowo sudah bulat ditunjuk oleh kongres luar biasa. Dan kayaknya itu nggak mungkin dilakukan kongres lagi," tegas Suhardi.

Tak hanya PDIP, Suhardi menegaskan, Gerindra juga membuka peluang koalisi dengan Partai Demokrat dan PPP. Buktinya, jauh sebelum pencoblosan, sudah terlihat komunikasi yang terekam media massa. "Saya kira komunikasi Gerindra dengan yang lain ada penjajakan."

"Prabowo dan SBY memang ada kedekatan. Kemarin ada komunikasi terbuka dengan PPP," pungkas Suhardi. (Yus Ariyanto)