Liputan6.com, Jakarta - Bekas kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjadi tempat berkumpulnya para Gusdurian di Jalan Kalibata I nomor 12, Jakarta digegerkan dengan penemuan sebuah paket mencurigakan yang diduga berisi bom, Kamis 10 April 2014 malam.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku, tak mengetahui tentang peristiwa tersebut. Namun, pria yang akrab disapa Cak Imin ini menilai, peristiwa tersebut merupakan manuver politik yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Nggak tahu saya, urusannya manuver-manuver politik. Itu cuma manuver anak kecil yang cari perhatian saja," kata Cak Imin di kediaman Rhoma Irama di Jalan Pondok Jaya VI, Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2014).
Cak Imin menyerahkan penanganan kasus tersebut kepada kepolisian."Sudah diurus polisi," tandas Cak Imin.
Paket mencurigakan itu diterima petugas jaga bernama Muhaimin pada Senin 7 April sekitar pukul 13.00 WIB dari sebuah jasa pengiriman.
Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie, paket itu ditujukan kepada Tarso, simpatisan Gus Dur di alamat bekas kantor PKB itu. Saat paket dibuka pada Kamis 10 April 2014, ternyata berisi beberapa petasan kurang lebih 25 biji dengan diikat tali dan ada tulisan di kertas.
Menurut keterangan Muhaimin, Tarso setiap hari ke kantor Gusdurian tapi tak begitu mengenalnya. "Tarso itu bukan orang sini, dia juga bukan karyawan sini. Dia cuma suka main, kumpul-kumpul, dan kenal orang di sini," jelas Muhaimin. (Yus)
Paket Diduga Bom di Markas Gus Dur, Cak Imin: Itu Cari Perhatian
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menilai ada yang sengaja melakukan manuver politik dengan mengirim paket diduga isi bom.
Advertisement