Liputan6.com, Palu - Ketua Fraksi Partai Hanura DPR RI, Sarifuddin Sudding, merasa prihatin terhadap banyaknya pelanggaran Pileg Rabu, 9 April 2014 lalu. Untuk itu, dia meminta segala bentuk kecurangan yang terjadi ditindak tegas.
Sarifuddin menyatakan, ada 3 bentuk pelanggaran yang didapatkan berdasarkan laporan timnya di lapangan.
Yang pertama, kata dia, mobilisasi massa. Kedua, sisa surat suara yang dimanfaatkan untuk dicoblos. Dan yang ketiga, dalam rekapitulasi suara terindikasi terjadi perubahan jumlah suara.
"Mereka memobilisasi mahasiswa untuk melakukan pencoblosan lebih dari sekali. Sayang sekali adek-adek mahasiswa begitu mudah diperdayai untuk menciderai proses demokrasi," ujar Sarifuddin di Palu, Jumat (11/4/2014).
Sarifuddin mengaku, telah melaporkan langsung temuannya kepada Kapolda Sulteng. "Semua yang ikut dalam proses pelanggaran Pemilu harus diberi efek jera," ucap Sudding.
Sementara terkait, indikasi terjadinya perubahan jumlah suara yang selalu terjadi pada proses Pemilu, Sarifuddin menyesalkan usulannya pada UU Pemilu tidak terakomodir.
"Waktu itu saya berjuang agar perolehan suara Caleg tidak lagi ditulis dengan angka tapi menggunakan huruf. Kalau angka mudah diganti, tapi ditulis dengan huruf akan sangat kelihatan kalau diubah. Coba saja angka 100 kalau dirubah kan gampang, tapi kalau ditulis seratus pasti kelihatan kalau mau diganti," sebutnya.
"Bagaimana mau menghasilkan wakil rakyat yang berkualitas kalau mau menang dengan cara-cara kotor seperti itu," pungkas Sudding.
Curhat Ketua Fraksi Hanura Soal Pelanggaran Pemilu
Sarifuddin mengaku, telah melaporkan langsung temuannya kepada Kapolda Sulteng.
Advertisement