Liputan6.com, Singapura - Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Singapura telah menyelesaikan perhitungan akhir keseluruhan suara. Baik hasil pencoblosan pada 6 April 2014, maupun yang diterima melalui pos. Hasilnya, partai berlambang banteng moncong putih dengan capres Joko Widodo atau Jokowi unggul.
Partai tersebut meraup suara paling besar dari 11 lainnya. Dengan 10.499 suara atau 44,02%.
Baca Juga
"Proses penghitungan bagi surat suara yang dicoblos langsung telah dilakukan pada 9 April 2014, dijaga oleh Panwaslu dan tim Mantap Brata dari Mabes Polri, serta disaksikan oleh para saksi dari berbagai partai. Adapun penghitungan surat suara yang masuk melalui pos telah dilakukan pada 12 April 2014," ujar Ketua PPLN Singapura Mirza Nurhidayat dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Senin (14/4/2014).
Dari keseluruhan surat suara yang diterima, lanjut Mirza, surat suara sah sebanyak 22.233. Sementara yang tidak sah sebanyak 1.618.
Berikut hasil penghitungan suaranya:
• PDI-P sebanyak 10.499 suara (44,02%)
• PAN sebanyak 2.989 suara (12,53%)
• Golkar sebanyak 1.961 suara (8,22%)
• Demokrat sebanyak 1.837 suara (7,7%)
• Gerindra sebanyak 1.666 suara (6,99%)
• PKB sebanyak 817 suara (3,43%)
• PKS sebanyak 759 suara (3,18%)
• Hanura sebanyak 758 suara (3,18%)
• PPP sebanyak 453 suara (1,9%)
• Nasdem sebanyak 267 suara (1,12%)
• PKPI sebanyak 119 suara (0,50%)
• PBB sebanyak 108 suara (0,45%)
Menurut Mirza, tingkat partisipasi warga Indonesia pada Pemilu Legislatif 2014 di Singapura mengalami peningkatan tajam. Jika dibanding pada Pemilu Legislatif 2009.
Pada Pemilu Legislatif 2009, tercatat sebanyak 18.286 peserta yang menggunakan hak pilih. Baik yang melakukan pencoblosan langsung maupun melalui pos. Sedangkan pada Pemilu Legislatif 2014, terdapat jumlah pemilih sebanyak 23.851 orang.
Dengan demikian, terdapat lonjakan sebanyak 5.565 pemilih, atau terjadi peningkatan jumlah pemilih sebesar 30% jika dibandingkan pada Pemilu Legislatif 2009.
Advertisement
Terobosan Barcode
Menurut Ketua PPLN Singapura itu, merupakan suatu tantangan tersendiri, untuk memberikan pelayanan terbaik bagi 13.073 pemilih yang mencoblos pada 6 April 2014 di satu lokasi dalam waktu yang bersamaan. Namun berkat penggunaan teknologi barcode, serta penyediaan 36 TPS yang terdiri dari 144 bilik suara, proses pencoblosan berlangsung lancar dan cepat.
Mengingat efektivitas penggunaan barcode tersebut, PPLN Singapura akan kembali menerapkan penggunaan barcode pada Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang. Sebab penggunaan barcode pada Pemilu legislatif tersebut, dapat meregistrasi pemilih dalam hitungan detik. Sehingga rata-rata waktu yang dibutuhkan para pemilih, sekitar 10-15 menit dari saat memasuki gerbang KBRI hingga selesai melakukan pencoblosan.
"Pada saat pemilihan Presiden mendatang, PPLN akan kembali menerapkan barcode dan menambah meja registrasi untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pemilih," tutur Mirza.
Sambung Mirza, ia pun menyampaikan ucapan terima kepada masyarakat Indonesia di Singapura. Yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, professional, ibu rumah tangga, penata laksana rumah tangga (PLRT) dan pelaut, yang membantu pelaksanaan Pemilu legislatif dengan menjadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) dan Panwaslu, serta kepada tim Mantap Brata dari Mabes Polri.
"Kami juga ucapkan terima kasih kepada KPU Pusat, Pokja Pemilu Kemlu dan Bawaslu atas kerja sama dan dukungannya sehingga Pemilu legislatif dapat berjalan lancar," tulis Mirza.
Juru bicara KBRI Singapura Simon DI Soekarno menyampaikan harapannya agar warga Indonesia di Singapura akan lebih banyak berpartisipasi dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Mengingat lancarnya pelaksanaan Pemilu Legislatif pada 6 April 2014, dan para pemilih juga tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mencoblos.
"KBRI akan membantu PPLN Singapura secara penuh dengan melakukan berbagai program sosialisasi, baik melalui media sosial maupun media lainnya. Agar lebih banyak pemilih yang berpartisipasi dalam Pilpres mendatang," kata Soekarno.
(Shinta Sinaga)