Liputan6.com, Jayapura - Pengelola Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Abepura menyulap apotek yang berukuran 3x7 meter untuk ruang rawat inap. Ini dipicu melonjaknya pasien rawat inap di rumah sakit jiwa satu-satunya di Provinsi Papua.
Direktur RSJ Abepura Samo Adi mengatakan, penambahan pasien rawat inap juga lantaran banyaknya pasien dari calon anggota legislatif (caleg) yang gagal dalam pemilihan tahun ini.
"Rata-rata yang berobat jalan ada sekitar 20 orang setiap harinya. Caleg yang berobat adalah stres berat dan belum dinyatakan gangguan jiwa," kata Samo di Jayapura, Selasa (15/4/2014).
Menurut dia, caleg yang datang berobat membutuhkan pemulihan dan pengobatan dengan jangka waktu yang lama. Para kandidat wakil rakyat ini juga patut dikasihani. Sebab, mayoritas caleg yang berobat dalam keadaan terpuruk.
"(Melihat) mereka, kasihan. Mentalnya jatuh dan tambah stres. Pengalaman pengobatan, kebanyakan para caleg susah disembuhkan, namun mereka bukan (menderita) gangguan jiwa," ungkapnya.
Samo menambahkan, fasilitas tempat tidur atau ranjang pasien yang tersedia di rumah sakit hanya ada sekitar 50-60, sedangkan pasien yang dirawat inap ada sekitar 90-an. "Pasien yang dirawat juga meningkat. Kami juga kekurangan tenaga medis dan psikiater," ujarnya.
Terkait hal itu, Samo mengungkapkan, pihaknya telah melaporkan segala kekurangan tersebut kepada Gubernur Papua Lukas Enembe dan Kementerian Kesehatan. Namun, imbuh Samo, hingga saat ini belum ada tanggapan.
"Setiap tahun memang ada penambahan tempat tidur. Namun karena pasien meningkat, fasilitas tersebut juga tak pernah mencukupi," jelas Samo. (Raden Trimutia Hatta)
Diserbu Caleg Stres, RSJ Abepura Kekurangan Ranjang Pasien
Ranjang pasien yang tersedia di rumah sakit hanya ada 50-60, sedangkan pasien yang dirawat inap ada sekitar 90-an.
Advertisement