Liputan6.com, Jakarta - Modal elektabilitas tinggi tidaklah cukup meraih simpati rakyat. Karena itu harus ditambah dengan keyakinan, bahwa Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2014 punya komitmen dalam pemberantas korupsi.
Pengamat Politik LIPI Firman Noor mengungkapkan, isu pemberantasan korupsi harus didorong selama pemerintahan berlangsung kepada pemerintahan baru mendatang.
"Jangan sampai isu ini diabaikan," kata Firman dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (15/4/2014).
"Di sinilah pentingnya pendamping capres Joko Widodo yang dianggap sebagai anti korupsi. Orang tersebut bisa dari mana saja. Tidak harus dari partai," imbuhnya.
"Tapi, harus bermodalkan ketegasan dan terbukti pernah terlibat dalam aksi pemberantasan korupsi," tuturnya.
Sebab, sambung Firman, masyarakat akan selalu menilai dan mencermati tipikor dalam setiap pemberitaan. Ketika ada pejabat, apalagi politisi, terlibat kejahatan ini, maka akan semakin mencoreng kelembagaan parpol yang menaunginya.
Karena itu, figur Abraham Samad merupakan salah satu yang terbaik. Dia akan memaksimalkan pemberantasan korupsi.
"Siapapun nantinya yang terlibat korupsi akan diberantas," jelasnya.
Kasus sebesar apapun tidak akan ada intervensi. Selama ini, Abraham Samad dikenal tegas dalam bidang Korupsi. Bahkan, Samad tampaknya akan semakin memaksimalkan diri melakukan aksi pemberantasan korupsi.
Langkah tersebut, tentunya akan menjadikan pemerintahan semakin kuat dalam penegakkan hukum.
"Samad sudah terbukti memberantas korupsi melalui institusi KPK yang kini dipimpinnya. Namun demikian, apakah Samad mau," tandas Firman.