Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menilai rencana pencapresan Aburizal Bakrie atau Ical tak perlu dipaksakan. Ini lantaran perolehan suara Partai Golkar tak mencapai 25 persen sebagai syarat mengusung capres.
Namun Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Tohari menyatakan, kevokalan Akbar dalam menyentil Ical adalah hal yang lumrah. Hal ini tak perlu ditanggapi berlebihan.
"Partai Golkar parpol yang tua, berpengalaman, tokoh banyak. Wajar kalau ada pendapat-pendapat yang bernuansa berbeda," ujar Hajriyanto di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (16/4/2014).
"Menurut saya, Akbar bilang evaluasi, perlu disikapi wajar-wajar saja. Tidak perlu berlebihan, seolah-olah evaluasi itu instrumen untuk menyerang Ical."
Di samping itu, dia juga menilai wajar pernyataan Akbar yang menyatakan diri siap menjadi cawapres. Menurutnya, tokoh sekaliber Akbar yang pernah menduduki kursi Ketua DPR pasti akan menjawab siap jika ditanyai kesiapannya menjadi capres atau cawapres.
"Jawabannya, nggak mungkin politisi senior bilang nggak siap. Semua kalau ditanya pasti siap," ucapnya.
Namun jika Akbar meminta evaluasi mengenai capres dan cawapres usungan Golkar, Hajriyanto menyarankan politisi senior itu untuk menyampaikan usulannya di forum rampimnas.
"Dalam Golkar, ada forumnya yaitu dalam rapimnas itu. Itu berwenang untuk menentukan capres dan cawapres. Termasuk di dalamnya, bila ada yang menggunakan untuk evaluasi pemilihan umum. Silakan saja," pungkas Hajriyanto.
(Shinta Sinaga)