Sukses

Sindir Jokowi, Sanusi Gerindra Dinilai Incar Posisi Wagub Jakarta

Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Mohammad Sanusi dinilai mengincar posisi Wagub DKI Jakarta dengan kerap menyindir Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Prasetyo Edi Marsudi balik menyindir Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Mohammad Sanusi. Sebelumnya Sanusi mengkritik Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang dinilai melakukan korupsi waktu setelah menjadi capres dari PDIP.

"Kemarin katanya ada omongan Jokowi korupsi waktu kan? Sekarang dia koreksi, dirinya sendiri sebagai wakil rakyat apakah pernah di kantor?" kata pria yang akrab disapa Pras itu di ruang kerjanya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Bahkan, Pras mencurigai ada maksud tersembunyi di balik tudingan miring Sanusi yang kerap menyalahkan Jokowi. Dia menyebut terdapat niat Sanusi untuk menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang otomatis akan menduduki kursi gubernur jika Jokowi terpilih sebagai presiden.

"Jadi jangan komentar, egoismenya dia ingin jadi wagub ya silakan. Mekanismenya yang betul. Jangan suka menyalahkan orang, koreksi dirinya gitu lho," imbuhnya.

Pras juga menyarankan agar Sanusi tidak lagi mencampuri urusan internal partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu. Karena menurutnya, kader partai yang ikut campur dalam urusan partai lain merupakan tindakan yang tidak pantas.

"Kita kan tidak pernah ngurus mereka. Jadi jangan suka mengurusi partai lain. PDIP dan Gerindra kan AD/ART-nya berbeda. Jangan ngobok-ngobok PDIP. Dia (Gerindra) bisa menang nggak sama PDIP? Ingat, bendera itu warnanya merah putih, bukan putih merah," tegasnya.

Saling sindir ini bermula ketika Sanusi kerap mengkritisi posisi Jokowi setelah mantan Walikota Solo itu diberi mandat menjadi capres dari PDIP. Sebab, Jokowi kerap menggunakan sisa waktunya untuk bersafari politik dan menghadiri rapat internal di kediaman Megawati.

Melihat itu, Sanusi sempat menuding Jokowi telah mengorupsi waktu karena tak jarang menggunakan jam kerjanya untuk aktivitas kepartaian. "Mungkin dia nggak korupsi, tapi waktunya dikorupsi," ujar Sanusi. (Yus Ariyanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.