Sukses

Kampanye Hitam Terhadap Prabowo Dinilai Sudah Tak Laku

Sebaiknya para jenderal yang kini terjun ke dunia politik tidak menyerang pribadi jenderal-jenderal yang tampil di panggung politik.

Liputan6.com, Jakarta - Akhir-akhir ini serangan kampanye hitam dan kampanye negatif banyak menyerang capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Bahkan, beberapa purnawirawan jenderal yang kini aktif pada parpol pun turut membuat opini negatif. Namun langkah itu dinilai sia-sia lantaran publik sudah cerdas..

"Padahal kampanye negatif sudah tidak laku lagi. Meskipun dari jenderal kalau komentarnya negatif terhadap Prabowo tidak akan didengarkan prajurit," kata Koordinator Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) Gandi Parapat dalam pesan tertulis kepada Liputan6.com, Jakarta, Rabu (16/4).

Gandi menambahkan, sebaiknya para jenderal yang kini terjun ke dunia politik tidak menyerang pribadi jenderal-jenderal yang tampil di panggung politik. "Silakan adu pinter, adu program, dan adu visi misi. Jangan menjelek-jelekkan jenderal yang lain. Biarlah rakyat yang menentukan pilihannya," ungkap Gandi.

Bukan itu saja, prajurit juga sudah dapat menilai mana jenderal yang perlu didukung. "Nah prajurit itu memiliki jiwa korsa yang sangat kuat. Saya kira mereka juga tidak suka kalau ada pemimpin yang dicintainya, kemudian dijelek-jelekan orang lain yang belum tentu sesuai dengan fakta," ucap Gandi

Sebab itu, Gandi mengimbau para jenderal politisi dapat menahan diri dan tidak usah membuat opini negatif atau pun kampanye negatif terhadap Prabowo Subianto.

"Para jenderal itu harus bisa memberikan contoh yang baik bagi prajurit dan rakyatnya. Bukan malah manas-manasin rakyat," ketus dia.

Agum Gumelar sebelumnya menyampaikan bahwa jangankan jadi presiden, jadi capres saja Prabowo harusnya malu. Membeberkan sejarah kelam 1998, Agum yang saat itu menjadi atasan Prabowo mengatakan Prabowo tersangka penculikan beberapa aktivis 1998.