Liputan6.com, Jakarta - Suara Partai Golkar yang tak sampai target 26% membuat pencapresan Aburizal Bakrie dipertanyakan. Di sisi lain, kubu Aburizal tetap ingin maju sebagai capres pada Pilpres 2014. Jika dipaksakan, hampir pasti Aburizal tak akan menang dari Jokowi dan Prabowo Subianto.
Namun, Partai Golkar tak punya tradisi menjadi oposisi. Alhasil, Golkar mengajukan 3 kadernya yang siap dilamar partai lain. Dengan harapan, Golkar tetap berada di pucuk pimpinan pada Pemilu 2014.
"Ini kan kelihatannya politik 2 kaki," kata politisi senior Golkar Zainal Bintang usai mengisi diskusi di Jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014) malam.
Menurut Zainal, cara itu dinilai bisa mengamankan posisi Golkar tetap berada di pemerintahan. Aburizal bisa saja meyakinkan peserta Rapimnas untuk memberi legitimasi sendiri maju sebagai capres. Tapi, jika kalah pasangan yang dipinang partai lain membuat Golkar tetap berada di pemerintahan.
"Cuma kan pertanyaannya, apakah Aburizal bisa mendapatkan legitimasi baru di Rapimnas yang bergolak nanti karena kegagalan suara Golkar di Pileg. Nanti itu yang jadi tema evaluasi," katanya.
Cara ini juga, menurut Zainal, dinilai sedikit meredam tekanan kepada Aburizal akibat perolehan suara Golkar pada Pileg tak sesuai target. Hal ini diperburuk dengan jabatan sebagai ketua umum partai yang juga akan dievaluasi.
"Iya, iya. Itu bercampur ya antara mengurangi tekanan, yang kedua perhitungan kalau lolos menjadi cawapres kalau nomor 2 itu masih dari tokohnya Ical," tandas Rizal.
Incar PDIP dan Gerindra
3 Nama sudah diajukan Golkar untuk menjadi cawapres partai lainnya. Ke mana mereka akan berlabuh hingga kini tak ada yang tahu. Tapi, ketiga nama itu sudah pasti akan diajukan kepada PDIP atau Partai Gerindra.
"Saya nggak tahu, yang terlihat kan 2 partai unggulan. Gerindra dan PDIP. Kepada 2 partai itulah mereka diperkenankan untuk menggelinding. Kemungkinanya itu," kata Zainal.
Sejauh ini, kata Zainal, nama yang terus muncul dan digadang-gadang menjadi cawapres terutama untuk Jokowi, yakni Jusuf Kalla. Menurut Zainal, JK mengaku sudah bertemu dengan PDIP. Tapi, pertemuan itu secara personal bukan resmi antar-partai.
"Belum. Karena PDIP juga ada dinamika internal. Ada suara suara baru cawapres yang mendampingi mau dari muda, berarti tercoret yang tua. Ada lagi wapres nanti tidak mau yang berperilaku seperti presiden kepotong lagi yang berperilaku seperti presiden," lanjutnya.
Zainal juga belum mengetahui sejauh mana kemungkinan Jokowi-JK akan terwujud. Meski sudah digembar-gemborkan jauh sebelum Jokowi mendeklarsikan capres 2014, perubahan kriteria pasangan Jokowi membuat keputusan itu sulit diprediksi.
"Sebenarnya hitungannya banyak. Kalau PDIP ingin membawa aspirasi Islam, dua orang, JK dan Akbar Tanjung, supaya ada cap Islam di dalam. Sebaliknya kalau suara PDIP ingin kita militer kenapa karena untuk mengimbangi tekanan Prabowo. Ada lagi begitu, makannya dalam wapres Jokowi itu maju mundur. Apakah Islam atau militer," pungkas Zainal.
Sediakan Cawapres, Zainal Golkar: Ini Kelihatannya Politik 2 Kaki
Politisi senior Golkar Zainal Bintang mengatakan, Golkar menggunakan 2 kaki untuk mengamankan posisi Golkar tetap berada di pemerintahan.
Advertisement