Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan Joko Widodo sebagai capres PDIP ternyata tidak memberi effect berarti kepada partai. Terbukti, PDIP hanya meraih suara 19% versi hitung cepat. Padahal, diperkirakan dengan kehadiran Jokowi, PDIP dapat mendulang 30% suara.
Kegagalan ini disinyalir karena kader PDIP belum solid dan sepenuhnya bekerja untuk meningkatkan suara partai. Bukan hanya mengharapkan kekuatan Jokowi seorang.
Menurut Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari, hal itu tidak akan terjadi pada Pilpres 2014. Eva mengklaim PDIP lebih solid untuk memenangkan pemilu Juli mendatang.
"Iya karena ada pembagian tugas dari awal," kata Eva di Mega Institute, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014).
Eva menjelaskan, sejak pileg selesai diselenggarakan, DPP sudah menentukan tugas dan membagi beberapa tim. Tugas tim ini juga termasuk menjalin komunikasi pada partai lain untuk berkoalisi.
"Saya pikir DPP sudah dibagi tugas ya, siapa melakukan pendekatan dengan siapa," lanjutnya.
Dia mengungkapkan, DPP terus menggelar rapat secara intensif terlebih, waktu pendaftaran capres-cawapres semakin dekat. Tapi, keputusan cawapres tetap ada di tangan Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Kalau urusan penetuan cawapres itu Ibu Mega dan Pak Jokowi. Karena bagaimana pun tentu ya dalam DPP ada rapat, tapi untuk kata akhir adalah 2 orang ini," tandas Eva.
(Shinta Sinaga)