Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai tokoh yang berasal dari suku Jawa memiliki peluang lebih besar, dibandingkan lainnya. Hal itu jika Indonesia menggunakan sistem one man one vote atau pemilihan langsung pada Pilpres.
"Kalau masih pemilihan pakai one man one vote, tetap orang Jawa yang menang," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (25/4/2014).
Selain latar belakang, kata Ahok, masyarakat Indonesia juga lebih memilih para tokoh yang 'kejawa-jawaan'. Misalnya nama yang berbau Jawa.
Meskipun pada Pemilu 2004, Jusuf Kalla terpilih menjadi wakil presiden, mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Namun pada akhirnya sulit dilanjutkan, karena suku Jawa merupakan penduduk mayoritas di Indonesia.
"Kalau nggak orang Jawa pun minimal namanya ada nama Jawa. Makanya, bapak gua kasih gua nama Basuki," gurau Ahok seraya tertawa.
Sebagai sesama negara yang menerapkan sistem demokrasi, pemilihan one man one vote di Amerika Serikat hanya sampai pemilihan gubernur negara bagian. Sedangkan, pemilihan presiden dilakukan melalui electoral college.
Ahok: Sistem <i>One Man One Vote</i>, Orang Jawa Pemenangnya
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok menilai tokoh yang berasal dari suku Jawa memiliki peluang lebih besar, dibanding lainnya.
Advertisement